IMG_20141026_052006Bismillahirahmanirahim

Sahabat semua yang dirahmati Allah. semua mungkin terlena dengan kemajuan teknologi yang begitu pesatnya, semua mungkin keasyikan dengan kemudahan informasi dalam genggaman layar kaca, mau cari apapun tinggal ketik muncul apa yang dicari. kemajuan zaman membawa kemudahan, kemajuan teknologi membawa perubahan cepatnya penyampaian sebuah informasi, tak khayal semakin maju sebuah negara pasti didukung dengan kemajuan salah satunya teknologi, plus minus yang dibawa kemajuan selalu menjadi problematika yang tak terpisahkan. tontonan bisa jadi tuntunan dan tuntunan banyak yg cuma sekedar tontonan, kondisi semacam ini menjadi sebuah realita akhir zaman. Apapun yang kita lihat di dunia ini selalu menggoda, keindahannya kecantikannya dan segala pernak-pernik yang ada. maka sungguh benar untaian mutiara nasyid “apa yang ada jarang disyukuri,apa yang tiada sering dirisaukan, nikmat yang dikecap baru kan terasa bila hilang, apa yang diburu timbul rasa jemu, bila sudah di dalam genggaman, dunia ibarat air laut diminum hanya menambah haus, nafsu bagaikan fatamorgana di padang pasir, panas yang membahang disangka air, dunia dan nafsu bagai bayang-bayang, dilihat ada ditangkap hilang”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda
“Demi Allah, dunia ini dibanding Akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan Jarinya ke laut, air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia ( akhirat = laut) ” (HR Muslim).

Tak salah kita berusaha mencari dunia, tapi fikirkan juga untuk kehidupan kita yang lebih kekal dan  abadi.
Semangat kita mencari dunia, maka untuk akhirat harus jauh lebih giat, Ingat, kita semua ibarat musafir yang sedang berjalan mengumpulkan bekal menuju satu titik pasti yaitu alam akhirat,

Manusia itu lemah Tapi seringkali dia baru sadar saat dia sakit.
Manusia itu sangat butuh Allah Tapi seringkali dia baru sadar saat keadaan darurat.
Manusia itu bodoh Tapi seringkali dia baru sadar saat dia melihat betapa banyak masalah rumit di depannya.
Manusia itu banyak lalai karena godaan dunia Tapi parahnya, banyak dari mereka baru sadar saat nyawa telah pergi untuk selamanya.

APAKAH KITA LUPA Atau memang sengaja melupakan?

Rambut mulai beruban, kulit mulai mengeriput, gigi mulai tanggal, mata mulai rabun adalah sebagian peringatan Allah yang berulang-ulang agar kita tidak sombong dan lupa diri, agar tidak merasa kuat selalu, merasa hidup selalu, merasa hebat selalu

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Ar-Ruum : 54)

Sakit, lemah, letih, tua, keriput, dll, semuanya peringatan bahwa engkau hanyalah sementara…

Sungguh merugi seseorang yang terus diberi peringatan akan tetapi ia tidak bisa memetik dan mengamalkan satupun kebaikan satupun.
Sungguh merugi orang yang mengerti bahwa hidup di dunia ini hanya sementara tapi dia tidak mau sibuk mengumpulkan amal ibadahnya untuk akhiratnya

sahabat semua yang dirahmati Allah.

Al-Habib Umar Bin Hafidz juga menasehati para penuntut Ilmu tetap wajib menyampaikan ilmunya, meskipun belum semua diamalkan. Allah swt mensyariatkan dakwah atau mengajak manusia kepada kebaikan dan telah mensyariatkan pula kepada manusia untuk mengamalkan kebaikan. Apabila dia lemah dalam hal mengamalkan kebaikan, maka jangan ia mengumpulkan keburukan dengan keburukan yang lain, yaitu meninggalkan dakwah orang lain kepada kebaikan. Seandainya dalih diatas semacam itu benar, tentu tidak ada seorang pun yang pantas mengajak manusia kepada kebajikan. Karena tak seorang manusia kecuali ia memiliki kekurangan.
Akan tetapi bila ia jujur dalam berdakwah, ikhlas dalam mengajak manusia kepada kebaikan, maka sesungguhnya Allah menerima amal kebaikannya berupa ajakannya kepada manusia untuk melakukan amal kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran. Dan pahala yang menunjukkan kebaikan,sama seperti pelakunya.
Semoga hal ini menjadi penghapus dosanya atau memperkecil hukumannya atas kekurangan yang ada pada dirinya (tidak mengamalkan yang Allah Ta’ala perintahkan).
Meski tidak dapat dipungkiri, hal itu tercela disebabkan kekurangan tersebut. Akan tetapi bukan berarti kekurangannya dalam hal amalnya, menjadi alasan untuk meraih kekurangan pula dalam dakwahnya, menjadikan kita enggan untuk berdakwah. Gunakanlah waktumu sebaik mungkin, tanamkan tiada hari dengan menunjukkan kebaikan, dan orang yang menunjukkan kebaikan akan selalu condong hati dan amalnya ke arah baik. karena bisa jadi karena berbuat kebaikan-kebaikan itu pulah yang menarik dirinya untuk berlaku baik sehingga Allah meridhoinya dan menjadikannya Ahli syurga. Wallahu A’lam

Sahabatku yg dirahmati Allah.

Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasehati kalian, dan Bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling sholeh di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasehat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya. Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”

Pada suatu hari beliau rahimahullah pergi menemui murid-muridnya dan mereka tengah berkumpul, maka beliau rahimahullah berkata:

“Demi Allah ‘Azza wa Jalla, sungguh! Andai saja salah seorang dari kalian mendapati salah seorang dari generasi pertama umat ini sebagaimana yang telah aku dapati, serta melihat salah seorang dari Salafus Sholeh sebagaimana yang telah aku lihat, niscaya di pagi hari dia dalam keadaan bersedih hati dan pada sore harinya dalam keadaan berduka. Dia pasti mengetahui bahwa orang yang bersungguh-sungguh dari kalangan kalian hanya serupa dengan orang yang bermain-main di antara mereka. Dan seseorang yang rajin dari kalangan kalian hanya serupa dengan orang yang suka meninggalkan di antara mereka. Seandainya aku ridha terhadap diriku sendiri pastilah aku akan memperingatkan kalian dengannya, akan tetapi Allah ‘Azza wa Jalla Maha Tahu bahwa aku tidak senang terhadapnya, oleh karena itu aku membencinya.”

(Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri, hal.185-187).

“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan sibuk memperbaikinya dengan tidak mempedulikan cacat dan aib orang lain. Dan, barangsiapa mengenal Rabb-nya, maka ia akan sibuk ber-‘khidmah’ kepada-Nya dengan meninggalkan ajakan hawa nafsunya.”

(Maulana Abah al-Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan)

Ya Rabb, Zaman akhir begitu dekat , Zaman Akhir mulai sedikit demi sedikit nampak,
bantulah kami ya Rabb untuk bisa lebih dekat kepadaMu, dan Tampakkanlah kepada kami hidayah petunjukmu..
Jangan biarkan kami menjadi bagian yang suka mendzolimi diri sendiri… bantu kami ya Rabb, tuntun kami kearah-MU..

semoga bermanfaat

Bekasi, 16 Maret 2016