Beranda

Cerita Santri Sodron saat Sholat

2 Komentar


santri sodronbismillahirahmanirahim.

sahabatku semua yang dirahmati allah, kata “sodron” apakah engkau tahu arti kata ini, kata sodron selalu bernada miring. istilah orang yang Sodron bisa diartikan “orang yang stress/ orang yang miring/ pikirannya gak normal / bodoh bisa juga diartikan lucu, menarik, “aneh” pokoknya kata “sodron” artinya bisa banyak hal

baiklah kawan, saya tidak bermaksud membahas itu lebih mendalam, ada sebuah kisah menarik tentang santri sodron saat sholat, seperti apa ceritanya,  mari simak sama-sama.

Siang itu, karena ada halangan. Santri Sodron tidak dapat ikut sholat dhuhur berjama’ah ke Masjid. Terpaksa ia sholat munfarit / sendiri di rumah. Pas mau takbir, tiba – tiba ada yang ngucap salam. Ada tamu rupanya. Sang tamu pun ternyata belum juga sholat. Alhasil mereka pun melaksanakan sholat berjama’ah di ruang tamu rumah Santri Sodron dan tuan rumahlah sebagai Imamnya.

Pada mulanya sholat berjalan adem ayem aman sentosa. Sampai akhirnya ada seekor ayam jantan menerobos ruang tamu dan bertengger di dekat makan siangnya Santri Sodron yang rencananya mau disantap selepas sholat dhuhur.

baca kisah cahaya hati selengkapnya…

Abu Nawas dan Wahabi

4 Komentar


Anti WahabiWahabi 1 : Jangan melakukan suatu ibadah yang nggak ada contoh dari Rasulullah saw

Abu Nawas : Kalo gitu jangan ente dengerin kutbah jum’at dengan Bahasa Indonesia

Wahabi 2 : Semua amalan itu tertolak kalau nggak ada contoh dari Rasulullah

Abu Nawas : Kalo gitu ente jangan lakukan shalat tarawih sebulan penuh di mesjid

Wahabi 3 : Islam itu sudah sempurna nggak perlu di tambah2 lagi

Abu Nawas : Kalo gitu nggak usah banyak omong, Islam kan sudah sempurna nggak perlu lagi di tambah2 ajaran aneh wahabi

Wahabi 4 : Kubah kuburan wali harus di rubuhkan karena berpotensi syirik di sembah2

Abu Nawas : Kenapa hanya kubah kuburan doang yg di rubuhkan, sekalian aja tebang semua pohon didunia, ratakan gunung2, goa2, laut, semuanya juga berpotensi syirik

Wahabi 5 : Tassawuf itu ajaran baru karena Rasulullah nggak pernah menyebut sufi

baca humor selengkapnya…

Koruptor bertemu Ustadz

5 Komentar


Humor politik
Seorang kepala daerah yg terkenal luas sebagai pelaku korupsi, suatu hari berkunjung kerumah seorang ustadz yang santun, berilmu dan hidup sederhana. Ia mulai bertanya kepada ustadz tersebut.

Kepala daerah : “menurut ustadz, saya dan ketua DPRD hebatan mana”?
Ustadz : “tentu….hebatan bapak, karena ketua DPRD tidak dikelilingi para pengusaha seperti bapak” (Si kepala daerah mulai senyam-senyum)

Kepala daerah : “kalo sama preman dikota ini kuatan mana?
Ustadz : “masih kuat bapak” buktinya para preman tunduk, begitu bapak kasih uang.” ( Si kepala daerah mulai senyum agak lebar)

Kepala daerah : ” lha,, kalo sama kapolres dan kajari hebat mana?
Ustadz : “tetep hebat bapak, karena bukan kapolres to kajari yang tangkap bapak kalau bapak korupsi tapi KPK.” ( Si kepala daerah makin gede kepala)

Kepala daerah ; ini pertanyaan, harap dijawab jujur ea ustadz. Kalau sama orang saleh dan alim hebat mana?”
Ustadz : “masih hebatan bapak, karena untuk jadi kepala daerah, bapak menghabiskan banyak uang milyran rupiah agar dipilih rakyat. Kalau ustadz dan orang alim gak punya duit untuk mrayu warga memilihnya….” ( Senyuman sang kepala daerah berubah jadi tawa)

Kepala daerah : “ini pertanyaan terakhir, kalau sama NABI SAW, hebat mana ? (Jidat ustadz berkerut tanda ia berfikir keras)
Ustadz : “eeeeeeemmmmmmzzz…… Masih hebatan BAPAK, kalau NABI masih takut sama ALLAH SWT. Bapak kan sudah tidak takut sama ALLAH SWT, buktinya bapak KORUPSI….

Lalu apa yang terjadi…..silahkan dilanjut sendiri…
Semoga bermanfaat.

abu nawas; mimpi terindah

Tinggalkan komentar


abu nawas mengenakan jubah sufinya dan memutuskan untuk melakukan sebuah pengembaraan suci. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang yogi dan seorang pendeta.

Mereka bertiga sepakat membentuk tim. Ketika sampai di sebuah perkampungan, kedua teman seperjalanan meminta abu nawas untuk mencari dana, sementara mereka berdua berdakwah.abu nawas berhasil mengumpulkan uang yang kemudian dibelanjakannya untuk halwa.

abu nawas menyarankan agar makanan itu segera dibagi, tapi yang lain merasa belum terlalu lapar sehingga diputuskan untuk membaginya pada malam harinya saja.

baca kisah selengkapnya..

abu nawas; menolong bulan

3 Komentar


Ketika sedang berjalan-jalan, abu nawas melewati sebuah sumur yang membuatnya ingin melihat ke dalamnya. Ketika itu hari mulai malam. Waktu abu nawas menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.

“Aku harus menyelamatkan bulan!” pikir abu nawas. “Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir.”

baca kisah selanjutnya..

abu nawas; jangan terlalu dalam

1 Komentar


Telah berulang kali Abu Nawas  mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Abu Nawas menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok. Tapi — kita tahu — menyogok itu diharamkan. Maka Abu Nawas memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri.

baca selengkapnya..

abu nawas; ikhlas & pencuri

1 Komentar


Tidak etis jika kita selalu menyebut-nyebut pertolongan yang kita berikan kepada orang lain. Abu nawas hampir saja terjatuh ke dalam sebuah kolam. Tapi seseorang yang tidak terlalu dikenalnya berada di dekat tempat itu dan kemudian menolongnya. Setelah itu, setiap kali orang itu bertemu dengan Abu nawas, ia selalu mengingatkan kebaikan yang pernah dilakukannya terhardap sang Abu nawas.

baca selengkapnya..

abu nawas; waktu perang

Tinggalkan komentar


Ketika perang Salib, Abu nawas tertangkap dan dikenai kerja paksa di sebuah parit dekat benteng Aleppo. Kerja paksa itu, begitu melelahkan sehingga sang Abu nawas sering kali berkeluh kesah.

Suatu hari, seorang pedagang yang mengenalnya lewat di jalan tempatnya bekerja, dan kemudian menebus sang Abu nawas dengan tiga puluh uang keping perak. Abu nawas dibawa pulang oleh sang pedagang, dan diperlakukan dengan baik sekali. Sang pedagang, juga memberikan anak perempuannya kepada sang Abu nawas untuk diperistri.

baca selengkapnya..

abu nawas; bukan sayuran

Tinggalkan komentar


Suatu kali Abu nawas menjadi orang penting di istana. Ia gunakan posisinya ini untuk menunjukkan cara mengatur orang-orang di dalam istana. Suatu hari Raja merasa lapar sekali. Beberapa tukang masak menyajikan hidangan yang luar biasa enaknya, sehingga Raja meminta Kepala Istana untuk menyiapkan makanan seperti itu setiap hari.

“Bukankah ini sayuran terbaik di dunia, Abu nawas ?” tanya sang Raja kepada Abu nawas .
“Teramat baik, Tuanku.” jawab Abu nawas .

baca selengkapnya..

abu nawas; bayar hutang

1 Komentar


“Saudaraku,” kata Abu nawas kepada seorang tetangga, “aku sedang mengumpulkan uang untuk membayar utang seorang laki-laki yang amat miskin, yang tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya.”
“Sikap yang amat terpuji,” komentar tetangga itu, dan kemudian memberinya sekeping uang.
“Siapakah orang itu?”
“Aku,” kata kata Abu nawas sambil bergegas pergi. Beberapa minggu kemudian kata Abu nawas muncul lagi di depan pintu tetangganya itu. “Kupikir, kau mau membicarakan soal utang,” kata sang tetangga yang sekarang tampak sinis.
“Betul demikian.”

baca kisaH SELENGKAPNYA..

abu nawas; hukum pancung

Tinggalkan komentar


Cita-cita atau obsesi menghukum Abu Nawas sebenarnya masih bergolak, namun Baginda merasa kehabisan akal untuk menjebak Abu Nawas. Seorang penasihat kerajaan kepercayaan Baginda Raja menyarankan agar Baginda memanggil seorang ilmuwan-ulama yang berilmu tinggi untuk menandingi Abu Nawas. Pasti masih ada peluang untuk mencari kelemahan Abu Nawas. Menjebak pencuri harus dengan pencuri. Dan ulama dengan ulama.

Baginda menerima usul yang cemerlang itu dengan hati bulat. Setelah ulama yang berilmu tinggi berhasil ditemukan, Baginda Raja menanyakan cara terbaik menjerat Abu Nawas. Ulama itu memberi tahu cara-cara yang paling jitu kepada Baginda Raja. Baginda Raja manggut-manggut setuju. Wajah Baginda tidak lagi murung. Apalagi ulama itu menegaskan bahwa ramalan Abu Nawas tentang takdir kematian Baginda Raja sama sekali tidak mempunyai dasar yang kuat. Tiada seorang pun manusia yang tahu kapan dan di bumi mana ia akan mati apalagi tentang ajal orang lain.

baca selengkapnya..

abu nawas; masuk penjara

Tinggalkan komentar


Abu Nawas masih mengeram di penjara. Namun begitu Abu Nawas masih bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan memakai tangan orang lain. Baginda berpikir. Sejenak kemudian beliau segera memerintahkan sipir penjara untuk membebaskan Abu Nawas. Baginda Raja tidak ingin menanggung resiko yang lebih buruk. Karena akal Abu Nawas tidak bisa ditebak. Bahkan di dalam penjara pun Abu Nawas masih sanggup menyusahkan orang.

Keputusan yang dibuat Baginda Raja untuk melepaskan Abu Nawas memang sangat tepat. Karena bila sampai Abu Nawas bertambah sakit hati maka tidak mustahil kesusahan yang akan ditimbulkan akan semakin gawat. Kini hidung Abu Nawas sudah bisa menghirup udara kebebasan di luar. Istri Abu Nawas menyambut gembira kedatangan suami yang selama ini sangat dirindukan. Abu Nawas juga riang. Apalagi melihat tanaman kentangnya akan membuahkan hasil yang bisa dipetik dalam waktu dekat.

baca kisah selengkapnya..

abu nawas; cangkul penjara

2 Komentar


Karena dianggap hampir membunuh Baginda maka Abu Nawas mendapat celaka. Dengan kekuasaan yang absolut Baginda memerintahkan prajurit-prajuritnya langsung menangkap dan menyeret Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara. Waktu itu Abu Nawas sedang bekerja di ladang karena musim tanam kentang akan tiba. Ketika para prajurit kerajaan tiba, ia sedang mencangkul.

Dan tanpa alasan yang jelas mereka langsung menyeret Abu Nawas sesuai dengan titah Baginda. Abu Nawas tidak berkutik. Kini ia mendekam di dalam penjara. Beberapa hari lagi kentang-kentang itu harus ditanam. Sedangkan istrinya tidak cukup kuat untuk melakukan pencangkulan. Abu Nawas tahu bahwa tetangga-tetangganya tidak akan bersedia membantu istrinya sebab mereka juga sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Baca selengkapnya..

abu nawas; tipu muslihat

Tinggalkan komentar


Ada seorang Yogis (Ahli Yoga) mengajak seorang Pendeta bersekongkol akan memperdaya Iman Abu Nawas. Setelah mereka mencapai kata sepakat, mereka berangkat menemui Abu Nawas di kediamannya. Ketika mereka datang Abu Nawas sedang melakukan sholat Dhuha.

Setelah dipersilahkan masuk oleh istri Abu Nawas mereka masuk dan menunggu sambil berbincang-bincang santai. Seusai sholat Abu Nawas menyambut mereka. Abu Nawas dan para tamunya bercakap-cakap sejenak.

baca selengkapnya..

abu nawas; tenggelam

Tinggalkan komentar


Kapal tampaknya mulai tenggelam. Para penumpang yang sebelumnya menertawakan peringatan abu nawas yang meminta mereka agar bersiap-siap untuk kehidupan akhirat, mulai berlutut dan berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa, mereka berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.

baca selanjutnya..

abu nawas; tukang bohong

Tinggalkan komentar


Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan. Tetapi tanpa keikutsertaan Abu Nawas perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan. Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengajaknya ikut serta.

Abu Nawas tidak keberatan. Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama. Tak terasa mereka telah menempuh hampir separo perjalanan. Kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk. Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu. Setahu mereka kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata. Bukan hutan yang dihuni binatang-binatang buas yang justru akan membahayakan jiwa mereka. Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali. Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan?

baca kisah selengkapnya..

abu nawas; pangeran sakit

5 Komentar


Secara tak terduga Pangeran yang menjadi putra mahkota jatuh sakit. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk memeriksa dan mengobati tapi tak seorang pun mampu menyembuhkannya.

Akhirnya Raja mengadakan sayembara. Sayembara boleh diikuti oleh rakyat dari semua lapisan. Tidak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga. Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan itu dalam waktu beberapa hari berhasil menyerap ratusan peserta.

Namun tak satu pun dari mereka berhasil mengobati penyakit sang pangeran. Akhirnya sebagai sahabat dekat Abu Nawas, menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota. Baginda Harun Al Rasyid menerima usul itu dengan penuh harap. Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan tabib. Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa. Para tabib yang ada di istana tercengang melihat Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan. Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran? Sedangkan para tabib terkenal dengan peralatan yang lengkap saja tidak sanggup. Bahkan penyakitnya tidak terlacak.

baca kisah selengkapnya..

abu nawas; engkau

Tinggalkan komentar


Suatu hari abu nawas, sambil berdiri di dekat lapangan sebelah pasar, dengan sepenuh hati melantunkan sebuah syair:

selanjutnya..

abu nawas; itik kaki satu

Tinggalkan komentar


Sekali lagi abu nawas diundang Timur Lenk.abu nawas ingin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik itu telah dimakan abu nawas sebuah kakinya pagi itu. Setelah berpikir-pikir, akhirnya abu nawas membawa juga itik panggang berkaki satu itu menghadap Timur Lenk.

Seperti yang kita harapkan, Timur Lenk bertanya pada abu nawas, “Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, abu nawas ?” baca selengkapnya,,

abu nawas; api

5 Komentar


Hari Jum`at itu, abu nawas menjadi imam Shalat Jum`at. Namun belum lama ia berkhutbah, dilihatnya para jamaah terkantuk-kantuk, dan bahkan sebagian tertidur dengan lelap. Maka berteriaklah Sang abu nawas,

“Api ! Api ! Api !”

Lainnya

abu nawas; kena tipu

Tinggalkan komentar


Karena kesulitan uang, Abu Nawas memutuskan untuk menjual keledai kesayangannya. Keledai itu merupakan kendaraan Abu Nawas satu-satunya. Sebenarnya ia tidak tega untuk menjualnya. Tetapi keluarga Abu Nawas amat membutuhkan uang. Dan istrinya setuju.

Keesokan harinya Abu Nawas membawa keledai ke pasar. Abu Nawas tidak tahu kalau ada sekelompok pencuri yang terdiri dari empat orang telah mengetahui keadaan dan rencana Abu Nawas. Mereka sepakat akan memperdaya Abu Nawas. Rencana pun mulai mereka susun. Ketika Abu Nawas beristirahat di bawah pohon, salah seorang mendekat dan berkata, “Apakah engkau akan menjual kambingmu?” Tentu saja Abu Nawas terperanjat mendengar pertanyaan yang begitu tiba-tiba.
“Ini bukan kambing.” kata Abu Nawas.
“Kalau bukan kambing, lalu apa?” tanya pencuri itu selanjutnya.
“Keledai.” kata Abu Nawas.
“Kalau engkau yakin itu keledai, jual saja ke pasar dan dan tanyakan pada mereka.” kata komplotan pencuri itu sambil berlalu. Abu Nawas tidak terpengaruh. Kemudian ia meneruskan perjalanannya. Ketika Abu Nawas sedang menunggang keledai, pencuri kedua menghampirinya dan berkata.

baca kisah selengkapnya,,

abu nawas; manusia bertelur

3 Komentar


Sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid ingin mengalahkan Abu Nawas. Namun perangkap-perangkap yang selama ini dibuat semua bisa diatasi dengan cara-cara yang cemerlang oleh Abu Nawas. Baginda Raja tidak putus asa. Masih ada puluhan jaring muslihat untuk menjerat Abu Nawas.

Baginda Raja beserta para menteri sering mengunjungi tempat pemandian air hangat yang hanya dikunjungi para pangeran, bangsawan dan orang-orang terkenal. Suatu sore yang cerah ketika Baginda Raja beserta para menterinya berendam di kolam, beliau berkata kepada para menteri,

“Aku punya akal untuk menjebak Abu Nawas.”
“Apakah itu wahai Paduka yang mulia?” tanya salah seorang menteri.
“Kalian tak usah tahu dulu. Aku hanya menghendaki kalian datang lebih dini besok sore. Jangan lupa datanglah besok sebelum Abu Nawas datang karena aku akan mengundangnya untuk mandi bersama-sama kita.” kata Baginda Raja memberi pengarahan.

baca kisah selengkapnya..

Abu nawas; tangkap angin

5 Komentar


Abu Nawas kaget bukan main ketika seorang utusan Baginda Raja datang ke rumahnya. Ia harus menghadap Baginda secepatnya. Entah permainan apa lagi yang akan dihadapi kali ini. Pikiran Abu Nawas berloncatan ke sana kemari. Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.

“Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas.
“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti, tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin.

baca kiah selengkanya..

abu nawas; pakaian kering

Tinggalkan komentar


Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang tanpa bisa dicegah oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara. Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu Abu Nawas amat takut kepada beruang.

Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia, tidak berani menolak titah Baginda. Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.

baca selengkapnya..

abu nawas; istana di gunung

8 Komentar


Baginda Raja baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Tanpa membuang waktu Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, “Abu Nawas engkau harus memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?” tanya Baginda sambil melirik reaksi Abu Nawas.

baca kisah selengkapnya..

Abu nawas; keledai pandai

1 Komentar


suatu hari Timur Lenk menghadiahi Abu nawas seekor keledai. abu nawas menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,

“Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.” aku ingin keledai itu menjadi pandai, tuturnya”

Abu nawas berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Abu nawas menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Lainnya

Abu nawas; istana awang-awang

4 Komentar


Abu Nawas belum kembali. Kata istrinya ia bersama seorang Pendeta dan seorang Ahli Yoga sedang melakukan pengembaraan suci. Padahal saat ini Baginda amat membutuhkan bantuan Abu Nawas. Beberapa hari terakhir ini Baginda merencanakan membangun istana di awang-awang. Karena sebagian dari raja-raja negeri sahabat telah membangun bangunan-bangunan yang luar biasa.

Baginda tidak ingin menunggu Abu Nawas lebih lama lagi. Beliau mengutus beberapa orang kepercayaanya untuk mencari Abu Nawas. Mereka tidak berhasil menemukan Abu Nawas kerena Abu Nawas temyata sudah berada di rumah ketika mereka baru berangkat.

baca kisah selanjutnya

Abu nawas; menjebak pencuri

3 Komentar


Pada zaman dahulu orang berpikir dengan cara yang amat sederhana. Dan karena kesederhanaan berpikir ini seorang pencuri yang telah berhasil menggondol seratus keping lebih uang emas milik seorang saudagar kaya tidak sudi menyerah. Hakim telah berusaha keras dengan berbagai cara tetapi tidak berhasil menemukan pencurinya. Karena merasa putus asa pemilik harta itu mengumumkan kepada siapa saja yang telah mencuri harta miliknya merelakan separo dari jumlah uang emas itu menjadi milik sang pencuri bila sang pencuri bersedia mangembalikan.Tetapi pencuri itu malah tidak berani menampakkan bayangannya. Kini kasus itu semakin ruwet tanpa penyelesaian yang jelas. Maksud baik saudagar kaya itu tidak mendapat-tanggapan yang sepantasnya dari sang pencuri. Maka tidak bisa disalahkan bila saudagar itu mengadakan sayembara yang berisi barang siapa berhasil menemukan pencuri uang emasnya, ia berhak sepenuhnya memiliki harta yang dicuri. Tidak sedikit orang yang mencoba tetapi semuanya kandas.

baca kisah selanjutnya..

Older Entries

%d blogger menyukai ini: