ILMU TASHAWWUF BUKAN BID’AH
Oleh: Ahmad Ishomuddin
Ada sebagian kecil umat Islam yang merasa benar sendiri dalam beragama dan punya hobi memaksakan kehendaknya menuding bahwa ajaran tashawwuf yang diajarkan oleh para ulama itu bid’ah, yakni mengada-adakan perkara baru dalam urusan agama tanpa ada contohnya dari Rasulullah shalla Allahu ‘alaihi wa sallama. Tudingan keji bahwa tashawwuf itu bid’ah tidaklah benar dan jauh panggang dari api, karena sebenarnya tashawwuf itu diperoleh dari sejarah Rasulullah shalla Allahu ‘alaihi wa sallama dan dari para sahabatnya yang mulia.
Perilaku ahli tashawwuf terkemudian pada dasarnya meneladani perilaku para sahabat Nabi dan generasi sesudah mereka (tabi’in) meskipun mereka tidak menamakan diri mereka sebagai kaum sufi (mutashawwifin). Mereka menjalani hidup dengan penuh keikhlasan karena Tuhan bukan karena diri sendiri, menghiasi diri dengan sifat zuhud, selalu menjaga ibadah, dengan sepenuh hati dan jiwa menghadap Allah dalam keseluruhan waktunya. Mereka tidak mencukupkan diri hanya dengan berikrar dalam akidah keimanan dan menunaikan rukun-rukun Islam belaka, melainkan menyertainya dengan upaya untuk mencicipi kelezatan dengan rasa hatinya, menambahnya dengan apa saja yang dianjurkan oleh Rasulullah berupa ibadah-ibadah sunnah, dan menjauhkan diri dari apa saja yang makruh lebih-lebih lagi dari apa saja yang diharamkan, sehingga mata batin mereka terang benderang dan hati mereka pun menjadi sumber kebijaksanaan.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.