Suatu hari Abu nawas keluar dari balai pertemuan, setelah menghadap khalifah.Saat dia keluar, sekeping uang terjatuh dari sakunya.

karena uang itu adalah harta terakhir yang ia memiliki, tentu abu nawas berusaha mencarinya, para pejabat istana heran melihat kelakuan ganjil yang abu nawas lakukan.

mondar – mandir kesana kemari hanya mencari uangnya yang terjatuh entah kemana, gerak – gerik abu nawas mencari uang ternyata diperhatikan dengan seksama oleh Murad. maka melaporlah dia kekhalifah,

“lihatlah betapa miskinya dia, yang mulia” kata Murad, seorang pegawai istana yang sangat membenci Abu nawas yang selalu berusaha menjelek-jelekan Abu nawas dihadapan khalifah.

“engkau telah memberi hadiah seribu dinar, dan sekarang si pelit ini tidak akan membiarkan uangnya hilang, meski hanya satu keping” kata murad berusaha menghasut khalifah.

maka dipanggillha Abu nawas kehadapan khalifah, “apa yang engkau cari wahai abu nawas, bukankah aku telah memberimu seribu dinar dan kehilangan satu dinar menurutqu tak lebih baik dari 999 dinar yang masih engkau pegang” ikhlaskan saja…”sergah Khalifah”

“bukan nilai uangnya yang aku cari, yang mulia” kata Abu nawas membela diri. “disalah satu keping uang tersebut terdapat gambarmu yang mulia, aku tidak mau orang-orang menginjakmu..

mendengar jawaban abu nawas hati khalifah tersentuh dan beliaupun merasa tersanjung, maka dipanggillah pelayan istana untuk guna mengambil berlian untuk diberikan pada abu nawas..

dan si Murad…hmmmm apa yang terjadi…