kawanku semua yang berbahagia, beruntunglah manusia bertuhan kepada Allah, coba kalau Allah seperti manusia, mudah marah, gampang kecewa, tentu kita sudah dikubur hidup-hidup sebelum jadwal kematian datang. coba bayangkan kita yang seringnya berurusan dengan manusia, sekali cacat saja, kadang pintu sudah dikunci mati dan cap jelek pasti selamanya dilekatkan kepada kita. sekali lagi beruntunglah manusia yang bertuhan Allah swt, maka ucapkanlah ALHAMDULILLAHIRABBIL ALAMIN seperti yang dicontohkan rosulullah saw. bukan “Alhamdulillah sesuatu”, kenapa kita serinngnya memplesetkan ajaran nabi kita yang begitu mulya penuh dengan makna dan fitrahnya, kenapa malah mengikuti tren saat ini “dilihat seperti islam tapi sungguh jauh dari nilai-nilai islam” kawanku bisakah engkau melihatnya…????
sebuah kisah…
Seorang pengusaha shalih bernama Kajiman -bukan nama asli- sedang menginap di sebuah hotel berbintang lima di Semarang. Usai melakukan qiyamul-lail ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat untuk shalat Shubuh berjamaah. Waktu saat itu menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan.Sehingga Ia ingin jalan-jalan sebentar sebelum sholat shubuh.
Begitu keluar dari lobby hotel, Kajiman pun meminta kepada tukang becak yang bernama Ibnu untuk mengantar keliling Semarang. Kira-kira belasan menit sudah Ibnu mengayuhkan pedal becak, sayup-sayup terdengar suara tarhim yang mengisyaratkan waktu shubuh akan tiba.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.