krisis ekonomibismillahirahmairahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah, mengingat kembali perkuliahan di bulan bulan akhir tahun 2014, seorang dosen yang juga bekerja dibidang migas disalah satu anak perusahaan pertamina, sering menceritakan tentang MEA dimana pada tahun 2015 akan masuk ke indonesia, beliau menjelaskan bahwa bukan hanya barang saja yang datang bahkan tenaga ahli dari luarpun berbondong-bondong masuk meramaikan pasar dunia kerja di indonesia, beliau mengingatkan selalu agar kita mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan pasar bebas dengan menyiapkan skill dan pengetahuan kita.

pada bulan desember 2014, kuturunkan artikel dengan judul “masyarakat ekonomi asean antara peluang, tantangan dan ancaman” artikel ini mengalami kenaikan pengunjung yang signifikan semenjak januari hingga sekarang, bahkan pencarian search enggine dengan mengetik “dampak mea” misalnya akan diarahkan menuju blog ini, tercatat sudah 3500 lebih yang sudah membaca dan dijadikan referensi diberbagai blog maupun website lainnya.

bagaimana kondisi ekonomi indonesia dikuartal pertama tahun ini?
apa dampak kondisi ekonomi saat ini ?
bagaimana cara mengatasinya ?

sahabatku, gejolak-gejolak  yang terjadi saat ini kita garis bawahi poin-pointnya ;

1) Para pengusaha terpukul keras; Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIipmi) mengaku terpukul dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2015. Pasalnya, ekonomi RI yang hanya tumbuh 4,7% berdampak dan menambah beban pengusaha Indonesia. ini terbukti perusahaan-perusahaan besar dikawasan industri mulai lesu, terlebih dalam bidang manufacture, pengurangan karyawan, pengurangan produksi, jam kerja banyak yang diliburkan (lay off) pun tak bisa dihindarkan.

2) Penerimaan Negara tidak mencapai target; Pertumbuhan ekonomi sebesar itu juga menyebabkan penerimaan negara terancam tidak mencapai target. Dalam APBNP 2015, pemerintah menargetkan penerimaan negara yang cukup fantastis sekitar Rp1.294,3 triliun. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah menyebutkan, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7%, penerimaan negara pada kuartal I hanya mencapai Rp310,1 triliun.

jika penerimaan negara tidak mencapai target pada akhirnya akan berdampak pada tidak terpenuhinya target pembangunan infrastruktur yang digalakkan pemerintah.karena Mengingat pengeluaran rutin tidak bisa digeser, maka belanja modal dan infrastruktur terpaksa dikorbankan.

3) Angka kemiskinan dan pengganguran meningkat; Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan, lesunya perekonomian Indonesia pada periode ini juga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Saat ini saja, jumlah pengangguran di Indonesia sudah mencapai 7,45 juta orang, meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 7,15 juta orang.

source: http://ekbis.sindonews.com/read/998988/33/target-penerimaan-negara-terancam-meleset-1431076655

4) Daya beli masyarkat menurun ; Lonjakan harga barang kebutuhan pokok yang terjadi beberapa waktu belakangan membuat daya beli masyarakat menurun. Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menuturkan, rendahnya daya beli masyarakat dapat dilihat dari tingkat komponen pengeluaran rumah tangga yang mengalami perlambatan.

daya beli masyarakat yang menurun bermula dari kebijakan di awal pemerintahan yang tidak terkoordinasi dengan baik dalam menjaga komoditas kelompok administered price (harga yang diatur pemerintah. Ditambah lagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pun melemah. harga BBM yang naik turun kemudian dimanfaatkan pelaku ekonomi untuk menjustifikasi setiap kenaikan harga, harga elpiji dan tarif dasar listrik (TDL) di saat bersamaan juga ikut naik. Padahal, energi adalah komoditas administered price yang seharusnya pemerintah punya kendali untuk menstabilkannya.

source: http://ekbis.sindonews.com/read/999008/34/ini-pemicu-daya-beli-masyarakat-anjlok-1431079446

mungkin itu hanya sebagian yang muncul dipermukaan, setelah melihat apa dampak yang ditimbulkannya maka apa yang menjadi faktor utama menurunya ekomoni pada kuartal pertama tahun ini baik internal dan external ;

1) Kondisi perekonomian global sedang memburuk, tak bisa dipungkiri dampak ekonomi global benar-benar terasa kesemua negara

2) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD)

3) Perlambatan ekonomi yang juga dialami negara mitra dagang utama Indonesia

4) Melemahnya harga minyak dunia yang dinilai juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

5) Realisasi belanja pemerintah yang masih kecil atau hanya 2,52% dari pagu APBNP 2015. Padahal periode yang sama tahun lalu, realisasi belanja modal tembus di angka Rp12,34 triliun atau 6,69% dari pagu APBN 2014.

6) Lambatnya persiapan administrasi kelembagaan sejumlah kementerian. Seperti penggabungan kementerian, lelang jabatan. di internal sendiri yang menghambat realisasi penyerapan anggaran. Itu membuat proyek pembangunan infrastruktur tertunda

7) Buruknya kinerja ekspor Indonesia, Meskipun neraca perdagangan pada kuartal I surplus, namun itu lebih disebabkan karena impor yang turun menjadi 15,‎1% dan bukan disebabkan oleh prestasi ekspor Indonesia.

source: http://ekbis.sindonews.com/read/998857/33/ini-penyebab-pertumbuhan-ekonomi-ri-melempem-1431057186

8) Turunya Indeks tendensi bisnis ; Ini merefleksikan bagaimana persepsi pelaku usaha untuk berjalannya ekonomi ke depan. Kalau sampai persepsi ini negatif, artinya berbagai macam paket kebijakan dan insentif yang dilakukan pemerintah ini tidak punya dampak terhadap dunia usaha.

9) Produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/05/nnv2zd-kuartal-pertama-pertumbuhan-ekonomi-47-persen

10) Kisruh politik semakin tak ada ujungnya, Penegak hukum saling beradu kekuatan, menunjukkan taring dan beking.

11) dan masih banyak faktor lagi

menurut Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik . ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlambatan ekonomi tersebut, yaitu :

1. Semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat kecuali makanan, minuman, tembakau,

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah melambat,

3. Realisasi belanja modal pemerintah untuk infrastruktur leih rendah dibanding kuartal I-2014,

4. Impor barang modal turun terutama barang modal jenis alat angkutan dan mesin,

5. Ekspor barang terkontrasi karena turunnya harga komoditas dan melambatnya perekonomian negara mitra dagang Indonesia,

6. Melambatnya pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan turunnya rata-rata pengeluaran wisman.

apa yang harus dilakukan segera mungkin ?

1) Meningkatkan Sumber daya manusia, ini kunci umum yang wajib selalu dicantumkan.

2) Mendongkrak kinerja dan mempercepat peningkatan daya saing industri

3) Program prioritas infrastruktur dari pemerintah atau dari BUMN harus lebih dipercepat,

4) Pemerintah mungkin bisa memberikan insentif tertentu pada perusahaan-perusahaan pengekspor, agar mereka bisa meningkatkan nilai ekspor.

5) Pemerintah melalui kementerian dan badan-badan terkait mungkin bisa mendorong perusahaan-perusahaan dalam negeri terlebih perusahaan minyak yang beroperasi di tanah air, baik asing maupun lokal, untuk meningkatkan produksinya. Pemerintah harus segera merencanakan pembangunan kilang-kilang pengolahan minyak di dalam negeri, agar kita tidak harus impor bensin dan solar lagi, atau minimal dikurangi lah.

6) mengatur sebaik mungkin 1. Belanja pemerintah, 2. Konsumsi, dan 3. Investasi. pemerintah tentunya punya banyak opsi untuk meningkatkan ketiga hal tersebut, tinggal pilih yang mana yang bisa diimplementasikan dalam waktu dekat.

sahabatku, teguh hidayat direktur PT Avere Mitra Investama menuliskan ; ketika Rupiah sekarang sudah menembus Rp13,000 per USD, maka sebenarnya kurang tepat jika dikatakan bahwa, ‘Rupiah melemah karena seluruh mata uang di negara manapun juga sedang melemah terhadap US Dollar’, karena faktanya perekonomian kita memang lagi ada problem, dimana problem ini bukan terjadi baru-baru ini saja, melainkan sudah terjadi sejak dua atau tiga tahun yang lalu. Kalau dikatakan bahwa kita sedang krisis ekonomi sih mungkin agak berlebihan, tapi jika kondisi ini dibiarkan maka bukan tidak mungkin jika krisis itu pada akhirnya akan benar-benar terjadi.

http://www.teguhhidayat.com/2015/03/masalah-rupiah-dan-kondisi-ekonomi.html

sahabatku, mengakhiri pembahasan kali ini mari kita berfikir sejenak, Kita Bangsa Indonesia telah merdeka secara mandiri dan berhasil membentuk negara bangsa yang berbentuk kesatuan dalam kemajemukan, akan tetapi dalam pengelolaan sumber daya alam kita merasa belum berdaulat dan mandiri. Kita harus berani kembali menegakkan kemandirian bangsa dengan melakukan terobosan yang inovatif dan kreatif. Inovasi dan kreativitas memang selalu harus menerobos penghalang yang sudah menjadi aturan main, konvensi, dogma dan doktrin. Kawasan Asia akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia yang berada di dalam pusat pertumbuhan ekonomi yang paling pesat di dunia tentunya tidak boleh ketinggalan. Kreativitas dan inovasi menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Segala sesuatu bisa menjadi lebih optimal apabila kita mampu mengembangkannya dengan kreativitas dan inovasi. betul tidak kawan ?

apa yang harus kita lakukan untuk diri sendiri menyikapi semua ini ?
menyikapai kondisi ketidakstabilan ekonomi saat ini maka yang harus kita lakukan adalah ;

a. kita harus mengendalikan gaya hidup dengan menghindari konsumerisme ; kita harus memilih pembelian barang yang betul-betul dibutuhkan. Hentikan budaya konsumerisme karena budaya ini muncul hanya karena ingin memiliki benda-benda berdasarkan nafsu semata.

b. tetapkan anggaran untuk investasi. Di tengah kondisi apapun, krisis atau tidak, investasi tetap nomor satu. Berapa pun dana yang kita miliki, kita tetap harus menyisihkan dana untuk investasi.

c. tidak menambah hutang, dengan tidak menambah hutang beban hidup tidak semakin berat

d. mengendalikan pengeluaran yang paling dominan. Krisis biasanya membuat harga-harga melambung tinggi sehingga akan ada tambahan anggaran untuk membeli kebutuhan pokok. Kendalikan pengeluaran dengan lebih cermat.

e, tetaplah cari rizki yang halal, Mata pencaharian yang halal merupakan sumber/tonggak keberkahan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan yang syubhat atau haram merupakan penghalang dari barakah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penyebab tidak dikabulkannya sebuah doa. “Sedikit tapi cukup lebih baik daripada banyak tapi tak pernah merasa cukup”

semoga dengan kiat-kiat tersebut diharapkan kita tetap survive di tengah krisis yang melanda. Insya Allah.

munajat ;

ya rabb, melihat ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian harga, juga sulitnya mencari kerja. seharusnya menjadikan kami lebih mendekat lagi kepadamu. engkaulah pemilik dunia dengan segala isinya, sangat mudah bagimu untuk menganugerahkan kepada kami apa yang menjadi kerisauan kami saat ini

ya rabb, kami sadar bahwa salah satu penyebab kerusakan irama kehidupan kami adalah keinginaan yang dipaksakan dan kebutuhan yang didasarkan pada nafsu. demi kebahagian dan ketenangan sejati, kami mohon ya Rabb, hembuskanlah kepada kami sikap qona’ah, sikap menerima di hati kami agar bisa menerima kehidupan ini apa adanya, dan demi apa yang dinamakan kenikmatan disisimu ajarkanlah kami memiliki sikap sabar dalam proses pencarian rezeki dan keringanan tangan untuk berbagi.

ya Rabb. kebutuhan dan keinginan pada diri kami sering kali tidak terkendali, tapi bila engkau berkehendak dan juga sebab rahmatmu. kami yakin bisa mengendalikan diri. tuntun kami ya rabb, tuntun kami selalu dalam kebaikan dan ketaatan. Amien

semoga bermanfaat.