berfikirBismillahirahmanirahim

Sahabatku semua yang dirahmati Allah. setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan, lihatlah orang lain karna kelebihanya dan lihatlah dirimu karena kekuranganmu, jadilah orang baik tapi jangan merasa baik. jadilah manusia yang selalu berfikir baik tentang seseorang, begitulah pentingnya “memahami daripada mengkritisi”, jika setiap orang mau berfikir sekaligus memahami dengan meluangkan sedikit waktu untuk dirinya, sungguh problematika sebesar apapun akan mudah terpecahkan, kok bisa gitu ?

karena kita punya Allah, yang maha besar, mahakaya, maha bijaksana, yang maha memungkinkan segala sesuatu yang seringkali kita anggap tidak mungkin. betul tidak kawan ?

 “Apabila manusia melakukan pendekatan diri kepada tuhan pencipta mereka dengan bermacam-macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan AKALMU, niscaya engkau akan merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan manusia dan dekat dengan Allah di akherat ( Al hadist)”

jarang sekali manusia akan berfikir dan mensyukuri apa yang ada pada dirinya, tetapi tiada pada diri orang lain. Dan jarang sekali manusia akan menghitung nikmat yang ALLAh berikan pada dirinya, sebaliknya dia tegar menghitung nikmat-nikmat yang Allah berikan pada orang lain.

Berfikirlah, bergeraklah, bertaqwalah….raihlah kemulian….

sahabatku yang dirahmati Allah.

لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا

وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ

“…mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.” (QS Al-A’raf 179)

Berfikirlah hari ini demi hari esok yang lebih baik. Pikirkan apa yang seharusnya kita pikirkan dan jangan pikirkan apa yang semestinya tidak perlu kita pikirkan, karena waktu sangat berharga untuk memikirkan sesuatu. Berpikirlah positif karena ia akan menjadi motivasi terkuat dalam diri dan hidup kita. Jangan pernah berfikir negatif karena ia akan menjadi penghambat rencana kita. Tapi pikirkanlah dampak terburuk dari apa yang akan kita lakukan agar kita selalu berhati hati dalam bertindak.

Renungkanlah perjalanan hidup kita hari ini demi langkah hidup yang lebih tertata rapi. Renungkan apa yang semestinya kita renungkan tapi jangan renungkan kegagalan kita hari ini sebagai keterpurukan.  yang terbaik menyiasati kegagalan itu sebagai pelajaran dan cambuk agar diri kita tidak gegabah dalam bersikap juga tidak menyimpang dari jalur rencana hidup kita. Jadikanlah renungan sebagai sarana mengevaluasi diri sampai sejauh mana konsistensi kita terhadap rencana yang telah kita buat dengan perbuatan nyata yang kita lakukan.

Sahabatku, Dalam A l Qur’an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.

Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu

“…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:190-191)

apakah kamu tidak berfikir ?

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An- Nahl, 16:11)

Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.

Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?

Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Subhanallah bukan kawan..??

sahabatku yang dirahmati Allah.

Sebagai pemuda dan generasi yang dipercaya kelak sebagai pemimpin bangsa dan menjadi tumpuan negara, sudah sepatutnya kita belajar dengan sungguh-sungguh agar mampu melahirkan Indonesia yang lebih baik lagi. Salah satu kekurangan anak muda di negara ini ialah sifat malas yang sulit dilawan, keinginan untuk mendapatkan secara cepat dalam segala hal namun kurangnya bekerja keras. Sehingga mental anak muda masa kini menjadi lembek. nah disini masalahnya,…

Sekarang latihan untuk diri sendiri ? ajukan pertanyaan pada dirimu …..dan jawablah…

1. Siapa saya sebenarnya?

2. Apa kelebihan saya?

3. Apa misi saya?

4. Apa prinsip hidup saya?

5. mau jadi apa saya ?

sahabatku, berfikir bermula dengan bertanya. Lihatlah bagaimana sahabat-sahabat Rasulllah SAW gemar bertanya. Mereka bertanya bermacam dan berjuta persoalan kepada baginda saw.! Tanpa pertanyaan kita tidak digerakkan untuk berfikir. agama Islam itu agama yang berfikir,  terlalu banyak ayat di dalam Al-Quran yang menyuruh kita berfikir, Di dalam Al-Quran sendiri ada 1200 ayat lbih, persoalan. Banyak terminalogi mengenai berfikir seperti tafakur, tadabbur, tafaqquh, ta’aqul dan lain-lain “Befikir adalah diet spiritual manusia, ! Betapa banyak ayat Quran yang bertanya kepada kita, “Apakah kamu tdak berfikir?” “Apakah kamu tidak melihat.?”  dll..

lalu pertanyaanya, tidakkah kamu berfikir ? mau jadi apa kamu ?

ya gak kawan ?.

Orang islam yang selalu berfikir akan betindak dengan penuh kehati-hatian, Ia akan selalu mencari tahu dengan proses berfikirnya (proses aqliyyah), Apakah perbuatannya dilarang Allah atau tidak. Kalau dilarang , maka akan ditinggalkan, jika boleh mungkin akan ia lakukan bila dibutuhkan. Sehingga tidak ada satupun baginya perbuatan yang bebas nilai. Suatu kaidah Syara : Setiap perbuatan manusia terikat pada hukum syara’ melekat dalam dirinya. Ia menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini adalah makhluk ciptaan Allah, dan tujuan diciptakannya di bumi ini adalah beribadah kepada Allah. Ia akan hati-hati dalam menjalani kehidupan ini agar sesuai dengan kehendak Kekasihnya sekaligus Penciptanya. Ia juga yakin bahwa semua perbuatannya akan dimintai pertanggung jawaban kelak, baik yang ia lakukan sembunyi sembunyi maupun ketika dilihat orang. Semua tidak ada yang lepas dari pengawasan dan penglihatan Allah. Selalu terngiang-ngiang dalam ingatannya Firman Allah QS Ath Thur :21 yang artinya “Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan”, QS. Almuddatsir :38, yang artinya :”Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”

kemudian dengan Berdasar kesadaran akan kelemahan dan serba kurangnya yang ia peroleh dari proses berfikir (proses aqliyyah) itu, maka akan dihasilkan pola pikir Islam, maka ia menyerahkan pengaturan hidupnya kepada hukum dan peraturan Allah. Dimana Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-hambanya.  Allah berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216). Jadi ketika berfikir yang menggunakan akalnya selalu dilandasi dengan aqidah Islam yang dimilikinya, akan terwujudlah aqliyyah Islamiyyah (pola pikir Islam)

Sahabatku, Pemikiran kritis atau critical thinking amat perlu ditanam  dalam diri kita sekiranya kita mau jaya baik dunia maupun akherat. Agama Islam adalah agama untuk mereka yang “berfikir”, karena itulah umat Islam dahulu mampu menjadi pencipta, saintis, penulis, pakar matematik, astronomi. kedokteran dan sebagainya. Kerana mereka gemar BERFIKIR ! 

apa yang terjadi saat ini ?

ketika teknologi datang dengan menawarkan beribu kemudahan, berbondong-bondong generasi kita masuk kedalamnya, dengan segudang kecanggihan generasi muda kita terlena, kebanyakan cuma MENGIKUT tanpa banyak berfikir. kebanyakan hnya menjadi follower bukan deploper Itulah masalahnya. Disitulah puncanyak kelemahan Islam, Malangnya  di kebanyakan sekolah juga “berfikir” seolah-olah tidak digalakkan. soal- soal yang ditanya cuma mengikut jawaban dalam buku teksbok semata. penyakit Malas berfikir inilah yg  merupakan penyebab mengapa seseorang menjadi bodoh. Otak yang cenderung banyak beristirahat dan enggan untuk memikirkan sesuatu akan terus menjadi tumpul. Sangat berbeda dengan orang yang pintar, orang pintar adalah orang yang senang menggunakan otaknya untuk berfikir, jadi jangan pernah menjadi seseorang yang malas berfikir. jika tak ingin bodoh,. betul tidak kawan ?

sahabatku, maraknya jejaring sosial yang menyita banyak waktu. Menurut seorang peneliti dari University of Edinburgh dan juga dari Masdar Institute of Science and Technology bernama Dr Iyad Rahwan, dengan banyak beraktivitas di Facebook dan Twitter dan browsing maka akan menurunkan kemampuan untuk berpikir secara analisis dan mengikis akal sehat manusia
Bahkan menurutnya, dengan banyak beraktivitas di media sosial seperti Facebook atau Twitter itu maka akan membuat manusia kehilangan waktu untuk menyelesaikan masalah yang mereka punya.

lah kenapa bisa begitu ?

Alasan kenapa jejaring sosial khususnya Facebook dan Twitter mengurangi tingkat intelijensi mereka hal itu disebabkan karena rata-rata para netizen selalu mencari jawaban dari pendapat orang-orang banyak dari pada menganalisis suatu masalah dan mencari jawabannya sendiri. s0 jadi follower again berati dunk, Rata-rata dari mereka akan menjadi malas untuk berpikir dan menganalisis semua masalah atau juga mencari jawabannya. penelitian sebelumnya juga pernah mengungkapkan bahwa seseorang akan sulit untuk mengingat segala hal karena adanya mesin pencari di internet seperti Google. Dari situlah, maka seseorang akan lebih tergantung dengan jawaban yang ada di internet atau di dunia online.

Para peneliti dari University of Edinburgh, Inggris mengungkapkan bahwa jejaring sosial dapat mengikis kemampuan manusia untuk berpikir. Mereka percaya kecepatan, volume dan kemudahan informasi yang dibagi melalui situs jejaring sosial membuat manusia lebih sulit berpikir secara analitis. dan juga Studi yang telah dilakukan selama 30 tahun di National Institute of Mental Health menemukan orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan yang kompleks, menyiapkan sistem yang rumit atau berurusan dengan orang atau masalah yang sulit, maka cenderung menampilkan hasil tes IQ yang lebih baik dari waktu ke waktu. Orang yang pekerjaannya cukup sederhana dan memerlukan sedikit berpikir sebenarnya cenderung akan menurunkan IQ (Intelligence Quotient).

Dalam sebuah penelitian lain juga diketahui bahwa demensia yang biasa terjadi pada mereka yang sudah lanjut usia (lansia) ternyata juga dapat diderita oleh orang-orang muda usia 30 tahunan. Para peneliti menyatakan jika hal ini terjadi disebabkan karena meningkatnya jumlah orang yang malas untuk berpikir. apalagi hidup dihabiskan untuk berfikir negatif terus, bisa dipastikan akan mengalami penuaan lbih cepat. nah lho, perkembangan dan canggihnya teknologi justru membuat kita menjadi bodoh, dalam kata lain seperti itu.. ya gak kawan..?

sahabatku semua yang dirahmati Allah.

Mengakhiri pembahasan kali ini, mari sama-sama kita menyelami hakekat sebagai manusia, manusia tidak hanya diminta Allah SWT, untuk membaca alam tetapi juga manusia dan hubungan sosialnya, bahkan juga tentang penciptanya. Begitupula dengan ilmu-ilmu ekonomi, hukum, budaya maupun politik, kita senantiasa diminta berfikir setelah membaca suatu hal. Dan setelah membaca, maka kita diminta untuk merenung kembali serta menyadari bahwa semua itu adalah bagian dari ketetapan Allah, bukan terpisah sebagai ilmu pengetahuan saja, semata-mata kemajuan teknologi atau material saja.

Sahabatku, jika manusia tak mampu memberdayakan kemampuan nalar-dalam dirinya, maka manusia dalam keadaaan “terputus” (dari mata rantai kehidupan) dan menjadi kehilangan arah. Banyak kalangan ilmuan yang begitu mempertuhankan ilmu tanpa menyadari realitas ilmu sendiri nyata-nyata adalah ketetapan atau hukum yang datang dari sang pencipta. Dengan kemampuan nalar pulalah, seseorang dapat mencerna unsur-unsur penting yang dialam ini sebagai suatu kesatuan sunnatullah,.

Pengalaman hidup  dan kejadian kejadian yang dialamai seseorang berperan penting dalam menciptakan pemikiran atau paradigma dalam dirinya, seringkali, paradigma itu dijadikan “kaca mata” dan tolak ukur bagi dirinya, juga dalam menilai lingkungan sekitarnya. Hal tersebut akan membatasi cakrawala berfikir seseorang, agar ia akan menilai segala sesuatunya berdasarkan “frame” berfikirnya sendiri. atau melihat berdasarkan b ayangan ciptaanya sendiri, bukan melihat sesuatu secara riil dan objectif. Suara hatilah yang sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup, sikap proaktif yang banyak diajarkan memang mampu mengaja seseorang untuk melihat sesuatu secara berbeda, namun sikap itu perlu dilandasai prinsip nilai yang benar yang bersumber pada suara hati.

sahabatku yang baik.

Berfikirlah dan merenunglah hari ini atau tidak sama sekali. Tidak perlu berfikir dan merenung jika kita masih mencintai jalan di tempat. Tidak perlu berfikir dan merenung jika kita merasa inilah hari tersukses dalam hidup kita. Tidak perlu berfikir dan merenung jika kebaikan dan kesempatan hari esok akan dibiarkan berlalu begitu saja. Tidak perlu berfikir dan merenung jika masa depan kita tidak menjadi prioritas hidup kita. Maka berfikirlah serta merenunglah apa yang ingin kita raih, apa yang ingin kita gapai, apa yang ingin kita genggam dan terakhir sampaikan ia dalam do’a kita kepada Sang Khalik yang Maha Mengetahui hal terbaik dalam hidup dan kehidupan kita.

Cukupkah hanya dengan berfikir dan merenung tentang hari esok yang lebih baik? Ternyata TIDAK, ada hal yang bisa jadi kita lewatkan yang bahkan ia adalah sebagai kendaraannya, yaitu BERBUAT DALAM TINDAKAN NYATA. Karena semuanya akan menjadi SIA-SIA jika kita hanya berfikir dan merenung serta berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla tanpa ada tindakan nyata yang dilakukan.

Maka motivasilah diri kita dengan segenap pikiran kita, dengan segenap kemampuan kita, dengan segenap keahlian kita, dengan apapun yang kita bisa. Belajarlah dari alam, belajarlah dari setiap perkataan, belajarlah dari setiap perbuatan, belajarlah dari hal-hal kecil, karena dengan belajar kita akan semakin mengetahui kebodohan dan kekurangan diri kita. Wallahu ‘Alam bi Showwab.

Rabbi zidni `ilman (Ya Allah, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan)) warzuqnio fahma ( dan berilah kami kepahaman)

ya Allah, bukakanlah kepada kami hikmah (kebijaksanaan) Engkau dan bentangkanlah kepada kami perbendaharaan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Amat Mengasihani dari segala yang mengasihani.

Ya, Allah Karuniakanlah Kepada Kami, Ilmu yang tiada habis-habisnya dan berguna untuk persinggahan kami didunia ini menuju syurgamu, Amien….alfatehah.

semoga bermanfaat.