weton dan primbonbismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah. masalah primbon, hitung weton kadang masalah ini membingungkan, orang kejawen yang benar-benar menyakini kebenaran ini sangat berpegang teguh atas apa yang diyakininya, namun jika masalah ini dihimpitkan dengan pandangan islam tentunya akan menuai perbedaan. dan saya pun pernah mengalami dalam kondisi semacam ini, memang masalah ini jika kita tidak menyikapi dengan hati yang lapang, bisa jadi apa-apa yang kita khawatirkan bisa jadi menjadi kenyataan, kan Allah bilang “aku itu sesuai prasangka hambaku” terus bagiamana sikap kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rosulnya ?

masalah weton dan primbon adalah masalah prinsipal bagaimana kita memandang masalah ini ?

hitungan jawa bolehkan mengikutinya ?

pandangan islam mengenai ini bagaimana?

sikap kita terhadap polemik hitungan jawa bagimana ?

bacalah sekelumit pertanyaan dan dijawab oleh Kh. Bisri Mustofa dan Al habib Munzir Al Musyawa.

pertanyaan dan jawaban dari gusmus.net

Assalamualaikum Wr. Wb

sebelumnya saya ucapkan Minal Aidin Wal Faidin Mohon Maaf lahir dan Batin.
Kali ini saya ini menanyakan sesuatu hal yang membuat saya bingung dan sedikit kalut.
Ada seorang sepuh yang mengatakan pada kami (saya dan suami) kalau pernikahan kami bila dihitung dgn perhitungan jawa jatuh sisa 3 (ganjil) dan menurut primbon jawa angka itu tidak bagus. berarti hari dan tanggal pernikahan kami tidak baik dan dapat mendatangkan bencana (dalam istilah jawa akan ada yang dikorbankan).

Setelah 5 bulan kami menikah Bapak saya meninggal dunia mendadak serangan jantung. Kami tidak pernah berfikir sama sekali bahwa itu adalah balak dari pernikahan kami karena kami mengganggap bahwa itu adalah takdir dari Allah dan kami menerima dgn ikhlas. Ibu dan saudara-saudara saya dapat menerima itu sebagai sebuah takdir juga dan tidak pernah berfikiran ke arah itu.Tetapi kemarin pada waktu lebaran ada yg mengatakan hal seperti yang saya tulis diatas bahwa yang dikorbankan dgn adanya pernikahan kami ternyata adalah bapak.Karena ditakutkan masih akan ada korban lagi dan kemungkinan adalah calon anak kami (pada saat ini saya sedang hamil 7 bulan)maka kami disarankan untuk “mbangun Nikah” untuk menghindari hal-hal buruk terjadi dalam kehidupan kami lagi. Kami tidak tahu apa yg dimaksud dgn “mbangun Nikah”? kalau itu adalah ijab kabul lagi terus terang kami tidak mau mengulanginya lagi. bagi kami ijab kabul itu hanya sekali dalam hidup kami. Yang ingin kami tanyakan bagaimana pendapat Mbah Mus, dan kami harus bagaimana?Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan. kalau Mbah Mus ada waktu saya ingin sowan kerumah untuk menanyakan banyak hal karena saya tidak tahu harus tanya kemana lagi karena bapak sudah meninggal dan seperti bapak ketika masih hidup selalu mengkonsultasikan setiap ada permasalahan kepada Mbah Mus.
Mungkin ini dulu yg saya tanyakan dan mohon jawabannya. saya harap Mbah Mus tidak bosan dgn setiap pertanyaan-pertanyaan yg saya ajukan.
Matur nuwun sanget….
Wassalamualaikum wr wb
Anik Halim-Rembang

Penanya : Nurul Chusnia (Anik) pada 3 Nopember 2006 16:12:24


Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatuLlahi wabarakatuH.

Semua, termasuk jodoh dan mati, ada di tangan Tuhan Allah SWT. Tak ada yang mengaturnya kecuali Dia sendiri. Perhitungan Jawa hanya ada di Jawa dan itupun hanya ( dan tinggal dipercayai oleh sedikit orang Jawa). Makhluk Allah yang ada di Jawa ini hanya berapa, dibandingkan penduduk dunia secara keseluruhan? Lalu bagaimana dengan mereka yang non Jawa? Apakah mereka harus mengikuti ‘perhitungan Jawa’? Kalau ada yang meninggal atau kecelakaan di antara mereka apakah karena perhitungan tanggal pernikahan model Jawa? Bagaimana dengan adanya kecelakaan yang banyak terjadi di keluarga mereka yang tidak kawin?

Kematian, kecelakaan, sakit, keberuntungan, kebahagiaan, rezki, dll. sudah tersurat sebelumnya dan tak ada yang mengetahui apa yang tersurat kecuali Allah SWT. Itu semua atas kehendakNya. Tidak ada kaitannya dengan kondisi mahlukNya.Allah membahagiakan hambaNya, misalnya, untuk mencoba apakah ia bersyukur atau tidak. Sebaliknya Ia mengujinya dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, untuk mencoba apakah si hamba sabar atau tidak.

Meskipun menurut itungan ‘orang sepuh’ Jawa, pernikahan misalnya, sudah sesuai dan tepat tanggalnya, apakah dijamin yang bersangkutan tidak akan dicoba oleh Allah? Buktinya justru lebih banyak. Hanya saja ‘orang sepuh’ atau ‘orang pintar’ hanya menunjukkan apa yang terjadi pada orang yang hitungan pernikahannya nya tidak cocok dengan perhitungan mereka. Dan setelah ada kejadian, mereka tinggal mengatakan: “Ya, kan?! Aku bilang apa?” Semua orang bisa saja berbuat begitu.

Tetaplah yakin seyakin-yakinnya bahwa apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah semata. Jangan terpengaruh ramalan dan  othak-athik-gathuknya ‘orang sepuh’ atau ‘orang pinter’ mana pun; baik Jawa, Sunda Batak, Belanda, Amerika, dsb. dst.

pertanyaan dan jawaban yang saya ambil dari majelisrosullah.org

Assalamu’alaikum

ya habibana, semga habib dan keluarga selalu dalam keadaan Sehat, amiin.

bib, apa hukumnya kita mempercayai Primbon??
di dalam primbon itu misalnya, tentang melihat sifat2 orang dari hari lahir, weton, bulan lahir, garis tangan, tanda di tubuh, golongan darah
kemudian mengartikan mimpi,

kemudian meliahat keharmonisan jodoh berdasarkan bulan lahir, weton, tahun lahir,
melihat peruntungan hari ini, besok dan seterusnya.

kemudian juga apa hukumnya kita mempercayai zodiak yang ada di majalah2?
apakh termasuk dosa syirik?

jawaban alhabib munzir al musyawa

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya kemuliaan Bulan Rasulullah saw ini semoga selalu menerangi hari hari anda dalam kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai hal itu ada pemisah yg hanya bagai sehelai rambut, hal seperti itu ada didalam syariah kita, sebagaimana terjadi di Masa Al Imam Alhafidh Ahmad bin Hasan, datang kepada beliau masyarakat yg mengadukan keringnya cuaca, dan minta doakan agar Allah menurunkan hujan, maka sang Imam berkata : Esok subuh akan turun hujan,

maka keesokan subuhnya hujanpun turun, orang bertanya : wahai Imam apakah ini ilmu batin?, maka Imam Ahmad berkata : “Bukan, ini ilmu falak”, lalu kejadian lainnya datang tamu pada beliau, namun beliau berkata : “sekarang ibumu wafat”, maka orang berkata : “apakah ini ilmu batin wahai Imam?”, beliau menjawab : “ini ilmu falak”,

namun tentunya ilmu ilmu syariah semacam itu kini sudah sangat jarang,

dan versi kedua adalah hal yg sangat bertentangan dg syariah, sebagaimana sabda Nabi saw dalam hadits Qudsiy : “Hamba hamba Ku diantara mereka beriman dipagi hari dan kufur diwaktu sore”, maka para sahabat bertanya pada Rasul saw : “Bagaimana demikian wahai Rasulullah saw?”, maka rasul saw menjawab : mereka berkata : “Hujan sebab bintang anu, kemarau sebab bintang anu” (shahih Bukhari),

nah.. diantara hal diatas ini terdapat dua hukum yg bertentangan, oleh sebab itu mengenai ramalan ramalan primbon itu bisa jadi dari ilmu falak dari ilmu syariah terdahulu, bisa jadi dari hal hal yg menyebabkan kemusyrikan,

disini kita dapat menarik kesimpulan bahwa hal hal seperti itu tidak bisa dihukumi syirik secara mutlak, namun sebaiknya dihindari, karena bisa jadi merupakan kemusyrikan,

dan mengenai mereka yg mempercayai akan hal itu merupakan dosa besar, namun tak bisa kita hukumkan mereka musyrik, karena itu muncul dimasa jahil nya muslimin dan kurangnya ulama,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a’lam

pertanyaan selanjutnya…

assalamualaikum wr wb

ya habib …..ana mau tanya masalah primbon
di tradisi orang jawa ,kalo ada yg mau nikah . itu mesti kudu di itung2 lewat primbon atau sebagainya ,
nah kita sebagai orang islam itu harus kah kita kalo mau nikah ,harus di itung2an dulu biar hasil nya baik .

satu lagi ya habib ….saya pernah mendengar salah seorang ust ceramah , kalo primbon itu yg mengarrang adalah SUNAN BONANG ………..bener ga bib ?

sebelum nya terimakasih banyak ya habib

jawaban :

Alaikumsalamm warahmatullah wabarakatuh,

Rahmat dan kesejukan jiwa semoga selalu menghiasi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
tentunya kita tak perlu menjadikan primbon itu wajib, itu hanya perkiraan dan fatwa fatwa yg diambil dari nasehat nasehat ulama masa lalu, namun permasalahannya disini kita tak mempunyai sanad yg jelas dan syarah mengenai setiap poin poinnya, maka tidak bisa kita menerima begitu saja karena tak tahu sebab2nya,

misalnya begini, ada larangan menggunting kuku di malam hari, larangan semacam ini berkaitan dg akibatnya, karena dimasa itu belum ada lampu yg terang, maka menggunting kuku dimalam hari sangat dirisaukan membuat luka, hanya itu saja sebabnya, maka ini menjadi larangan,

juga mengenai kebiasaan mandi 7 kembang misalnya, hal ini berkaitan dg kebersihan badan dan kesucian tubuh saja, namun hal ini diangkat menjadi hal yg bersifat ritual khusus, demikian pula keris, yg mana hal itu menunjukkan jiwa Mujahidin, selalu tak lepas dg senjata demi membela kebenaran, dan senjatanya itu mestilah selalu dibersihkan dan dirawat, maka diadakanlah doa doa sekaligus membersihkannya, dg maksud agar pemegang senjata itu tidak dirasuki hawa nafsu dan benar benar menjadi penegak kebenaran, sebagaimana Nabi saw memberikan Pedang Zulfiqar pada Ali bin Abi Thalib kw dan beliau saw berdoa.

namun disalah artikan menjadi upacara pencucian keris, meriam dll.

demikian pula dg perimbon itu, kita tak mengetahui sebab munculnya fatwa fatwa itu, tentunya ada sebab dan akibatnya,

maka kita tidak wajib berpedoman padanya, dan jangan pula mengingkarinya, mengenai perimbon itu berasal dari sunan, maka kita tak bisa menerima begitu saja kecuali ada sanad yg jelas untuk memperkuat ucapan itu,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a’lam

semoga bermanfaat.