sahabatku semua yang dirahmati Allah. zaman modern yang penuh dengan hal-hal yang baru menjadi sebuah keniscayaan bahwa setiap makhluk mengalami perubahan. Segala aspek dalam kehidupan akan berubah dan berkembang mengikuti arus zaman. Seiring dengan ini pula manusia sebagai kholifah yang bertugas imaratul ardli, tertuntut untuk mengikuti perubahan. Agar tak tereliminasi dari kancah pertarungan hidup. betul tidak kawan ?
Dewasa ini, era modern yang dikoar-koarkan sebagai bentuk peradaban maju justru memiliki “efek samping” yang begitu kompleks. Budaya, ekonomi, sosial serta agama tak luput dari pengaruh modernisasi tersebut. Kecenderungan masyarakat kini yang konsumerisme dan individualisme adalah dampak nyatanya.
lalu apa implikasinya ? adakah yang tahu…?
sebuah kisah menarik, pencair suasana hati, semoga
Ada kejadian menarik saat Kiai Kholil Bangkalan masih menjadi santri di Pesantren Langitan Tuban. Seperti biasanya Kholil muda selalu berjamaah, yang merupakan keharusan para santri. Suatu ketika di tengah sholat Isya’ tiba-tiba Kholil tertawa terbahak-bahak.
Karuan saja, hal ini membuat santri lain marah. Demikian juga dengan Kiai Muhammad Noer yang menjadi imam saat itu. Seusai sholat berjamaah, Kholil dipanggil ke ndalem kiai untuk diinterogasi.
Dengan berkerut kening kiai bertanya.
“Kholil, kenapa waktu sholat tadi kamu tertawa terbahak-bahak. Lupakah kamu bahwa hal itu mengganggu kekhusyukan sholat orang lain. Dan, sholatmu tidak sah.” ucap Kiai Noer sambil menatap Kholil.
“Maaf kiai, waktu sholat tadi saya tidak dapat menahan tawa. Saya melihat kiai sedang mengaduk-aduk nasi di bakul (tempat nasi). Karena itu saya tertawa. Salahkah yang saya lihat itu kiai?” jawab Kholil muda dengan tenang, mantap dan sangat sopan.
Kiai Noer terkejut, Kholil benar. Santri baru itu dapat membaca apa yang terlintas di benaknya. Kiai Noer duduk dengan tenang sambil menarik nafas. Sementara matanya menerawang lurus ke depan, lalu serta merta berbicara kepada Kholil.
“Kau benar anakku. Saat mengimami sholat tadi perut saya memang sudah sangat lapar. Yang terbayang dalam fikiran saya memang hanya nasi.” ucap Kiai Noer secara jujur.
Maka sejak kejadian itu kelebihan Kholil menjadi buah bibir. Tidak saja di pesantren Langitan, tetapi juga di sekitarnya.
* * * * *
Kiai Kholil muda tidak sedang meremehkan gurunya. Beliau sangat ta’dzim dengan semua gurunya. Beliau hanya perantara kehendak Allah. Di balik peristiwa itu ada suatu hikmah yang dalam. Allah bermaksud menyempurnakan iman sang guru.
*Dikutip dari buku biografi Kiai Kholil, Surat Kepada Anjing Hitam
sahabatku yg dirahmati Allah.
meneruskan pembahasan diawal artikel….
lihatlah kondisi era modern abad ini, kondisi semacam ini, dipaparkannya sebagai akibat dari persaingan masalah-masalah sosial. Dan pelaku-pelaku sosial itu sendiri muncul sebagai efek lain dari modernitas zaman. Gesekan demi gesekan yang timbul dari berjalannya kepentingan masing-masing individu tanpa diimbangi dengan nilai spiritual akan meninggalkan keresahan-keresahan tersendiri. Pola-pola perilaku dan sikap hidup serta pandangan yang individualistik akan menempatkan manusia pada titik-titik jenuh kehidupan komunitas kolektif, sehingga pada gilirannya manusia justru acuh tak acuh terhadap lingkungannya sendiri.
Titik-titik jenuh yang dimaksudkan , akan menimbulkan suatu konsekuensi yakni orang akan cenderung lari mencari “dunia lain” yang lebih menjanjikan kedamaian dan ketentraman. Dengan demikian, agama merupakan jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan tersebut.
lah kenapa bisa ?
Hampir semua binatang di dunia ini halal, yang haram hanya beberapa gelintir. Sehingga tanpa pengetahuan agama pun manusia bisa mengonsumsi makanan tanpa bersentuhan dengan keharaman yang diharamkan agama. Heebat bukan? Nah salah satu yang diharamkan adalah binatang yang hidup di dua alam. Bisa hidup di darat dan sekaligus hidup di air. Tetapi anehnya koidah fiqih ini yang dipakai jurus dalam mensiasati syariat. Maka lihatlah, para pemuka sebuah partai yang getol memperjuangkan syariat Islam. Kadernya diminta berjilbab, bahkan dia seolah olah pahlawan yang memperjuangkan jilbab. Tetapi pemimpinnya malah doyan menyantap perempuan kencur tanpa jilbab. Ketika semua rakyat jengah dengan kelakuan orde baru.. Maka partai ini memploklamirkan sebagai partai bersih korupsi.. Tetapi pemimpinnya semua koruptor. Ini yang disebut dengan manusia ampibi… Hidup di dua alam: alam manusia dan alam setan. secara bahasa kasarnya demikian,
Hukum-hukum dalam Islam berkembang mulai dari jaman Nabi Adam hingga Muhammad. Segala persoalan manusia yang terjadi sebelum Nabi Muhammad terekam dengan baik dalam Al-Quran. Inilah rupanya solusi kunci yang dimiliki Islam dalam menghadapi tantangan jaman. Tidak ada satupun persoalan manusia yang luput dari aturan Islam, karena Islam memiliki pengalaman yang banyak mengenai itu.
Perilaku masyarakat modern saat ini, kurang-lebih adalah perilaku orang-orang yang terdahulu juga. Hukum-hukum yang ada pada Islam bersifat “antisipatif”, yang artinya menjaga umat pemeluknya untuk melakukan kesalahan yang pernah dilakukan orang-orang terdahulu.
Untuk melihat lebih jauh, ambilah satu contoh yang di klaim saat ini sebagai perilaku masyarakat modern, yang menyangkut pergaulan bebas. Islam telah sejak dahulu memiliki pengalaman tentang hal ini. Masyarakat jahiliyah sebelum jaman Rasulullah menganut pergaulan semacam ini. Begitu pula perilaku umat-umat nabi yang lain. Mereka senang bermain dengan wanita, menjadikan wanita seakan-akan barang dagangan. Ini jelas-jelas terlihat dalam fenomena masyarakat modern. Prostitusi merajalela karena dianggap sesuatu yang merupakan hak seseorang dalam melakukannya.
sahabatku yang aku sayangi karena Allah.
Dalam menghadapi jaman, dan menjaga kelangsungan hidup di masa yang akan datang, Islam datang dengan aturan-aturan yang bersifat antisipatif . Dalam aturannya Islam menawarkan solusi yang cantik dan logis, untuk menghidari kerusakan yang diakibatkan oleh perilaku salah manusia.
logika sederhananya gini,
jika kita melihat kesempurnaan pada diri orang lain maka jangan hanya kita melihat hasilnya, karena bisa saja itu akan menjadi bayangan semu bagi kita, fatamorgana dan kamuflase belaka. Tapi cobalah kita menilik prosesnya, bagaimana dia bisa mencapai kesempurnaan itu, supaya kita bisa menemukan dan melihat bayangan yang benar-benar nyata. ingat rumus yang pernah kita bahas “quality build in proses”
Atau juga ketika kita tidak ingin menemukan bayangan dalam cermin terlihat buruk maka janganlah memperburuk diri kita. Dalam arti, jika kita tidak ingin orang lain menyakiti atau menghina kita, maka jangan sampai pernah kita menyakiti atau menghina orang lain, pun juga kita ingin dia berbuat baik pada kita maka berbuat baiklah padanya. Karena orang lain adalah cermin nyata bagi kita.
lalu bagaimana prosesnya ?
BELAJARLAH IKHLAS dalam beramal. Sebab, keikhlasan bagaikan mata air yg jernih yg menyuburkan…. hati yg ikhlas bagaikan tanah subur…. Sekecil apa pun benih mudah tumbuh dan berkembang…. Lebih dari itu, buahnya pastilah sempurna….. Engkau akan merasakannya sepanjang usia
JANGAN MERASA puas dengan keadaanmu…. Sebab, puas terhadap diri sendiri sering kali membuat kita lupa diri…. Perhatianmu pada pujian atas kelebihanmu bisa membuatmu “ teperdaya “…. Apalagi bila yg memujimu adalah orang yg sebenarnya tidak menjalani apa yg engkau jalani….ingat pepatah jawa “dadio wong sing bisa rumongsa aja rumangsa bisa” jadilah orang yang bisa merasa, jangan merasa bisa, Jangan mengukur perbuatanmu dengan perbuatan orang2 yg lebih buruk darimu…. Sebab engkau akan semakin merasa terbiasa dan menganggapnya lumrah….. Bukankah “ tukang kutil “ akan merasa tidak bersalah bila berada di antara para koruptor …???
sahabatku yang baik.
Kita tak dirancang untuk menyelesaikan masalah sendiri. lah kok gitu…?
Tapi setiap masalah, keinginan dan yang ditakuti harus jadi jalan untuk mendekat kepada Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas segalanya
Kita ini hamba, lemah bila tak dikuatkan-Nya
Bodoh kecuali diberi spercik ilmu-Nya
Miskin kecuali dititipi sedikit dan sebentar oleh-Nya
Bingung kecuali ditunjuki-Nya
Maka jangan terlalu lama dan dalam bila berpikir, segeralah “bungkus” dan serahkan kepada-Nya
Niscaya akan dibimbing suasana hati, ide dan gagasan, dituntun harus apa dan kemana.. semua pertolongan hanyalah milik-Nya
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah maka baginya jalan keluar dan didatangkan rizki/pertolongan dari arah yang tidak disangka sangka” ( Qs ath thalaq 2) .
“Apabila baik (amal kita) maka baik pula (balasannya) dan bila buruk (amal kita) maka buruk pula (balasannya)”.
Semoga anda bisa bercermin dan sayapun juga. Amin.
“bercerminlah, maka kamu akan terlihat indah”
semoga pembahasan ringan ini bermanfaat.
Jun 20, 2013 @ 20:31:46
Semoga allah membalasmu dg kebaikan yg banyak…tulisan anda sangat mudah di pahami bg km org awam yg baru kemaren beljar agama…terus nerjuang sobat semoga allah selalu mnyertai
SukaSuka
Jun 21, 2013 @ 14:38:16
semoga engkau juga , semga Allah mencurahkan rahmatnya untukmu dan keluargamu disana..amien
SukaSuka