bismillahirahmanirahim,

sahabatku semua yang aku sayangi karena Allah, saya teringat akan omongan teman saya” uang memang bisa untuk membeli segalanya tapi semuanya tidak bisa dibeli dengan uang” inilah fenomena kehidupan yang serba sulit,  Salah satu fenomena sosial yang sering terjadi di lingkungan kita adalah banyaknya anggapan masyarakat bahwa hidup dengan bergelimang harta membuat hidup mereka lebih bahagia. Harta sering sekali membuat orang-orang di sekeliling kita mengagung-agungkannya. Ataupun sampai membuat mereka gila . tidak sedikit dari kita yang beranggapan dengan harta atau uang dapat menyelesaikan semua masalah, ya to tidak ?

bahkan, saat ini masih banyak masyarakat berpikir menjadi PNS  ( maaf bukan bermaksud merendah pekerjaan mulia seorang PNS) dapat menjamin hidup enak. dan tak jarang berbagai cara dilakukan untuk mencapai semua itu, bahkan sampai money politik dsb kadang menyelimuti, Inilah yang menjadi permasalahan yang harus kita pikir bersama bagaimana cara mengatasinya,

bahkan banyak pikiran mahasiswa yang tujuan setelah lulus hanya ingin menjadi pns,selalu saja PNS, seperti tak ada pekerjaan lain yang dianggap menjanjikan, kenapa mahasiswa harus berwirausaha dalam artikel lain saya mencoba mengupas paradigma yang menjadi solusi agar para kawan mahasiswa merubah midset dari sekedar menjadi pns agar beralih ke entrepreneur yang akan berguna bagi perkembangan ekonomi di indonesia.

ketahuilah sahabatku, kerancuan akan sulitnya hidup janganlah dipikir terlalu jauh, yang hari ini bisa kita lakukan maka lakukanlah yang terbaik sebisa mungkin, banyak orang yang sedih jika terus memikirikan masa depannya yang tidak jelas, padahal yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik dihadapan Allah, lah kenapa kita tidak bersandar kepada Allah ?

kenapa kadang kita bersandar dengan pekerjaan kita, gaji kita, jabatan kita, pangkat kita yang sebenarnya menjadikan kita khawatir setiap saat, kenapa kita tidak bersandar kepada Allah yang karenanya hati menjadi tenang dan bahagia

perlu kamu catat wahai sahabatku “tidak selamanya uang, harta, pangkat dan jabatan mendatangkan kebahagian” ingat tidak selamanya.. ingatlah itu

 

menurut Prof. Romi Satrio Wahono dalam artikel di blognya, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:

  1. Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk, sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda

  2. Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga “PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.

  3. Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).

  4. Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi …

  5. Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis

  6. Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas …

  7. Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.

  8. Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di  Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.

sahabatku yang baik hatinya, ada tiga masalah besar yang dihadapi negara ini, dan harus diselesaikan dengan cepat, yakni maraknya korupsi, birokrasi yang terlalu gemuk, dan infrastruktur yang tidak memadai atau masih kurang. nah itu yang harus kita pikir yang terbaik bagaimana cara mengatasinya, saya yakin jika 3 maslah itu teratasi dengan baik, maka kesejateraan rakyat akan terjamin.

Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi makro yang cukup baik. Namun, tidak memiliki banyak pengusaha karena masih banyak orang terfokus untuk menjadi PNS. “Bayangkan saja, pengusaha kita saat ini tidak lebih dari 0,25 persen dari jumlah penduduk. Yang ada di pikiran masyarakat kita masih PNS saja. kenapa kita tidak berfikir konstruktif, berpola wirausahawan mencoba membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang, kadang saya juga berfikir, dimana enaknya menjadi seorang PNS ?

saya juga tahu alasan-alasanmu , Menjadi PNS itu dapat Pensiun, aman, banyak waktu, menjadi kebanggaan, dan yang paling menjengkelkan adalah menjadi PNS itu kaya raya, sebuah konsep pemikiran yang harus dibenahi, hayo siapa yang berfikiran sperti itu?

maka bisa kita lihat setiap ada penerima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selalu saja pelamarnya membludak tidak karuan. Lowongan yang tersedia untuk tiap-tiap formasi berkisar antar 1 hingga 3 orang namun yang melamar bisa mencapai puluhan orang untuk formasi tersebut. Suatu ketika pernah ada formasi CPNS untuk sebuah jurusan dibuka untuk 2 orang. Saat ujian dilaksanakan ternyata untuk formasi tersebut saja terpaksa dibuka 3 kelas, yang masing-masing kelas berisi sekitar 20 orang. Jadi bisa dibayangkan lowongan untuk dua orang diperebutkan oleh 60 orang. bayangkan.. bayangkan,

Setiap tahun peminat CPNS tidak pernah berkurang malah cenderung meningkat. Hal ini bisa dimaklumi karena setiap tahunnya jumlah lulusan perguruan tinggi semakin banyak. Perguruan kini kini tersebar hingga kemana-kemana bahkan dalam kota kecamatan pedalaman sekalipun, dengan embel-embel kelas jauh. Apalagi sejak formasi lulusan SMTA tidak dibuka lagi maka berbondong-bondonglah alumni putih abu-abu masuk kuliah. Benak mereka dipenuhi bayangan, tamat perguruan tinggi niscaya akan lebih mudah menjadi CPNS.

Tidak ada yang salah menjadi seorang CPNS, apalagi pada dasarnya menjadi abdi negara adalah suatu pekerjaan yang mulia. Suatu pekerjaan yang membutuhkan pengorbanan tinggi karena harus setia melayani masyarakat, kapan saja dan dimana saja. Namun ketika tujuan mulia tersebut berubah dan satu-satunya ladang pengabdian adalah di kantor pemerintah maka menjadi CPNS semacam “Perburuan sejati”. Disini harapan satu-satunya untuk mendapat kerja disematkan.

dizaman yang serba materialistis ini menjadi PNS adalah suatu tujuan untuk kemuliaan dunia. Ada banyak fasilitas dan kejayaan yang bisa didapatkan kalau anda menjadi PNS. Dapat gaji tetap tiap bulan tidak peduli berapa hari masuk kerja ataupun ada bencana apa yang menimpa daerah. Bisa mengajukan kredit hingga ratusan juta (tergantung pangkat) ke bank pelat merah hanya dengan mengandalkan gaji semata. Kredit yang cukup lumayan untuk sekedar membuka usaha sampingan ataupun membangun rumah yang nyaman. Tidak perduli apakah anda berkualitas atau tidak, memenuhi output pekerjaan atau tidak.

Mimpi menjadi PNS membuat sebagian besar anak muda kita tidak mau mencurahkan pikiran habis-habisan untuk membangun sektor swasta. Tantangan yang besar di sektor ini sering menciutkan nyali para anak muda yang sudah terbiasa melihat hidup enak para pegawai. inilah yang saya tekankan.. gimana indonesia mau maju, jika nyalinya aja cuma sebatas pegawai,

Ada pepatah yang mengatakan “Kuliah Tinggi-Tinggi Lulusan Sarjanan Kok Cuma Mau jadi PNS”.

maka pepatah yang sama bisa diterapkan,”Ajarlah anakmu jadi PNS sejak dari ayunan hingga ke PNS”. Seolah-olah pekerjaan lain di luar PNS bukanlah suatu pekerjaan riel. bahkan orang tua kadang aneh juga, jika mencari menantu maka prioritaskan adalah PNS, ada-ada saja,

Jika dilihat dari sudut pandang “Penghasilan”, gaji PNS itu pas-pasan, tetapi Mengapa banyak orang yang berminat untuk menjadi PNS ?

ada pertanyaan yang menggelitik hatiku, jika semua warga Indonesia ingin menjadi PNS lalu siapa yang akan menjadi pengusaha & karyawan swasta yang akan membayar pajak kepada negara untuk menggaji para PNS diseluruh Indonesia siapa lagi ?

coba kita berfikir sejenak apakah para orang sukses dan kaya raya dari orang-orang PNS, ? tengoklah Bill Gates, Carlos sim beru dan lain-lain apakh demikian? jelas tidak kawan, mereka adalah para pemikir yang cerdas yang mengerahkan kemampuannya untuk berinovasi, berkarya dan bermanfaat untuk banyak orang, menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang, juga sebgai inspirasi agar kita berfikir maju, untuk kemajuan bangsa dan negaranya.

ketahuilah para sahabatku, Para pendiri negeri ini kan pada awalnya mengembangkan ekonomi Indonesia dengan membesarkan produk lokal. Untuk itu diperlukan banyak wirausawan lokal sehingga seluruh kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi,

semangat berwirausaha harus ditumbuhkan di generasi muda kita terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa sehingga bisa merubah pola pikir dari menjadi PNS menjadi Wirausahawan. Mereka harus menjadi wirausahawan dan membentuk jaringan bisnis yang terkoneksi satu sama lain sehingga bisa menggerakkan roda perekonomian,

Padahal di negara kita ini masih butuh banyak wirausaha, dan dengan berwirausaha maka kita bisa memberikan mata pencaharian bagi para penganggur yang memang sedang membutuhkan pekerjaan. ya tidak? terus siapa yang akan memberi mereka pekerjaan jika pikiran kita terpaku menjadi PNS ? coba jawab?

ada hadits yang mengatakan bahwa “9 dari 10 pintu rezeki ada di perniagaan”. Atau hadits lain yang mengatakan “Pintu rezeki ada 20, 19 diantaranya melalui berdagang”. Lah kalo emang jelas rezeki itu paling banyak dari perniagaan/perdagangan, petanyaannya: “Ngapain kita cari tempat lain?”. berdagang itu dalam skala kecilnya disebut pedagang, dalam skala besarnya dialah “para pengusaha” para entreprenuer, para pebisnis, dan istilah lainya.. 

manusia tidak perlu cemas dengan urusan rezeki. Rezeki setiap makhluk sudah dijamin oleh Allah SWT, termasuk rezeki seekor semut sekalipun.

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Dan Dia meengetahui tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (Hud: 6).

“Dan berapa banyak binatang yang tidak menanggung rezeki-Nya, Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya (kepada binatang) dan kepadamu (para manusia ), dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Ankabut: 60)

”Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepada kamu. Adakah pencipta selain Allah yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada tuhan selain Dia, maka betapa kamu bisa dipalingkan?” (Al-Fathir: 3).

Semuanya saya yakini telah diatur sama yang di Atas. Tapi kita sebagai manusia hanya diperintahkan satu hal, bekerja sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada agar Allah mengubah hidup kita jadi lebih baik

sahabatku yang dirahmati Allah..

Jika kita amati, negara yang maju selama ini adalah negara yang menguasai simpul perdagangan. Sebuah bangsa atau umat akan maju jika mereka kuat dalam perdagangan. Menteri dalam pemerintahanpun juga menempatkan menteri urusan perdagangan sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi. Andapun juga mesti sadar bahwa jika pengin kaya maka salah satu caranya adalah dengan berdagang.Hal ini sudah diajarkan dalam ajaran agama kita bahwa 19 dari 20 pintu rezeki datangnya dari berdagang. Ada banyak versi dalam berdagang. Ada yang menyebut wirausaha, wiraswasta, bisnis, buka usaha sendiri dan berbagai macam yang lainnya. Inti dari semua istilah tersebut berujung tombak pada berdagang. Tujuan yang paling mulia dari berdagang adalah barokah..Bisa jadi berkah bagi semua orang. Ibarat pohon, pertama kali dia tumbuh, berkembang kemudian berbuah dan bermanfaat bagi orang lain. Begitulah hidup seharusnya dijalankan.

maka apa yang harus kita persiapkan ?

kita harus membangun diri kita dengan segitiga pondasi kehidupan yaitu, Ilmu, Iman dan Taqwa ketiga sisi segitiga ini harus berjalan sinergis, ketiga sisi segitiga ini tidak bisa berdiri sendiri, misalnya orang yang beriman dan bertaqwa tapi tidak berilmu maka sesatlah ia, begitu pula sebaliknya orang yang hanya berilmu tapi tidak beriman maka celakalah ia, tidak ada sisi yang mengarahkannya kepada kebaikan, ketiga sisi ini saling menyokong sehingga terbentuk suatu pondasi individu yang kokoh.

Kita harus mengoptimalkan segitiga kemampuan individu yaitu kemampuan intelejensi ( IQ), Kemampuan emosional (EQ), Kemampuan Spiritual (SQ). Sama halnya dengan segitiga pondasi kehidupan segitiga ini juga berjalan bersamaan. Orang selalu beranggapan IQ mempunyai peranan yang penting dalam suatu kesuksesan sehingga orang berusaha untuk memiliki IQ yang tinggi bahkan meremehkan orang yang memiliki IQ yang rendah. Itu semua salah karena apabila orang yang memiliki intelejensi tinggi tapi tidak disertai EQ dan SQ yang seimbang maka orang ini akan sangat sulit berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai contoh seseorang di amerika serikat yang memiliki intelejensi rata-rata tetapi bisa berinteraksi dengan sangat baik ia bisa menjadi salah seorang mahasiswa yang memiliki IPK yang sangat tinggi. Jadi penting bagi kita mengoptimalkan ketiga sisi ini.

dan ingatlah kawan “Kaya Harta Tidak Menjamin Hidup Bahagia” agar kita semua mempunyai cara berpikir yang modern yang tidak lagi menganggap harta adalah nomor satu. Karena ada banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan harta/uang, seperti kebahagiaan, persahabatan ,suatu kepercayaan ataupun kesehatan

marilah kita bersama menuntut ilmu sehingga memiliki wawasan yang luas ,dan pondasi kehidupan yang kokoh sehingga kita tidak lagi menganggap harta adalah segalanya. Ada peribahasa yang mengatakan “Rakus karena ilmu mulia, Rakus karena harta Hina”

marilah kita menjadi pribadi yang siap maju dan memajukan orang lain, yang mengispirasi banyak orang, memajukan bangsa dan negara, dan penegak sempurna iman dan agama kita,

marilah kita selalu bersandar kepada Allah, dzat yang maha kaya, yang maha pengabul doa, yang maha baik lagi maha mulia,

ya Allah, mudahkalah kami dalam urusan mencari ilmu, untuk kebaikan kami didunia ini menggapai syurga yang engkau ridhoi,

semoga bermanfaat.