Saat doa tak kunjung di kabulkan
saat Realitas jauh dari idealitas
kita seakan ingin menyaingi kehendak Allah
Mendahului takdir Allah
Kurang percaya dengan Qodo dan Qodar Allah”
QS. Al-Syams [91]: 8. Yang artinya kurang lebih demikian “maka Allah mengilhamkan jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.”
“Idealis itu baik, namun harus tetap Realistis”
Sahabatku, Melakukan yang terbaik, mendapat yang paling baik dan menjadi yang terbaik selalu menjadi pilihan yang tak bisa dilepaskan, jika dihadapkan pada pilihan, maka seringkali pilihan itu akan menjadi pilihan terbaik untuk dipilih. karena disisi lain dalam kehidupan setidaknya ada oposisi biner (binnary opposition) yang bertentangan satu sama lain. contohnya banyak sekali, Ada siang, ada malam, indah-buruk, cantik-jelek dan sebagainya. Idealitas realitas juga merupakan dua hal yang berbeda. Idealitas mendambakan tatanan jagad yang serba, superior, indah, bagus dan bernilai tinggi.
Sedangkan realitas merupakan kondisi sebenarnya, objektif dan apa adanya. Realitas terkadang bagus terkadang juga jelek, terkadang order terkadang disorder. Idealitas manifestasi dari citra ide tinggi yang ada dalam angan, konsep, cita dan asa. Manusia pasti memiliki tujuan ideal dalam hidup. bisa dipastikan paling banyak begitu, Jangankan orang dewasa yang sudah mampu merasa dan menalar secara sistematis, anak kecilpun jika ditanyai dengan pertanyaan yang serupa misalnya “cita-citanya mau jadi apa?”maka dengan polosnya menjawab dengan idealnya ini itu, banyak yang memiliki mimpi menjadi dokter, presiden, insinyur, bos dan profesi-profesi puncak lainnya.
Idealitas merupakan sebuah konsep yang menjadi nilai tertinggi yang kita yakini sebagai yang terbaik. Karenanya, idealitas ini ada kalanya terkesan sangat utopis (hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata), idealitas akan mencetak seorang idealis, Idealis membawa manusia menjadi pribadi visioner yang seolah-olah menyatakan pada dunia, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini dan terkadang mimpinya terasa sangat melangit. ini sah-sah saja, memang kenyataan memberikan informasi bahwa tidak ada yg tidak mungkin didunia ini namun Ini akan bertolakbelakang, berbeda dengan realitas yang memunculkan sikap realistis, yang bisa memaknai sebagai sesuatu yang nyata, yang nampak saat ini. Jika idealitas adalah gambaran masa depan, maka realitas adalah kejadian saat ini. Idealis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan idealitas, sedangkan untuk realistis biasa dipakai istilah realistis. Karenanya kita sering mendengar bahwa orang itu sangat idealis atau sangat realistis, tentunya Idealis dan realistis masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. namun keduanya ada, tumbuh untuk saling melengkapi. Bukan saling mengalahkan satu sama lain. Hanya terkadang porsinya perlu diatur sesuai dengan kebutuhan, nah ini perlu penekanan khusus agar tetap selalu seimbang.
Sahabatku yang baik, Harus disadari bahwa terkadang idealitas harus tunduk terhadap realitas, begitupun sebaliknya terkadang realitaspun harus bertekuk lutut di hadapan idealitas. kenapa bisa begitu ? Kebodohan misalnya, adalah realitas dalam masyarakat yang memiliki kesadaran pendidikan yang rendah. Namun realitas tersebut akan terkikis oleh lahirnya idealitas tentang kesadaran pendidikan masyarakat yang tinggi. seimbang bukan?. Idealitas kepintaran kecerdasan dan kesadaran mampu mengalahkan realitas kebodohan, kedunguan dan keterbelakangan. memang Idealisme adalah sumber perubahan Akan tetapi, idealisme tidak dapat berdiri sendiri tanpa pelengkapnya. Idealis tanpa realistis seperti mimpi tanpa pembuktian yang berarti. Idealis tinggi tanpa realistis bahkan akan berefek negatif bagi sang pelaku idealis bahkan bisa berdampak dalam segi psikologis maupun kejiwaan, hal yang umum dimasyarakat.
bagaimana pribadi idealis itu ?
Pribadi yang idealis tentu saja sehat secara fisik dan rohani memiliki kemampuan dan kepribadian yang baik, baik Kemampuan terkait ilmu-pengetahuan untuk bidang yang digelutinya, kemampuan logika, daya ingat,maupun kemampuan menyampaikan pikiran (visi, misi dan persepsi) secara verbal dan secara tulisan. mempunyai Kepribadian yang baik, memiliki sifat jujur (dapat dipercaya), bisa bertanggung jawab, dan tidak pernah melakukan perbuatan yang berlawanan dari kebaikan. Secara kejiwaan, pribadi yang ideal disebut memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ), emosional (EQ) dan spiritual (SQ), yang apabila diukur dengan menggunakan alat psikometri, maka hasilnya (Q = Quorient), semuanya menunjukkan nilai positif (baik) artinya pribadi tersebut memiliki kemampuan dan sikap mental yang baik. apa itu saja cukup ? tentu saja tidak..
Idealis ataupun realistis itu adalah sebuah pilihan, sama halnya dengan pilihan-pilihan lainnya, setiap pilihan mempunyai konsekuensinya masing-masing. Konsekuensi inilah yang biasanya dijadikan acuan untuk memilih. tentunya orang akan lebih senang memilih yang terbaik, tapi Ketika konsekuensi pilihan untuk menjadi idealis sangat berat, maka kita akan menjatuhkan pilihan pada sosok yang realistis. Pun sebaliknya, ketika kita memilih realistis tidak menjadikan kita lebih baik, bahkan sebaliknya maka idealislah yang akan kita pilih. makanya perlu sekali adanya keseimbangan koheren antara sifat idealisme dan realistis agar menjadi manusia seutuhnya. Sikap realistis diperlukan untuk memahami kondisi riil di lapangan. (seperti inilah kenyataan, inilah sebenarnya, inilah keadaaanya) Sedangkan sikap idealis diperlukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kekurangan yang terjadi dalam realita yang ada. apa engkau bingung ?
kuharap bisa mengerti,.
sahabatku yang dirahmati Allah
Sadarilah fitrah dirimu, jika tiba-tiba awan gelap, angin dan badai mengamuk, halilintar menyambar-nyambar maka muncullah sifat fitrahnya. ketika-ketika seseorang berada diatas kapal ditengah lautan, lalu badai ombak menghempasnya, maka secara otomatis muncullah sifat fitrahnya, maka terlepaslah, terjatuhlah idealisme diri kemudian menuju sifat fitrah yang sesungguhnya ialah mencari,mengadu dan berpasrah pada Allah.
هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
22.Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (dan berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti Kami termasuk orang-orang yang bersyukur. (Surat Yunus;22)”
jika manusia senantiasa kembali ke fitrahnya, tentu setiap saat akan mengingat Allah dengan berdzikir dan tasbih. dalam keadaaan lapang atau sempit, dalam saat realistis maupun idealispun ia butuh kepadanya hanya saja manusia dalam perjalanan hidupnya banyak dipengaruhi oleh hawa nafsu, egoisme, merasa paling baik, merasa paling benar, idealis yang ketinggian, maupun tak menyadari realita yang ada, dll, sehingga fitrah itu lemah atau bahkan lenyap. kenapa bisa begitu ?
Seorang ulama salaf berkata ; “jika kamu bermunajat, janganlah meminta sesuatu yang mustahil, seperti meminta agar rembulan terbelah menjadi dua atau matahari terbit dari barat dan sebagainya”. semua itu melampui batas dan bagian dari sifat tercela, sikap yang demikian itu sungguh kurang sopan dihadapan Allah.
begitu pula, tehadap ambisi, keinginan, harapan dan semangat, hendaknya jangan sampai engkau melampaui batas. renungkan dan pikirkan, jika melampaui batas berarti angan-angan dan harapanmu hanyalah sesuatu yang mustahil ibarat kata orang ( terlalu idealis) itu sama saja dengan bermimpi. sesungguhnya mewujudkan sebuah impian merupakan dambaan dan harapan setiap orang, jika berhasil maka akan bahagia. inilah yang disebut dengan sukses. ia menjadi percaya diri dan semakin bersemangat untuk memacu diri lebih maju lagi,.
namun jika impian dan keinginanmu itu terlalu tinggi sulitlah untuk diwujudkan. sulit untuk kau capai. dirimu justru akan kepayahan dan terpelanting di tengah jalan. akhirnya kecewa, sedih, lelah dan merasa gagal kemudian engkau berputus asa terhadap impianmu yang tak tercapai berusahalah Realistis.
Allah memerintahkan dan memberi tanggung jawab kepada hambanya telah diukur dengan kemampuan mereka, dia tidak akan memberikan beban yang melebihi batas kemampuan kita. tenanglah sesuatu yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah tertukar dengan yang lain, bersabarlah kawan,..
“Idealis itu baik, namun harus tetap Realistis” (kata guruku), maksimalkan usahanya, biarlah Allah yang menunjukkan jalan terbaiknya…
“Jika Allah memudahkan suatu perkara, akan mudahlah perkara itu Kekerasannya akan menjadi lembut, dan kesusahannya mudah ditundukkan…
Betapa banyak orang berputus asa, lalu mendapat kemudahan….
Betapa banyak orang penakut,lalu menjadi menakutkan….
Orang yang bakhil jadi dermawan, dan semua kejadian itu berlaku, sesuai dgn ketentuan yang ada…
Dunia menjadi marah, dan membuat orang kaya menjadi miskin,
Dan membuat orang susah karena kemiskinan jadi kaya,
Betapa banyak kita lihat kekeruhan hidup,setelah kejernihan hidup,
Dan sebaliknya, kejernihan datang setelah kekeruhan”
(Husan bin Mathir al-Asadi )
Referensi book Fiqih Realistis, Download disini
semoga bermanfaat, semoga tetap tersenyum…
Bekasi, 15 oktober 2015
marilah kita berdiskusi dan mengkajinya bersama