sahabatku semua yang dirahmati Allah, andai didompetmu cuma ada uang 100 ribu saja, apa yang akan kamu perbuat dengan uang tersebut? mau dibuat beli pulsa? mau buat makan? atau mau sedikit diamalkan ke masjid to panti asuhan? ato mau diapain? jika hidup di kota-kota besar 100ribu tidaklah ada artinya dalam beberapa hari saja pasti habis, misal makan 3x sehari dengan asumsi makan nasi + pecel ayam + es teh manis berpa coba ? Rp 12ribu kan, terus di kali 3 jadi sama dengan 36ribu, berarti dalam waktu 3 hari uang tersebut sudah habis ya to tidak kawan, tapi coba bayangkan uang seratus ribu untuk para tukang becak, bayangkan arti 100ribu buat kuli bangunan, bayangkan 100ribu buat pelayan restoran, bayangkan 100ribu buat karyawan bawahan, bayangngkan berapa berartinya uang tersebut. ada yang bilang “uang susah dicari namun lancar sekali buangnya” apa arti 100ribu buatmu kawan? semoga engkau bisa menggunakannya dengan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya, sungguh diluar sana masih banyak yang susah daripada kamu..
sebuah kisah menarik, bagi yang sudah pernah baca diambil hikmahnya saja.
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.
Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.