sahabatku semua yang dirahmati Allah. Benar memang kata orang, jikalau kita ingin terlihat lebih baik maka bercerminlah. Karena dengan cermin kita bisa mengetahui kotoran atau noda di wajah kita, sekecil apapun itu, bahkan pada bagian-bagian yang tak bisa dijangkau oleh pandangan mata. Tapi sayang, tidak semua orang bisa bercermin, lebih tepatnya tidak mengetahui fungsi cermin yang sebenarnya. Apalagi cermin kehidupan kita, lah kenapa bisa begitu ?
kondisi semacam itu juga merasuki para pencari ilmu, seringkali para pencari ilmu enggan bercermin akan kegagalan dalam belajar, termasuk saya sendiri. seringkali dalam pelajaran tertentu, sampai berulang kali dibaca dipahami berkali-kali baru bisa, apakah engkau mengalami demikian. ? bisa jadi.
kesibukan sering kali dijadikan alasan gagalnya belajar, kesibukan kerja, kesibukan bermain, kesibukan berinteraksi dengan lingkungan sosial, maupun kesibukan-kesibukan lainnya yang disinyalir dijadikan alasan menjauhkan dari yang namanya “belajar”. sungguh benar kata guru-guru, jika ingin berhasil dalam menuntut ilmu, sungguh-sungguhlah belajar karena hanya orang rajin saja yang berpulang lebih besar meraih kesuksesan, bukan begitu kawan ?
namun ada satu faktor penting yang juga berperan penting dalam kesuksesan menuntut ilmu ? apa itu ? adakah yang tahu..?
sebuah kisah menarik semoga menginspirasimu….
seorang santri dari Indonesia menuntut ilmu di Rubath Tarim pada zaman Habib Abdullah bin Umar Asy Syathiri. Setelah di sana 4 tahun, santri itu minta pulang. Dia pamit minta izin pulang kepada Habib Abdullah.
“Habib, saya mau pulang saja.”
“Lho, kenapa?” tanya beliau.
“Bebal otak saya ini. Untuk menghafalkan setengah mati. Tidak pantas saya menuntut ilmu. Saya minta izin mau pulang.”
“Jangan dulu. Sabar.”
“Sudah Bib. Saya sudah empat tahun bersabar. Sudah tidak kuat. Lebih baik saya menikah saja.”
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.