sahabatku semua yang dirahmati Allah. dalam kitab Al fath ar-rahmani wa al-Faidh Ar-Rahmani, Syeh Abdul qodir Aljailani menyampaikan ceramahnya pada pagi hari jumat di madrasah tanggal 12 Dzulhijah 545 H sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda:
“sesungguhnya hati itu dapat berkarat, dan yang dapat menggosoknya (karat itu) adalah membaca alquran dan mengingat mati serta menghadiri majelis majelis dzikir”
hati itu dapat berkarat, kecuali apabila pemiliknya rajin merawatnya seperti yang disebutkan Rosulullah Saw tersebut, jika tidak maka akan menjadi hitam legam karena jauh dari cahaya. hati itu hitam karena cintanya pada dunia dan rakus terhadapnya, tanpa punya sifat wara. sebab barangsiapa yang hatinya telah dikuasai pada dunia, maka wara’ nya akan hilang. ia akan terus kumpulkan dunia itu baik dari sumber halal maupun haram, ia tidak mampu lagi membedakannya, tak lagi punya rasa malu. dan muraqabahnya kepada Allah akan hilang.
wahai kaum muslimin, terimalah apa yang disampaikan nabi Saw kalian itu, dan bersihkanlah karat hati kalian dengan resep yang telah diberikan oleh beliau. Sekiranya salah seorang dari kalian mengidap suatu penyakit, lalu seorang dokter memberinya resep sebagai obatnya, tentu ia tidak merasa nyaman hidup sebelum meminum obat tersebut.
jagalah tuhanmu Allah Azza wajalla dalam keadaan sunyi atau ramai. jadikan dia sebagai pusat perhatianmu, seakan akan engkau melihatnya. Jika engkau tidak melihatnya, yakinlah bahwa ia bahwa Dia melihatmu. Barangsiapa yang berdizikir dengan hatinya, berarti ia telah mengingatNya. lisan itu tanda bagi hati dan pengikutnya. “Senantiasalah mendengarkan nasihat, sesungguhnya jika hati tidak mendengarkan nasihat, ia akan menjadi buta”
sahabatku semua yang dirahmati Allah.
dalam ” kitab ANNASHOIH ADDINIYYAH WAL WASHOOYA AL IMAANIYYAH” , karya Qutb al-Da’wah wa al-Irsyad al-Imam al-Habib Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad al-Haddad disebutkan :
Sebaik-baiknya hati adalah yang bersih suci dari keburukan, yang tunduk kepada yang haaq (kebenaran) dan petunjuk yang diliputi kebaikan. Di dalam Hadits dikatakan, Hati itu ada 4 macam :
1. Hati yang tidak berselaput, di dalamnya terdapat pelita yang menerangi. Ini hati orang mukmin.
2. Hati yang hitam tak tentu tempatnya. Ini hati orang kafir.
3. Hati yang terbelenggu diatas kulitnya. Ini hati orang munafik.
4. Hati yang mendatar, padanya terdapat iman dan nifaq (kemunafikan).
Perumpamaan iman yang meliputinya seperti batang tumbuhan yang disirami air tawar. Sedangkan perumpamaan nifaq seperti setumpuk kudis yang diselaputi nanah dan darah busuk. Maka yang mana di antara keduanya berkuasa, kesitulah hati tertarik.
Hati yang ke-4 inilah yang terdapat pada kebanyakan kaum muslimin. Amalnya bercampur aduk sehingga keburukannya lebih banyak daripada kesempurnaannya. Dalam Hadits lain dikatakan, “Sesungguhnya iman itu bermula muncul di dalam hati sebagai sinar putih, lalu membesar, hingga seluruh hati menjadi putih. Sedangkan nifaq itu bermula muncul di dalam hati seperti noda-noda hitam, lalu menyebar, hingga seluruh hati menjadi hitam.”
Sesungguhnya iman akan bertambah dengan cara menambah amal saleh disertai keikhlasan. Sedangkan nifaq akan bertambah dengan cara mengerjakan amal buruk, seperti meninggalkan perkara wajib dan melakukan larangan agama. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW,
“Barangsiapa melakukan dosa, maka akan tumbuh dalam hatinya setitik hitam. Jika ia bertobat, maka terkikislah titik hitam itu dari hatinya. Jika ia tidak bertobat, maka menyebarlah titik hitam itu sehingga seluruh hatinya menjadi hitam.”
Hal ini sesuai dengan firman Allah,
“Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang mereka selalu kerjakan itu menutupi hati mereka.” (QS. 83:14)
Seorang manusia tidak akan ditimpa suatu musibah, kecuali karena dosanya sendiri. Sebagaimana dikatakan di dalam Al-Qur’an,
“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatanmu sendiri.” (QS. 42:30)
Maka dari itu, hendaklah kita berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Jika pun sudah terlanjur, maka hendaklah bersegera bertaubat. Bukankah dikatakan di dalam Al-Qur’an,
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. 49:11)
“(Dialah) Yang mengampuni dosa dan menerima taubat, Yang pedih siksanya, Yang mempunyai karunia. Tiada tuhan selain Dia dan hanya kepada-Nya-lah tempat kembali.” (QS. 40:3)
“Dan tiada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya.” (QS. 40:13-14)
sahabatku yang dimuliakan Allah.
Petikan dalam Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir, Allah menciptakan hati dan menjadikannya sebagai raja dan anggota badan sebagai bala tentaranya. Jika raja baik, maka bala tentara juga ikut baik, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging yang jika baik, akan baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya jika rusak, akan rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati” (Muttafaq Alaihi).
Hati adalah tempat berteduhnya iman dan taqwa atau kekufuran, nifak dan kesyirikan. Nabi SAW bersabda: “Taqwa berasa di sini (beliau mengarahkan tangannya ke dadanya sebanyak tiga kali). (H.R Muslim).
Hati mempunyai tugas yaitu segala amalan yang tempatnya adalah di dalam hati dan terkait dengannya. Yang paling agung adalah iman pada Allah SWT, sikap membenarkan yang membuahkan ketundukan dan ikrar/pengakuan. Selain itu rasa cinta, takut, harap, rasa kembali, tawakkal, sabar, yakin, khusyu’dll dari seorang hamba pada Allah SWT, ada pula lawan darinya yaitu penyakit hati. Lawan dari keikhlasan adalah riya’. Keyakinan lawannya adalah keraguan. Rasa cinta lawannya adalah kebencian… dst. Jika kita lalai dari memperbaiki hati, maka dosa-dosa akan bertumpuk sehingga membinasakan hati, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jika seorang hamba melakukan sebuah kesalahan, maka akan dituliskan dalam hatinya satu noda hitam. Apabila ia berlepas diri darinya dengan beristighfar dan bertaubat, maka hati akan dibersihkan kembali. Bila ia melakukan kesalahan kembali akan ditambah noda hitam dalam hatinya. Jika ia masih berbuat dosa lagi, maka akan ditambah lagi noda hitamnya, sehingga bertambah tinggi. Itulah ar-raan yang difirmankan Allah: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka”. (Q.S al-Muthaffifin :14) (H.R Tirmidzi).
Beliau Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Ujian dan cobaan itu senantiasa ditimpakan dalam hati seperti tikar sepotong demi sepotong. Hati mana saja yang menerimanya akan dituliskan titik hitam dan sebaliknya bila hati menolaknya, akan dituliskan titik putih. Sehingga ada dua macam hati. Hati yang putih seperti batu licin. Tidak memudharatkannya cobaan/godaan selama ada langit dan bumi. Sedang hati satunya berwarna keruh, seperti sejenis cangkir jubung yang terbalik, tidak mengenal perkara yang makruf dan tidak pula mengingkari perkara yang mungkar. Ia hanya mengikuti hawa nafsunya.” (H.R Muslim)
sahabatku, Menurut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” nya membagi makna hati menjadi dua.
Makna yang pertama, adalah daging kecil yang terletak di dalam dada sebelah kiri dan di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Makna yang kedua, merupakan bisikan halus ketuhanan (rabbaniyah) yang berhubungan langsung dengan hati yang berbentuk daging. Hati inilah yang dapat memahami dan mengenal Allah serta segala hal yang tidak dapat dijangkau angan-angan
Hati ibarat cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam 3 kriteria; Qalbun Salim (hati yang sehat), Qalbun Mayyit (hati yang mati) dan Qalbun Maridh (hati yang sakit).
Hati yang sakit (Qalbun Maridh), ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, Hasad, dengki, ghibah dan sebagainya. Juga sombong dan tamak.
Orang yang memiliki Qalbun maridh (hati yang sakit) akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan beroleh karunia rizki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci
Sementara itu, hati yang baik dan sehat disebut Qalbun Salim. Inilah hatinya orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, bersih, penuh ketaatan dengan cahaya terangnya dan bertenpat di nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang).
Dalam al-Qur’an disebutkan al-salim pada dua tempat. Antara lain QS. Al-Shaffat: 84 yang berbunyi: “(ingatlah) ketika dia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat (sehat)”.
Kemudian Q.S Al-Syu’ara: 87-89, Allah SWT berfirman: “Dan janganlah Kau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”.
sahabatku yang dimuliakan Allah. mengakhiri pembahasan ini mari kita sama-sama intropeksi diri kita masing-masing sudah sejauh mana hati kita pergunakan, sudahkan mengikuti aturan yang dikehendakinya ataukah malah menjauh dariNya, ketahuilah hati yang berkarat adalah hati yang berpenyakit atau sudah tidak sehat dan kuat. Agar hati tidak berkarat, Rasulullah SAW memberi solusi, yaitu membaca Alquran. Badiuzzaman Said Nursi dalam al-Mu’jizat al-Qur’aniyyah menjelaskan bahwa Alquran adalah Kalam Allah.
Ia adalah kitab suci yang menebarkan hikmah yang turun dari lingkup nama-Nya yang paling agung. Ia menatap kepada apa yang diliputi Arasy yang paling agung. Jangankan hati yang berkarat! Bebatuan gunung yang kuat dan kokohpun dapat “takluk dan tunduk” kepada Alquran dan sekiranya diturunkan kepadanya. (QS al-Hasyr [59]:21)
Nabi juga bersabda; sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah]
“Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya-pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi].
maka dari itu sangat penting bagi kita semua menjaga hari-hari dalam kehidupan kita — baik di lingkungan keluarga serta bermasyarakat– menjaga hati agar tetap selalu konsisten dalam ridho dan petunjuk Allah. sungguh seringkali kita melalaikan hal-hal kecil yang tanpa kita sadari telah melemahkan kekuatan hati. Maka dari itulah sebagai seorang Muslim kita dianjurkan untuk selalu berdoa di dalam shalat agar diberi ketetapan hati pada agama yang lurus
Sayyidina Ali KW pernah berkata,
“Sesungguhnya bagi Allah di muka bumi ini terdapat suatu bejana, yaitu hati-hati manusia. Sebaik-baiknya hati adalah yang bersih, tegas dan lunak. Maksudnya bersih adalah dalam keyakinan, tegas adalah dalam urusan agama, dan lunak adalah dalam berhubungan dengan kaum muslimin”.
ya Allah ya Rabb, duhai penguasa hari kemudian, Alangkah ruginya kami menjadi manusia bila engkau tidak hentikan kebodohan dan kelalaian kami. dan alangkah ruginya kami bila tidak engkau ingatkan, ada kematian yang sedang melangkah kepadanya, dan ada kehidupan kedua tempat kami dibangkitkan.
sombong benar kami berjalan, sombong benar kami melangkah selangkah-langkahnya. sombong benar kami berjalan sejalan jalanya. tanpa melibatkan engkau, tanpa mengharapkan engkau hadir, padahal pada saat yang sama. kami tahu bahwa tidak ada kuasa bagi kami, tidak ada kekuatan bagi kami diseluruh kehidupan ini. maafkanlah kesombongan kami, duhai yang maha agung,,
tuntulah kami kejalan yang engkau ridhoi….
semoga bermanfaat.
bekasi, 17 Rajab 1436 Hijriah.
Mei 30, 2015 @ 11:14:21