cerita dari seorang sahabat

mungkin kawan semua ada yang mengalami seperti cerita dibawah ini. to malah saat ini berada dalam situasi yang demikian ini. wallahu a’lam kadang kehidupan berjalan seolah seperti kebetulan.bacalah moga dapat mengambil hikmahnya…insyAllah

Tetangga tepat di depan rumah kami tergolong keluarga mampu. Sang ayah pegawai negeri, bekerja di sebuah dinas kesehatan kota, anak-anaknya ‘jadi’ semua, mapan. Mereka punya pekarangan luas, berbagai macam tanaman ada didalamnya. Setiap musim buah tiba, entah itu rambutan, mangga, durian, nangka, klengkeng, dan beberapa jenis lagi yang saya tidak ingat, sempat membuat saya berpikir “Kenapa Allah tidak menjadikan saya sebagai salah satu dari keluarga mereka?” Rumah dan halaman yang luas juga memungkinkan kami, anak-anak bisa leluasa bermain disana. Tapi saya sering dilarang oleh orang tersebut “Sssstttt….!”katanya, “Jangan main disini!”.

Keberadaan keluarga mereka membuat saya iri. Bagaimana saya tidak iri, jika secara materi mereka mapan, kelihatannya tenteram tidak kekurangan suatu apapun? Bahkan Pak Lurah waktu itu adalah kerabat dekat mereka, suatu posisi dimana mereka akan bisa mendapatkan kemudahan dalam hal misalnya kepentingan mendapatkan surat-surat.

baca kisah selengkapnya..