bismillahirahmanirahim

kaya rayasahabatku semua yang dirahmati  Allah, Semenjak kita dilahirkan atau bahkan semenjak terbentuknya segumpal darah di perut ibunda kita hingga detik ini. Allah SWT dengan Kasih dan Rahmat-Nya tiada henti-hentinya mencurahkan nikmatNya kepada kita. Baik nikmat yang pernah dan selalu kita pinta atau yang tidak pernah kita pinta. betul tidak kawan.. ?

ada sedikit pertanyaan yang kadang disalah gunakan orang dalam mengartikan kesuksesan, kata MAPAN, kata ini kelihatanya sederhana sih, tapi ada penekanan makna didalamnya bahkan kebanyakan orang ingin kata MAPAN selalu melekat pada dirinya,

ada apa dengan kata MAPAN, apa arti sebuah keMAPANan ? kenapa orang-orang sangat ingin sekali menggapainya ?

sahabatku, adakah yang mau menjelaskan ?

sebagai pembuka dari kata MAPAN, kiranya kisah dibawah ini bisa membuka mata hatimu, selamat membaca …

Kisah inspiratif kita kali ini datang dari seseorang yang begitu sangat sederhana, namun penuh dengan pelajaran yang amat sangat berharga. Seorang kakek berusia 71 tahun, penjual es Dawet keliling yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.

Pak Sukimin, nama dari kakek tersebut, seorang pahlawan keluarga yang menginjak usia renta, tapi sama sekali tidak surut semangatnya untuk terus berjuang dan bekerja keras. Tidak kurang dari 50 kilo meter ditempuhnya setiap hari, dengan memikul gerobak es seberat 40 kg, mulai dari jam 5 pagi sampai jam 8 malam. Semua itu terdorong atas kuatnya keinginan bahwa dia menjauhi sifat meminta- minta dan karena pemenuhan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

Selama 40 tahun lebih, pekerjaan tersebut telah dilakukannnya. Dan Subhanallah, kerja keras setiap hari itupun ternyata tidak terus membuatnya jauh dari sang maha kuasa. Walau dalam hujan dan panas, ketika mendengar adzan, seketika itu pula pak Sukimin mencari masjid terdekat dan menjalankan sholat berjamaah. Selain itu, cara belajar keikhlasannya yang begitu sangat sederhana, namun menyentuh hati semua orang yang melihatnya adalah dengan penerimaannya atas pembagian rejeki yang diterimanya dari Allah subhanahu wataala.

“Saya pernah waktu sholat, gerobak saya tinggal didepan masjid. Saya sudah pasrahkan sama Allah saja. Tapi ternyata ada orang jahat yang mengambil semua uang yang telah saya dapat seharian. Tapi saya ikhlas kok. Kalau sampai diambil orang berarti itu bukan rejeki saya. Biar untuk dia saja tidak apa- apa, semoga lebih berguna untuk dia.” Cerita bapak 5 orang anak ini.

Menurut pak Sukimin, dalam hidup ini manusia mendapatkan peran yang bermacam- macam, namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan, pekerjaan apapun itu adalah untuk mencari ridho Allah. Saja. Dan hal itulah yang meringankan hatinya jika musibah datang menghampiri. ” Seringkali ada orang yang beli namun tidak bayar, saya menunggu sampai lama ternyata orangnya tidak membayar. ya saya tidak apa- apa. Kan sudah diminum juga. Sah kok itu untuk dia.” lanjutnya. Beliau juga tidak terlalunya sedih saat tubuh rentanya telah lelah memikul gerobak yang sedemikian berat, sehingga kakinya tersandung dan pecahlah semua barang dagangannya. ” Lah wong sudah jatuh, mungkin belum rejeki saya. ya nanti kapan- kapan berarti saya diajari Allah disuruh hati- hati lagi”. Subhanallah, kemiskinan ternyata tidak menghalangi batinnya untuk menerapkan ilmu ikhlas kepada sesamanya.

Memang, kehidupan ini tidak sempurna dan tidak banyak memberi kesenangan kepada pak Sukimin, namun hal itu juga tidak membuat beliau ragu untuk membagikan ilmunya kepada yang ingin berguru kepadanya. ” Rejeki itu sudah diatur sang maha kuasa. Saya ini hanya perantara saja. saya sama sekali tidak takut tersaingi. Malah ilmu yang saya berikan nanti itu, akan menemani saya saat saya mati nanti. saya percaya itu”. Sama sekali tidak ada rasa permusuhan ataupun iri dengki dalam ketatnya persaingan dan beratnya hidup. Dalam susahnya mencari rupiah, justru membuat pak Sukimin semakin berbesar hati untuk berbagi. Hal yang sangat jarang untuk bisa dilakukan, bahkan oleh orang kaya sekalipun, jika tidak murni adanya perbuatan itu yang hanya karena Allah.

Kesabarannya dalam menghabiskan jatah hidup detik per detik telah menempanya menjadi seorang manusia yang kuat, tabah dan tidak pengeluh. Hal inilah juga yang menyebabkan beliau tetap bersemangat untuk menjual dagangannya walaupun dalam kondisi cuaca apapun.” Kalau lagi hujan, ya saya tidak bisa berteduh, harus tetap jalan. Nanti kasihan ibu nunggu dirumah malah kawatir. Akhirnya saya pakai saja plastik untuk sekedar menutup tubuh agar tidak dingin ” Kata Kakek dari 11 cucu tersebut.

Bagi pak sukimin, bukan kemiskinan yang menyakitkan hatinya, tapi saat dia tidak bisa bekerja lagi untuk menyenangkan hati keluarganya, terutama sang istri. Penghasilan yang hanya 30 ribu rupiah sehari, tidak mengurangi kesyukurannya atas jatah rejeki yang telah dibagikan dari sang maha kuasa. ” Saya dan istri selalu bersyukur dengan apa yang ada. buat saya yang penting istri dan keluarga senang. Jangan pernah iri dengan yang dimiliki orang lain”

Subhanallah, betapa akan sangat membahagiakan mempunyai ayah, ataupun suami yang bisa menjadi tauladan seperti beliau. Beliau sangat setia kepada keluarga dan setia kepada tanggung jawab pekerjaannya.Keluguan dan kesederhanaan serta keikhlasan yang sangat apa adanya memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Semoga Allah selalu menjaga beliau, sebagai balasan kuatnya penjagaan amanah beliau atas kebahagiaan keluarganya.

SAHABATKU yang saya sayangi karena Allah,

apakah engkau sudah tahu definisi kata mapan dari cerita diatas, ?

banyak orang menganggap kalao orang yang sudah memiliki pekerjaan yang bagus, rumah sendiri, gaji yang tinggi, mandiri bisa dikatakan orang itu sudah mapan, bahkan karena terkenalnya dia di desanya dengan sebutan kata MAPAN, maka tak jarang orang tua berbondong menyerahkan anak gadisnya untuk ia persunting, ini fenomena yang sering saya tangkap,

banyak orang mengukur orang lain dengan rumah yang bagus bahkan yang sering mudah adalah orang menyebut MAPAN jika sudah mempunyai pekerjaan yang tetap dengan gaji yang baik, pasti lah semua orang menggapnya dirinya itu mapan..

pertanyaan saya, emang MAPAN seperti itukah ?

saya cari dimana-mana saya dapatkan definisi mapan yang seperti ini ;

Mapan adalah kondisi kecukupan lahir dan batin. Namun pengertian mapan dalam arti sempit lebih berkonotasi kecukupan dalam arti materi dan kemantapan karier. Seseorang yang telah mapan adalah yang kondisi ekonominya stabil, pekerjaannya mantap dan menjanjikan serta jabatan/profesinya dapat diandalkan untuk menjamin kehidupannya dan keluarganya.

Mapan merupakan suatu keadaan seseorang yang menunjukkan status sosialnya dalam keberadaannya di suatu lingkungan. Keadaan dimana seseorang dinilai memiliki suatu kelebihan dalam hal kebutuhan pribadinya yang secara tidak langsung bersinggungan dengan materi. Namun dapat pula diartikan tidak hanya dari ekonomi namun dapat pula secara sosial dan agama (namun jarang sekali yang demikian)

Itulah fenomena yang terjadi saat ini, dimana setiap orang sedang mengalami degradasi IMAN.  segala sesuatu di ukur berdasarkan materi, Lalu sebuah pertanyaan akan muncul, bagaimana makna MAPAN menurut saya, Apakah saya dan Anda sudah mapan ?

MAPAN kata ini sangat sederhana bagi saya, namun kata ini begitu mendalam jika kamu tahu dimana letak kekuatan kata ini, saya tidak mau ikut-ikutan tergerak oleh kebanyakan orang mendifinisikan kata MAPAN ini, kata mapan bagi saya adalah harapan karena jika kata ini saya urai akan muncul seperti ini ;

M : Mantap

A : Agama

P : Pengalaman / Pengetahuan

A : dan

N : Iman

Mapan ( Mapan Agama, Pengetahuan / Pengalaman, dan Iman )

secara garis besarnya ada tiga hal pokok yang terpenting yaitu

1. mantap agama-nya

2. mantap ilmu pengetahuan / pengalaman-nya

3. mantap iman-nya

kenapa saya mengartikan mapan seperti diatas, sebagai kekuatan modal utama yang harus manusia miliki ?

Allah berfirman ” Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah jadikan baginya jalan keluar (dari setiap permasalahannya).Dan Dia(Allah) akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya ” At- Tholaq (65) : 2 -3 )

Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam setiap urusannya .” At-Tholag (65) : 4

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)QS. Hud (11) : 6

sahabatku yang dirahmati Allah

Sungguh beruntung yang menyadari masa depan anaknya yang sesungguhnya adalah saat setelah mereka meninggal. Akan tetapi alangkah banyaknya orang orang tua yang hanya berfikir untuk kehidupan anaknya saat di dunia dan lalai akan bekal akhiratnya. Mari kita Tanya diri kita sendiri dimana anak kita sekolah dengan siapa berteman dan menikah, bekerja dan tinggal dimana, apa yang ia baca dan ia lihat dan seterusnya

mari kita preteli kata MAPAN yang saya Anggap penting ;

1) MANTAP AGAMA

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar kata gam artinya pergi. Kemudian akar kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Di samping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya. Kata religireligion dan religio, secara etimologi menurut Winkler Prins dalam Algemene Encyclopaediemungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata religere atau religare yang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari kata religere yang berarti berhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu yang dianggap suci.

Din berasal dari bahasa Arab dan dalam Alquran disebutkan sebanyak 92 kali. Menurut arti bahasa (etimologi), din diartikan sebagai balasan dan ketaatan. Dalam arti balasan, Alquran menyebutkan kata din dalam surat Al-Fatihah ayat 4, Maliki Yaumiddin (Dialah Pemilik (Raja) Hari Pembalasan).” Demikian pula dalam sebuah hadis, din diartikan sebagai ketaatan. Rasulullah SAW bersabda : “Ad-diinu nashiihah (agama adalah ketaatan).” Sedangkan menurut terminologi teologi, din diartikan sebagai : adanya berkeyakinan, pengaturan/system, obyek pengabdian atas kekuatan supranatural (Tuhan atau dewa) membawa kepada keselamatan manusia di dunia dan akhirat

Oleh karena itu, dalam din terdapat empat unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan terhadap adanya Yang Agung dalam bentuk iman kepada Allah, 2) tata hubungan terhadap Yang Agung tersebut dalam bentuk ibadah kepada Allah, 3) tata kaidah/doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-Qur`an dan Sunnah Nabi, 4) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk taqwa, yakni mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Berdasarkan pengertian din tersebut, maka din itu memiliki empat ciri, yaitu: 1) din adalah peraturan Tuhan, 2) din hanya diperuntukkan bagi manusia yang berakal, sesuai hadis Nabi yang berbunyi: al-din huwa al-aqlu la dina liman la aqla lahu, artinya: agama ialah akal tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal, 3) din harus dipeluk atas dasar kehendak sendiri, firman Allah: la ikraha fi al-din, artinya: tidak ada paksaaan untuk memeluk din (agama), 4) din bertujuan rangkap, yakni kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat

Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut. Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syariati, 1985 : 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.

Manfaat Agama bagi Manusia

1. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.

2. Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.

3. Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.

4. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.

so, sangat penting sekali bukan, bahkan pernah mendengar suatu cerita yang ANTI AGAMA sekalipun, saat naik pesawat yang saat itu tengah gonjang diterjang badai, semua orang berdoa kepada tuhannya, dan orang atheis itupun berdoa juga, karena dia menyadari bahwa sesunguhnya manusia itu lemah ada yang lebih dari segalanya yaitu tuhan yaitu Agama jalannya, karena kekakuan hatinya sehingga cahaya-cahaya tuhan itu tidak sekalipun menyentuh hati mereka.

Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuh kembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai keimanannya.Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi Rahmatan lilalamin maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).

itulah kenapa pentingnya BER-AGAMA,

2) MANTAP ILMU PENGETAHUAN / PENGALAMAN

Suatu hari seorg ayah & anaknya sdg duduk berbincang2 di tepi sungai. Sang ayah berkata kpd anaknya,”lihatlah anakku, air begitu penting dlm kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

Pd saat yg bersamaan, seekor ikan kecil mendengar itu dr bwh permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah & ingin tahu apkh air itu, yg katanya begitu penting dlm kedpn ini. Ikan kecil itu berenang dr hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kpd setiap ikan yg ditemuinya,”hai tahukah kamu di mana tempat air berada ? Aku tlh mendengar percakapan manusia bhw tanpa air kehdpan akn mati.”

Ternyata semua ikan yg tlh ditanya tdk mengetahui di mana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air utk bertemu dg ikan spuh yg sdh berpengalaman, kpd ikan sepuh itu ikan kecil ini menayakan hal yg sama,”di manakah air ?”

Ikan sepuh itu nenjawab dg bijak,” tak usah gelisah anakku, air itu tlh mengelilingimu, shg kamu bahkan tdk menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akn mati.”

Apa arti cerita tsb bagi kita ?
Manusia kadang2 mengalami situasi yg sama spt ikan kecil, mencari ke sana ke mari ttg kehdpan & kebahagiaan, pdhal ia sdg menjalaninya, bahkan kebahagiaan sdg melingkupinya sampai2 ia sendiri tdk menyadarinya.

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).”

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:

  1. Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama.
  2. Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala  adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam.
  3. Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala.
  4. Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan.
  5. Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala.
  6. Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agam

sahabatku, kata bijak yang populer berkata ” pengalaman adalah guru terbaik ” dan pengalaman akan menjadi pengalaman yang terbaik jika diiringi dengan pengetahuan yang baik pula, untuk itulah MANTAP PENGETAHUAN / PENGALAMAN itu sangat penting sekali, terlebih pengetahuan dan pengalaman tentang ilmu agama.

Saya ingat ada hadis di mana Ibn.  Abbas r. a  berkata “Nabi Sulaiman a.s. diberi kesempatan untuk memilih antara harta, kerajaan,  dan ilmu, maka ia memilih ilmu, maka diberi kerajaan dan kekayaan, karena ia memilih ilmu, maka yang lainnya ikut padanya” (HR. Ibn. Asakir n Addailami).

jika suatu bangsa ingin maju dalam ilmu pengetahuan, maka tidak ada cara lain kecuali menjadikan penelitian sebagai bagian dari tradisi bangsa itu. Kita bisa melihat bangsa yang telah maju peradabannya tidak bisa dipungkiri telah menjadikan penelitian sebagai tradisi kehidupannya. so disini PENGALAMAN YANG BICARA BUKAN ?

Mengapa Nabi sampai menyampaikan hadis yang terkait dengan ilmu. Dalam pandangan Islam, manusia adalah khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah , manusia diberi otoritas sepenuhnya untuk memanfaatkan semua yang diciptakan Allah, baik yang ada di darat dan di laut, bahkan di udara  untuk kemaslahatan dan  kesejahteraan hidup manusia itu sendiri. Untuk bisa memanfaatkan semua yang telah diciptakan Allah diperlukan ilmu pengetahuan. Lewat ilmu pengetahuan, manusia tidak saja bisa memanfaatkan semua cipataan Tuhan untuk kepentingan mereka, tetapi juga mampu mengungkap misteri di balik semua ciptaan itu hingga sampai pada simpulan bahwa tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia. Semua bermanfaat, tetapi tidak semua manusia mampu memahaminya karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.

Ilmu pengetahuan tidak terbatas pada ilmu tentang alam atau yang disebut sebagai ilmu alam (natural sciences) seperti kimia, fisika dan biologi, tetapi juga  ilmu-ilmu sosial dan humaniora, seperti sosiologi, antropologi, sejarah, ekonomi, politik, bahasa, sastra, seni, filsafat dan sebagainya. Orang bisa memilih di antara ilmu-ilmu  tersebut untuk ditekuni secara serius, sesuai minat dan kompetensinya. Tidak ada ilmu yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Pada hakikatnya semua ilmu memiliki derajat yang sama. Yang membedakan adalah wujud realitas yang dikaji dan tujuannya.

begitu pentingnya pengetahuan dan pengalaman

lantas bagaimana kita bisa memahami sebuah kisah-kisah kejadian hidup kita jika tanpa didasasi dengan ilmu dan pengalaman, ya gak kawan ..?

3) MANTAP IMAN

Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.

Bila orang hanya memiliki ilmu yang sarat dengan pengetahuan, sehingga derajatnya di hadapan manusia terpandang, beramal banyak dihiasi pula dengan akhlak terpuji tanpa beriman kepada Allah maka kehidupannya akan goyang ibarat sebuah pohon besar yang menjulang ke langit dengan buahnya lebat berguna untuk kehidupan, daunnya rindang dapat sebagai tempat berteduh tapi akarnya tidak kuat tentu saja dalam waktu singkat pohon itu akan rubuh.
Ilmu tanpa dilandasi dengan iman akan mencetak manusia pintar perusak karena ilmunya digunakan untuk kehancuran dan pemikirannya cendrung mendewakan akal. ,

Amal usaha manusia sebagaimanapun banyaknya tidak akan dinilai Allah sebagai pahala karena Allah hanya akan membalas perbuatan orang beriman. Orang yang berbuat sesuatu tanpa dilandasi iman akan berbuat dengan motivasi di luar tuntunan agama, karena kebiasaan , memberi bantuan karena hiba atau mengharapkan balasan. Akhlak yang tidak dilandasi dengan iman bukanlah akhlak, dia disebut dengan moral,etika, susila atau kata lain yang sebangsa itu.
Akhlak adalah tuntunan kehidupan yang datang dari wahyu Allah dengan teladan Nabi Muhammad Saw, berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, kehadirannya bagi seorang muslim adalah pencerminan dari iman sehingga mustahil seseorang yang tidak beriman akan mampu berakhlak sebagaimana orang-orang yang beriman kepada Allah.
Iman merupakan modal dasar dari hidup; berapa banyak manusia yang mampu bertahan menghadapi gelombang kehidupan ini karena masih mempunyai iman, dan tidak sedikit manusia lari dari kehidupan dengan meninggalkan eksistensi dirinya sebagaimana seorang Profesor bernama Paul Fahrenfest; seorang intelek, ia berasal dari keluarga yang baik-baik, ia telah mendapat pelajaran dan didikan yang teratur menurut cara didikan yang sebaik-baiknya. Otaknya yang amat tajam itu telah menukik menggali rahasia ilmu yang dapat dicapai oleh manusia dizamannya pula…tak pernah terdengar ia melakukan sesuatu pekerjaan yang tercela, pergaulannya selalu dengan orang baik-baik pula,akhlaknya baik penyayang dan disayangi

Kenapakah sekarang ia melakukan sesuatu perbuatan yang lebih buas dan ganas sifatnya dari perbuatan seorang penjahat, membunuh anak sendiri, dan setelah membunuh dirinya pula. Perbuatan yang dilakukan Profesor Paul Fahrenfest dengan membunuh diri bukan karena kurang ilmu atau sedikit amal dan bukan pula tidak bermoral, dia disenangi dalam pergaulan lagi terhormat, bunuh diri yang dilakukannya karena imannya tidak ada, rohaninya kosong, jiwanya hampa dari petunjuk.

KARENA KURANGNYA IMAN ORANG BERILMU SERING KALI LUPA DIRI

Ciri – ciri orang beriman

  • Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena cobaan.
  • Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
  • Senang mencari dan menambah ilmu
  • Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal sOleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
  •  Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ رواه البخاري .

Daripada Ibn ‘Abbas katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dua ni’mat yang kebanyakan orang kerugian padanya, kesihatan dan waktu lapang.” (al-Bukhari: 6412, al-Tirmidhi: 2304, Ibn Majah: 4170 )

Perkataan maghbun dalam hadis ini diambil dari ghabn atau ghaban. Yang pertama bermaksud rugi, tidak memperolehi keuntungan dan yang kedua membawa pengertian kebodohan, mudah ditipu dan merujuk kepada kekurangan pada akal.

Hadis ini termasuk dalam hadis-hadil mithal, ya’ni perumpamaan yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. supaya dapat difahami dengan jelas untuk umatnya. Orang yang diberikan kesihatan dan kelapangan waktu ibarat peniaga yang mempunyai modal. Tentu sekali perlu dia menguruskan modalnya dengan sebaiknya untuk memperolehi keuntungan dan mengelakkan diri dari kerugian. Dia mestilah memilih untuk bermuamalat dengan orang yang amanah lagi jujur. Ini menuntutnya bijak merancang supaya tidak tertipu.

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.

sahabatku yang baik HATINYA,

sebuah kisah penutup semoga kamu semua bisa memahami,

Orang yang melihat dan mengenal Evelyn Adams mungkin akan beranggapan bahwa ia merupakan orang yang paling beruntung di dunia. Semestinya memang demikian, karena Evelyn Adams pernah memenangkan lotere New Jersey sebanyak dua kali pada tahun 1985 dan 1986 sejumlah USD $5,4 juta.
Seluruh uang hasil dari kemenangannya habis sama sekali – sebagian besar habis di mesin jackpot Atlantic City. Ia pun kemudian harus hidup di sebuah trailer park. William “Bud” Post melakukan hal yang lebih lagi, bayangkan ia memenangkan lotere Pennsylvania sejumlah USD $16,2 juta atau setara dengan Rp162 miliar. Kemudian, ia investasikan di bisnis mobil dan restoran, setahun kemudian ia berhutang USD $1 juta dan dinyatakan bangkrut. Saat ini ia hidup dengan jaminan sosial pemerintah.

Sebaliknya, seorang pengusaha properti mengalami kemerosotan yang sedemikian parah sehingga ia harus menanggung hutang perusahaan sebesar USD $3,5 juta dan sebesar USD $900 juta untuk hutang pribadi di tahun 1990. Kemudian, kita akan mengenal orang ini sebagai salah satu pembicara, seminar, workshop. Saat itu, Anda dan saya jauh lebih kaya dari orang tersebut karena Anda dan saya tidaklah memiliki hutang sebesar itu.
Lima belas tahun kemudian, tepat di tahun 2005, majalah Forbes memasukkan nama orang ini ke dalam daftar 400 orang terkaya di Amerika. Ia bisa mengubah hutang sebesar USD $900 juta menjadi keuntungan bersih sebesar USD $2,7 miliar dalam waktu 15 tahun dan Anda mengenal namanya dengan sebutan Donald Trump. “Apa sebetulnya perbedaan dari Evelyn Adams, William “Bud” Post dan Donald Trump?”. “Yes, mentalitas atau pola pikir”.
“Kalau Anda ingin mengubah buahnya pertama Anda harus mengubah akarnya, kalau Anda ingin mengubah yang kelihatan pertama Anda harus mengubah yang tidak kelihatan dan kalau Anda ingin mengubah hasilnya Anda harus mengubah pola pikir atau Mindset Anda”.

velyn Adams dan William “Bud” Post tidak mengubah pola pikir mereka sehingga pola pikir yang lama akan menyeret mereka kepada tindakan-tindakan yang lama, padahal keadaan saat ini berbeda. Karena masih menggunakan tindakan-tindakan yang lama maka hasil yang lama tetap mereka dapatkan dan membuat keaadaan yang baru cepat berubah dan kembali kepada keadaan yang lama.
Sebaliknya, Donald Trump memiliki pola pikir orang sukses karena ia pernah sukses sebelumnya. Dan ini terpancar kepada tindakan-tindakannya dan hasil yang mereka dapatkan akan segera berubah.

lalu apa yang sya maksud dari cerita Donald Trump diatas. harus segera merubah mindset pola pikir kita itu intinya, harus segera meninggalkan pola pikir masyarakat yang instan yg berpikir tentang MAPAN, jika ketiga MAPAN ( mantap agama, pengetahuan / pengalaman dan iman ) bisa kamu pegang, istiqomah, saya yakin kita semua bisa sukses baik di dunia ini hingga di akherat nanti, indah bukan apa kalian tidak menginginkan sperti itu ?

Sahabatku yang aku sayangi,

sebagai penutup kajian ini ada sedikit yang harus kita pahami bersama,

kalau kita teliti dengan hati, ternyata Ada tiga hal yang menyebabkan virus ( materialisme, fanatik ingin kaya, acuh tak acuh, dsb ) tersebut masuk ke hati kita, yaitu,

Pertama, kurang merenungi nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Maka yang tidak merenungi nikmat Alah SWT tidak akan bisa mengagungkan nikmat tersebut, dan yang tidak bisa mengagungkan nikmat tidak akan bisa mensyukurinya.

Kedua, selalu melihat kepada orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dalam urusan dunia. Hal ini amatlah mempengaruhi ketamakan hati seseorang. Sehingga dengan berbagai cara mencari alasan untuk menjadikan dirinya butuh kepada hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkannya.

Ketiga, adanya kesombongan yang telah menjadikan seseorang gengsi melakukan kesederhanaan. Inginnya selalu dilihat dan diperhatikan oleh orang lain dengan segala kelebihan, baik dalam pekerjaan, cara berpakain, makanan minuman, tempat tinggal dan kendaraannya.

Padahal jika kita semua kembali kepada, kesederhanaan dan ketawadhuan yang diajarkan oleh Rosulullah SAW maka  tidaklah kita akan tersiksa dengan gengsi dan gaya hidup. Dan jika  kita mendahulukan yang halal dan di ridhohi Allah SWT maka tidaklah kita akan tersiksa dengan kesederhanaan dalam hidup kita

bagaimana sahabatku, bagaimana kamu memaknai kata MAPAN ?

apakah sama seperti saya, atau kebanyakan orang ?

Ya Allah, jangan biarkan kami berkata, “ini Hidupku, ini pilihanku”

Padahal dalam setiap sholat kami, kami berkata, “inna sholaati wanusuki wa mahyaya, wamamaati lillahi robbil ‘alamin”

Ya Rabb, luaskanlah hati kami, luaskanlah cara pandang kami, agar ketika kami menunjuk menyalahkan orang lain, maka 4 jari ini tetap menunjuk kepada diri kami, berkata, “Bukankah kita sendiri yang malas, bukankah diri kita ini penyebab semuanya?”

Ya Rabb, jangan jadikan “pilihan untuk mundur dari perjalanan”, ada dalam lembar kehidupan kami. Bukakanlah pikiran dan jiwa kami, jauhkanlah syaithan dari kelemahan jiwa dari amal-amal keputusan kami. Jadikan agar kami merubah cara belajar kami, bukan merubah amanah risalah hidup kami. Jadikanlah agar kami tetap berkarya meski dalam keterbatasan jiwa.

Ya Rabb, kokohkanlah kami di jalan-Mu, jalan para Nabi, jalan para Syuhada dan Da’i-da’i yang ikhlas di jalan-Mu. Ya Rabb, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu, hingga akhir hayat kami.
Aamiin…

semoga bermanfaat.