NU TOLAK KHILAFAHbismillahirahmanirahim.

sahabatku semua yang dirahmati Allah. Sekarang ini banyak sekali sebagian orang (muslimin) baik itu dari ormas maupun parpol yang ingin menegakkan syariat islam dalam negara khususnya indonesia. mereka ingin sekali khilafah islamiyah berdiri tegak di muka bumi ini.

logika sederhana akan berbicara :

Jika ada soal matematika yang rumit, atau soal disiplin ilmu teknologi dan semacamnya, orang yang tidak membidanginya tidak akan malu malu mengatakan ” Aku tidak tahu “

Tetapi ketika persoalan Agama diajukan, seakan semuanya merasa menjadi ahli agama, apa lagi jika menyangkut amalan yang telah mengakar dalam hatinya, maka semuanya berebut komen dengan gaya khasnya masing-masing.

Nahdlatul Ulama (NU) dipastikan tidak akan tertarik dengan gagasan pendirian Khilafah Islamiyah. Namun kalangan kelompok tertentu dipersilakan meneruskan agendanya asal tidak membawa-bawa nama NU. Demikian Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sa’id Aqil Siradj.

Dalam perjalanan sejarahnya, Rasulullah SAW juga tidak pernah mendirikan negara Islam. Justru di tengah masyarakat Madinah yang plural Rasulullah membuat kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Madinah. Seluruh penduduk yang ada disamakan dalam hukum, aturan serta hak dan kewajibannya, meski mereka berbeda-beda dalam agama, suku dan rasnya.

Pada masa sepeninggal Rasul, model pemerintahan yang dijalankan juga beda-beda. “Islam tidak memberikan ketentuan yang baku tentang sistem pemerintahan, yang penting pemimpinnya adil, jujur dan melayani masyarakatnya dengan baik, itu sudah cukup

sahabatku semua yang dirahmati Allah.

Menurut Kang Said (panggilan akrab Said Agil), dalam perjalanan panjang sejarah Islam selanjutnya, malah ditemukan berbagai jenis model pemerintahan, mulai dari khalifah, imarah, sampai kesultanan yang kebanyakan justru terjadi melalui pertumpahan darah sesama kaum muslimin. “Saya kok yakin, mereka itu tidak tahu sejarah Islam,” kata Kang Said menyindir ormas itu.

Alumnus Universitas Ummul Qura’ Makkah itu memastikan bahwa menurut NU menilai gagasan dari kalangan Ormas  itu tidak masuk akal tersebut. Namun jika kalangan Ormas itu* bersikeras mengumumkan semangat khilafah, NU tidak akan menghalangi, asal tidak memanipulasi dukungan dari NU, apalagi sampai merebut aset-aset NU. seperti kemaren mereka yang membawa-bawa nama NU dalam aksinya.

 “Kalau sampai mereka merebut aset-aset NU, kita akan pertahankan dengan cara apapun, karena itu memang hak kita,” katanya, “Jika Ormas itu* sampai merebut aset-aset NU, maka posisi mereka tidak jauh beda dengan kelompok Mu’awiyah ketika berhadapan dengan pasukan Shahabat Ali bin Abi Thalib.”

lalu bagaimana pandangan KHILAFAH menurut Ulama Ahlusunnah Waljamaa’ah ?

K.H. Mustafa Bisri ( Gus Mus )  pemimpin pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang Jawa Tengah

Bagaimana pendapat Kyai tentang isu khilafah yg makin marak ini?

 Menurut Islam, sistem khilafah atau khilafah Islamiyyah itu tidak memiliki dasar. Yang ada khilafah Rosidah terjadi sesudah Nabi Muhammad. Ada kholifah Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khotthob, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib atau yang dikenal Khulafaur Rosyidin. Setelah itu ada khilafah Umamiyyah, dinasti umayyah. Setelah itu di nasti umayyah Mojopahit, Brawijaya 1 brawijaya 2, Mataram. Habis itu dinasti Abasiyyah. Jadi Khilafah itu, khilafah Rosidah, khilfah Umamiyyah, khilafah Abaiyyah, khilafah Usmaniyyah.

Sekarang khilafah mana yang dikehendaki pengajak khilafah itu? Pemerintahan itu kalau adil ya Islami. Di Abbasyah (sekarang Etiopia), jaman Nabi Muhammad, kepala negaranya seorang nasrani tapi walaupun demikian oleh Nabi Muhammad dihormati. Para shahabat nabi yang hijrah disana juga mendapat perlindungan.

Tampaknya konsep khilafah itu kian mendapat sambutan dari masyarakat terutama anak muda?

 Karakter manusia itu memang suka terhadap hal yang baru, sementara yang lama dan sudah mapan dilihatnya biasa-biasa saja. Misalnya saja NU dan Muhammadiyah. Karena merasa sudah mapan NU dan Muhammadiyah sekarang ini tinggal ngantuknya saja.

Munculnya gerakan baru (pengajak khilafah) lalu dilihat sebagai sesuatu yang baru. Apalagi gerakan itu banyak menawarkan kegiatan. Inilah yang memikat anak-anak muda tanpa melihat isinya benar atau salah.

Menyikapi fenomena ini tentu kita harus kembali ke basik kita sendiri. Menawarkan banyak kegiatan untuk menyalurkan semangat anak muda. Sebab anak muda itu cenderung bergerak dinamis, tak bisa diam.

Walaupun misalnya, gerakan itu telah benar-benar menyusup ke NU dan Muhamadiyyah bahkan ke MUI?

 

Katakanlah mereka benar telah menyusup itu berarti diri kita ini lemah. Dan solusinya kita harus memperbaiki diri sendiri. Biasakan melihat (koreksi) diri sendiri dan tidak perlu menyalahkan orang lain. Misalnya, kenapa “warung” (NU) sekarang pelanggannya menurun dan berpindah ke warung lain. Padahal warung lain itu masakannya hanya itu-itu saja. Kita tidak boleh mengatakan warung lain itu jahat apalagi sampai mengundang polisi untuk menutupnya. Kalau mau kembali ke basik kita seperti dulu, nanti akan terbukti warung kita jauh lebih bagus dengan menu masakan yang lebih banyak.

Jika setiap saat hanya mengurusi mereka (pengajak khilafah) wahh ..kacau kita, yang rugi kita sendiri. NU dan Muhamadiyyah itu yang terbesar, NU bahkan terbesar di dunia. Kalau hanya mengurusi kelompok sekelas itu kan rugi. Membentengi pengaruh-pengaruhnya hanya akan membuang energi saja. Mending ngurus diri sendiri, kembali ke basik perjuangan kita yang pertama.

Seperti apa?

 70 tahun lalu Hadrotush Syeik Hasyim Asy’ari menulis surat kepada kyai-kyai, yang kemudian diambil alih oleh pengurus besar untuk dikirim ke cabang-cabang. NU terbukti diminati masyarakat, karena mereka merasa mendapat manfaat. Kalau NU tidak memberi manfaat maka umat tidak akan berminat lagi.

Perlu diketahui, mereka itu (pengajak khilafah) sebenarnya meniru semua model kita. Misalnya kegiatan Lailatul Ijtimak, sekarang di NU tidak ada tapi oleh mereka digunakan setiap malam.

Jadi NU tidak ada penanganan khusus membentengi ancaman kelompok tersebut dan lebih bersikap introspeksi diri ?

 

Ndak. Maksudnya jangan berfikir kesana tapi berfikir ke sini. Berpikir terhadap warung sendiri bukan milik orang lain. Anda akan mencari cara apa untuk membentengi mereka, kalau kita sendiri lemah. Gimana?. Misalnya ada kebocoran menembus warung kita. Yang kita pikirkan adalah dimana bagian dinding warung rumah kita yang bocor. Permasalahannya justru ada pada diri kita sendiri, tidak perlu menyalahkan orang lain. Perkara air (paham) mereka biarkan saja mengalir kemana-mana, asal tembok kita kuat kan tidak apa-apa.

Pemikiran khilafah itu tidak berdasar. Mereka hanya benci Amerika yang dianggap menjadi biang keonaran dunia. Satu-satunya cara melawan, menurut mereka, menjadikan umat Islam seluruh dunia bersatu mendirikan kekholifahan untuk melawan Amerika. Maksudnya kan begitu. Tapi langkah itu tidak riel. Andai saja bisa berdiri, lalu siapa yang menjadi kholifahnya. Arab saja tidak bisa kok.

Dulu pernah ada yang datang kesini membawa brosur dan segala macam. Saya tanya apa tujuannya. Katanya mempersatukan Islam. Waktu itu saya bilang sambil tertawa, lho sampeyan ini gimana, mau mempersatukan Islam kok malah bikin lagi. Tak kasih tahu, kalau ingin mempersatukan umat Islam itu mudah, temui saja pimpinan-pimpinan organisasi Islam itu, masing-masing suruh bubarkan organisasinya. Hari ini di bubarkan besok jadi satu. Kalau bikin lagi namanya tidak bersatu tapi tambah banyak. Masing-masing golongan bangga dengan golongannya sendiri, seolah-olah bisa mempersatukan dunia.

Sebenarnya hubungan antara imam dengan umat itu ada, seperti tanya jawab, musyawarah, pelajaran kitab, jamaah tahlil, sembahyang ghoib bahkan ada yang menyantuni saudara-saudara kita yang lemah. Semua sudah kita lakukan.

Bukankah hal ini sebenarnya sudah bukan sekedar persoalan kelompok NU atau Muhammadiyah tapi sudah mengancam NKRI?

 

Sama saja. Kalau kita baik, seperti dulu, bangsa mendapat barokah yang luar biasa. Kenapa sekarang tidak. Saya lebih suka instropeksi diri dari pada menyalahkan orang lain. Jaman kemerdekaan atau jaman apa saja.

Anda sendiri melihat pemerintah menyikapi hal ini seperti apa? Pancasila dan UUD’45 dikatakan haram?

 

Ya tanyakan pada pemerintah. Kalau masih ingin menjaga NKRI kita harus bertanya, benarkah kita berjuang untuk negara ini atau tidak. Seperti mengejar layang-layang putus, kalau ada masalah baru kelabakan.

Ketika kuat seperti dulu, pemerintah yang bertanya kepada kita, bahkan pemerintah Jepang dulu bertanya kepada Kyai Hasyim As’ari, siapa yang paling pantas menjadi presiden. Sebetulnya Kyai Hasim itu layak, tapi hebatnya beliau tidak berfikir untuk diri sendiri seperti kebanyakan orang, tidak menunjuk putranya tapi malah menunjuk Soekarno.

Pada jaman penjajahan Belanda, Hadrotush syeik juga mengeluarkan fatwa jihad. NU dalam muktamarnya memutuskan bahwa Soekarno lah yang layak menjadi presiden. Ini sikap politik kebangsaan NU untuk kepentingan NKRI. Mengapa pemerintah sekarang ini tidak mendengarkan NU sebab dengan FPI (Front Pembela Islam-red) suaranya kalah jauh.

Sebagian ulama’ mengatakan, kelompok ini hanya menggunakan kedok agama dengan dalil-dalinya untuk tujuan politik. Tanggapannya?

 

Di negara asalnya Yordania, kelompok ini dilarang dan tidak ada negara lain yang menerima hanya Indonesia. Organisasi terbesar NU tidak mendukung dan sepertinya Muhammadiyah juga tidak. Pemerintah harusnya percaya dan minta fatwa kepada kita tapi nyatanya kan tidak. Nah menurut saya, lagi-lagi kita harus koreksi terhadap diri sendiri. Kalau terus menerus sibuk mengurus pekerjaan kecil, kita ini lama-lama akan terkesan kecil. Saya ingin supaya kita kembali menjadi jam’iyyah yang punya wibawa, posisi yang betul-betul diperhitungkan. Belum tegaknya keadilan, kesejahteraan rakyat masih terabaikan, ini yang harus diprioritaskan.

Sebenarnya mudah sekali mematahkan dalil, hujjah mereka. Tapi tanpa dibarengi perbaikan terhadap diri sendiri secara inten tetap saja sia-sia. Mereka tidak akan mendengarkan kita. Apakah dikira kalau benar mereka lalu mau mendengarkan suara kita. Mereka hanya mendengarkan dirinya sendiri.

Maksudnya memperbaiki diri itu sepeti apa?

 

Lha kita tinggal kembali kepada basik kita, Kita pelajari apa yang telah dilakukan pendahulu kita. Perhatiannya terhadap Indonesia jelas sekali, dibaca oleh semua orang. Seperti soal dakwah. Dulu Wali Songo bisa mendakwahi orang jawa sampai sekian banyaknya, padahal dulu mayoritas Hindu dan Budha. Semua untuk Indonesia. Masyarakat dan orang-orang kecil dulu diperhatikan. Sekarang ini bagaimana kita ?

Dulu NU tegas menjaga NKRI seperti fatwa jihad melawan penjajah, memilih Soekarno menjadi presiden, menerima asas pancasila dan UUD’ 45. Itu namanya politik kebangsaan. Dulu NU juga selalu mendampingi, mengayomi rakyat. Kalau rakyat geger dengan pengusaha, ditindas penguasa, NU selalu membela. Selain itu, para kyai membuat lembaga-lembaga untuk membantu pedagang kecil meningkatkan kesejahteraannya.

Maka kalau analognya dengan warung, masihkan kita menggunakan resep dulu, ramah menghadapi pembeli dan masihkan kita menjaga kebersihan makanan kita, hal-hal seperti itulah menurut saya mendesak

Logika saya mengatakan, Indonesia ini terpuruk atau tidak tergantung umat Islam karena mayoritas. Dan Islam Indonesia tergantung NU karena jumlahnya terbesar.

(Alkautsar.co/Wawancara dengan Gus Mus, sapaan populer K.H. Mustafa Bisri pemimpin pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang Jawa Tengah di kediamannya Rembang, pada hari Jum’at 8 Muharrom 1431 H/ 25 Desember 2010M).

pandangan habib Munzir Almusyawa saat ada orang yang bertanya mengenai Khilafah

seorang bertanya : ada Ormas yang :

1. Mereka mengharam-kan Demokrasi yang dilaksanakan di negeri Indonesia tercinta ini.
2. Mereka ingin menghidupkan kembali system ke-Khilafah-an yaitu dengan mengganti sitem Demokrasi tersebut.

Bagaimana pendapat Habib mengenai keberadaan Organisasi tersebut ? apakah tidak bertentangan dengan Aqidah kita yakni “Ahlussunnah wal jama’ah”.?

jawaban Habib Munzir almusyawa .

Saudaraku yg kumuliakan,
Daulah islamiyah ini sebenarnya tak pernah dikenal dalam islam, hanya istilah yg diada adakan saja, karena islam tak pernah mengenal “negara islam”, yg ada adalah khilafah islamiyah,

Islam adalah untuk dunia, bukan untuk indonesia, malaysia atau nama nama negara yg dibuat buat oleh manusia.

anda lihat Rasul saw berkuasa di madinah, namun pemimpin madinah tetap Abdullah bin Ubay bin salul, (pemimpin munafik dan musuh islam), mengapa Rasul saw tak merebut kekuasaan darinya?, Rasul saw membiarkan Ibn Ubay tetap memimpin madinah, dan Abu sofyan (sblm msk islamnya) tetap memimpin Makkah,

Rasul saw tak pernah merebut kekuasaan, dan memang tidak cinta jabatan,

dan negara kita ini sudah negara islam, apa lagi yg mau dikatakan mesti negara islam, sedangkan indonesia negara islam terbesar didunia.

presidennya islam, menterinya mayoritas muslimin, pejabatnya mayoritas muslimin, konglomeratnya mayoritas muslimin, buruhnya mayoritas muslimin, pengusahanya mayoritas muslimin, lalu apa lagi yg mereka inginkan?

mendirikan negara islam dan ini sudah negara yg dikuasai muslimin,

yg kita perlukan adalah masyarakatnya yg mesti dibenahi.

contoh kecil, bila sebagian dari kelompok muslimin berkata : ini stasion televisi, stasion radio sudah merusak, harus ditertibkan, lalu mau apa cuma duduk di majelis taklim, dan rumah dan keluarga itu terus dirusak oleh televisi..

mereka dg dangkalnya berucap demikian, maksudnya adalah kalau negara islam maka televisi2 bisa ditertibkan..

saya sudah observasi, saya adalah narasumber di Trans TV, TPI, Indosiar, LaTV dan antv.

saya bertanya pada mereka : kenapa kalian tayangkan tayangan2 tak beradab, mereka semua menjawab dg jawaban yg sama : “kami hanya mengikuti selera masyarakat bib” ?

masyarakat maunya porno kami tayangkan porno, masyarakat maunya dangdut kami tayangkan dangdut, bila di bulan ramadhan masyarakat maunya tayangan islami maka 99% tayangan kami islami, dan semua artis diwajibkan berjilbab, dan semua film dan sinetron semua tentang alqur’an dan hadits…, karena masyarakat maunya begitu..

maka saudaraku, lalu kunci utamanya dimana?, ditelevisi, dipemerintahan, di pejabat, di perusahaan, atau dimana?, jawabannya hanya satu… di masyarakat.

dan itulah dakwah Nabi Muhammad saw, rahmatan lil ‘alamiin..

maka bila dakwah muncul untuk menyejahterakan masyarakat dan mengajaknya kepada kenabawian dan sunnah, itulah dakwah yg benar, dan selain daripada itu maka anda mesti berhati hati.

oleh sebab itu bila anda dengar kelompok manapun yg ingin mendirikan negara islam dg syariah islam maka gerakan itu adalah gerakan kesusu, muncul dari ide ide yg tak memahami syariah islam dan berfatwa semaunya.

HABIB MUNZIR PUN MENAMBAHKAN .

Saudaraku yg kumuliakan,
Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg ditindas oleh penguasanya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yg keluar dari perintah sultan (penguasa) sejengkal saja maka ia mati dalam kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg melihat kesalahan pada penguasanya yg tidak disukainya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yg memisahkan diri dari kelompoknya lalu ia wafat maka ia wafat dengan kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)

berkata zubair bin Adiy ra : kami mendatangi Anas bin Malik mengadukan kekejian Hajjaj dan kejahatannya pada kami, maka berkata Anas ra : “Bersabarlah kalian, karena tiadalah datang masa kecuali yg sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian akan menemui Tuhan kalian, kudengar ini dari Nabi kalian (Muhammad saw)” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg mengangkat senjata diantara kita (memerangi sesama) maka bukan dari golongan kita” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)

Sabda Rasulullah saw : “Janganlah kalian kembali pada kekufuran setelah aku wafat dengan saling bunuh satu sama lain” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg melihat pada penguasanya sesuatu yg tak ia sukai dari kemungkaran hendaknya ia bersabar, sungguh tiadalah seseorang memisahkan diri dari jamaah muslimin lalu ia wafat maka ia wafat dengan kematian jahilyah” (Shahih Bukhari Bab Ahkam)

Sabda Rasulullah saw : “dengar dan patuhlah bagi seorang muslim selama ia tak diperintah berbuat maksiat, bila ia diperintah berbuat maksiat maka tak perlu dengar dan patuh” (Shahih Bukhari Bab Ahkam)

Kesimpulannya adalah Rasulullah saw dan kesemua para Imam dan Muhaddits ahlussunnah waljamaah tidak satupun menyerukan pemberontakan dan kudeta, selama pemimpin mereka muslim maka jika diperintah maksiat mereka tidak perlu taat, bila diperintah selain dosa maka mereka taati,

Sebagaimana dimasa merekapun terdapat kepemimpinan yg dhalim, walau berkedok dg nama “KHALIFAH” namun mereka dhalim, diantaranya Hajjaj yg sering membantai dan menyiksa rakyatnya, namun ketika mereka mengadukan pada Anas ra, maka mereka diperintahkan bersabar, Bukan diperintahkan merebut Khilafah dengan alasan khalifah itu dhalim,

Negeri kita ini muslim, pemimpinnya muslim, menteri menterinya mayoritas muslimin, mayoritas masyarakatnya muslimin, maka apalagi yg mesti ditegakkan?, ini adalah khilafah islamiyah (kepemimpinan islam), adakah presiden kita melarang shalat?, adakah pemimpin kita melarang puasa ramadhan?,

Mengenai kesalahan kesalahan lainnya selama ia seorang muslim maka kita diperintah oleh Rasul saw untuk bersabar,

Dan para Imam dan Muhaddits itu tak satupun menyerukan kudeta dan penjatuhan kekuasaan dari seorang pemimpin muslim,

Ringkasnya saudaraku, berkoar koar meneriakkan khilafah islamiyah adalah perbuatan kesusu, berdakwahlah pada muslimin sedikit demi sedikit hingga dalam bertetangga, di tempat kerja, di masyarakat, maka pelahan akan muncul ketua rt yg mencintai syariah dan sunnah,

maka berlanjut dg ketua rw yg terpilih adalah ketua rw yg mencintai syariah dan sunnah, ketua rw yg mendukung majelis taklim dan melarang panggung maksiat, ketua rw yg tak mau menandatangani pembangunan diskotek dan gereja,

dan bila dakwah di masyarakat makin meluas akan sampai terpilihlah lurah yg demikian pula, lalu meningkat ke Bupati dst, ini akan tercapai dengan pelahan lahan tetapi pasti, dan negara akan ikut apa keinginan mayoritas rakyatnya, demikian pula televisi, radio, majalah, dan kesemuanya,

tak ada diskotek bila tak ada pengunjungnya, tak ada Miras dan narkoba bila tak ada yg membelinya, tak ada blue film bila tak ada yg mau menontonnya, ini semua akan sangat mudah,

Karena khilafah islamiyah bila ditegakkan skrng maka yg akan menolaknya adalah muslimin sendiri, mereka tak mau kehilangan diskoteknya, mereka tak mau kehilangan mirasnya, mereka tak mau menutup auratnya, nah.., maka bagi yg berkinginan menegakkan Khilafah islamiyah agar meratakan shaf dan terjun berdakwah mengenalkan sunnah dan nabi Muhammad saw sebagai idola muslimin,

Bukan berkoar koar khilafah islamiyah lalu menuding muslimin lainnya sesat karena menolak khilafah dari golongan mereka, lalu saling bunuh antara muslimin demi kepemimpinan dari fihak mereka,

SESEORANG BERTANYA LAGI.

Sekarang ini banyak sekali sebagian orang (muslimin) baik itu dari ormas maupun parpol yang ingin megakkan syariat islam dalam negara khususnya indonesia. mereka ingin sekali khilafah islamiyah berdiri tegak di muka bumi ini. tetapi sebagian ormas lain menolak seperti PB NU. katanya indonesia harus tetap Pancasila. Alasannya demi keutuhan negara Indonesia(NKRI) yang beragam budaya adat dll. sebenarnya bagaimana hukumnya menegakkan syariat atau khilafah islamiyah tersebut?

JAWABAN AL HABIB MUNZIR ALMUSYAWWA.

Saudaraku yg kumuliakan,
Menegakkan Khilafah islamiyah ini memang sering menjadi dilema, namun ketahuilah saudaraku bahwa Khilafah islamiyah ini bukanlah untuk satu Negara, khilafah islamiyah bukan untuk ditegakkan di Indonesia, Malaysia atau lainnya, islam tidak mengenal Negara, Khilafah islamiyah adalah untuk dunia, bukan satu Negara.
Anda lihat khilafah Islamiyah ala manhajinnubuwwah, adakah Nabi saw mendirikan Negara?, atau Khalifah Abubakar shiddiq ra mengibarkan bendera Negara?,
Atau khulafa’urrasyidin memiliki Partai?, apakah mereka berkampanye?

Mereka khalifah islamiyah mulai muncul di Kota Madinah, lalu meluas, meluas, meluas dan meluas, tanpa nama selain nama : wilayah Muslimin, itu saja.

Bahkan Negara dan wilayah tetap dipimpin amirnya masing masing, sebagaimana Madinah tetap dipimpin Abdullah bin Ubay bin Ka’ab padahal ia pimpinan Munafik, rasul saw tidak merobohkan kepemimpinannya, rasul saw tetap mengakui kepemimpinan Abu sufyan walau ia masih kafir sebagai Amir Makkah sebelum keislamannya, mereka dibiarkan memimpin namun hanya simbolnya saja..

Kalau anda bertanya pada saya maka saya mengikuti metode guru saya, kita berdakwah untuk membangkitkan sunnah, itu saja, dan itulah sebaik baik perjuangan untuk islam, teruslah berjuang untuk membuat masyarakat kembali pada sunnah, mencintai Nabi saw, mengidolakan Rasul saw, mencintai sahabat radhiyallahu’anhum, mencintai para imam dan ulama, dan meninggalkan idola mereka, dan pelahan lahan mereka kembali pada sunnah. Lalu mereka akan menikah, menelurkan keturunan baru yg dididik oleh ayah ibu yg beridolakan Rasul saw dan sunnah.

Inilah yg saya perjuangkan dg Majelis Rasulullah saw, memang tampaknya cuma kumpulan sufi yg shalawatan, main rebana dan hadroh bernyanyi dan bernasyid, namun lihatlah jumlah mereka semakin banyak, th 1998 saya memulai dakwah di majelis malam selasa dari 6 dan 7 orang, kini telah lebih dari 5.000 hadirin di majelis mingguan itu, kita mempunyai cabang 68 di jakartadan terus bertambah setiap bulannya, kita sudah menembus pesantren pesantren jawa timur, jumlah mereka ratusan ribu, mereka hanya dinyalakan semangatnya tuk mencintai Nabi saw dan Sunnah,

Mereka banyak yg sudah mempunyai putra putri, anak anaknya mulai dididik mencintai Nabi saw, beridolakan nabi saw dan ulama.., Yah.. tunggulah 10 tahun lagi, 20 tahun lagi, 30 tahun lagi.. akan muncul Jutaan pemuda pemudi yg beridolakan Nabi saw,

Anda tak perlu bertanya pada saya dan saya tak perlu menjawab lagi apa yg akan terjadi di Negara ini kalau sudah ada jutaan pemuda yg Idolanya adalah Nabi saw, mereka menjadi buruh, mereka di perdagangan, mereka di pemerintahan, mereka di elite politik, mereka di militer, mereka menjadi ibu rumah tangga.

Nah.. sebenarnya inilah gerakan bawah tanah yg paling berbahaya bagi musuh islam, tapi gambarannnya cuma majelis majelis sufi yg gendangan dengan rebana dan hadroh.

Padahal bukan itu, tapi pengkaderan Laskar pembela Sunnah Muhammad saw, itulah tujuan Majelis Rasulullah saw.

Laskar pembela Nabi dan sunnah beliau saw yg tidak hanya terbatas dan terpaku dg senjata, tapi berpolitik, berdagang, bekerja, dipasar, dijalan, di perkantoran, dirumah rumah, di pemerintahan, di istana, dimanapun, mereka berada dimana mana, disegala kelompok masyarakat, mereka tak diajari memberontak Negara, atau memerangi sesama, mereka diajari akhlak rasul saw dan kasih sayang, maka metode ini diterima oleh segala kalangan dan didukung oleh siapapun,

anda lihat bagaimana partai partai politik yg mulai berpadu bersama kita?, kenapa mereka mau berpadu?, karena mereka melihat kemajuan yg dahsyat, massa yg bertebaran dimana mana, berakhlak dan tidak radikal, tidak memihak partai manapun, tidak benci pemerintah, menghargai sesama,

maka semua tertarik dan senang melihat pergerakan ini karena memang pergerakan rahmat dan kasih sayang, membuat pemuda brutal menjadi pemuda sopan yg rajin berdoa, ayah ibu yg putus asa melihat anaknya mencaci ayah ibunya setiap hari menjadi anak yg berbudi dan berbakti, istri yg putus asa melihat suami yg mabuk tiap hari menjadi suami yg rajin mengaji dan menjadi takmir masjid, dan masih banyak contoh lainnya.

Saudaraku, demikianlah sekilas gerakan Majelis Rasulullah saw.

Dan beliaupun menambahkan Lagi.

saudaraku yg kumuliakan,
Khilafah islamiyah ini hanya hisapan jempol saja kalau cuma diucapkan, ini semua akan tercipta sendiri bila kita memperbaiki diri kita dan sekitar kita, tak perlu gembar gembor kholafah islamiyah, karena belum apa apa kita sudah ditangkap dan dianggap teroris.

lalu kalau seandainya kini sudah akan ditegakkan khilafah islamiyah, kiranya siapakah yg akan mengkontra?, sungguh yg akan mengkontranya adalah muslimin sendiri.

lihatlah saat undang undang pornografi akan diberlakukan, siapakah yg menentangnya?, non muslimkah?, bukan.. tapi muslim sendiri yg menentang undang undang itu.

mereka orang non muslim hanya duduk santai terbahak bahak melihat muslimin saling hantam satu sama lain masalah undang undang itu.

ini menunjukkan bobroknya mental muslimin dan inilah yg mesti kita perbaiki dulu, inilah yg mesti kita perjuangkan, yaitu membuat Nabi saw dijadikan idola dulu, juga para sahabatnya dipanut, para ulama dan Imam diikuti, nah.. setelah masyarakat pelahan lahan semakin baik keadaannya, barulah nanti muncul sendiri pejabat yg menginginkan islam diterapkan, juga pedagang, juga politikus, juga buruh, juga ibu rumah tangga, juga pengusaha, nah..

Khilafah islamiyah akan terbentuk sendiri tanpa harus berontak dan ribut.

sahabatku semua yang dirahmati Allah.

Perlu diketahui, Mbah Wahab dalam pidatonya di parlemen pada tanggal 29 Maret 1954 yang dimuat dalam majalah Gema Muslimin dengan judul, “Walijjul Amri Bissjaukah” mengatakan,

“Saudara2, dalam hukum Islam jang pedomannja ialah Qur’an dan Hadits, maka di dalam kitab2 agama Islam Ahlussunnaah Waldjama’ah jang berlaku 12 abad di dunia Islam, di situ ada tertjantum empat hal tentang Imam A’dhom dalam Islam, jaitu bahwa Imam A’dhom di seluruh dunia Islam itu hanja satu. Seluruh dunia Islam jaitu Indonesia, Pakistan, Mesir, Arabia, Irak, mupakat mengangkat satu Imam. Itulah baru nama Imam jang sah, jaitu bukan Imam jang darurat. Sedang orang jang dipilih atau diangkat itu harus orang jang memiliki atau mempunyai pengetahuan Islam jang semartabat mudjtahid mutlak. Orang jang demikian ini sudah tidak ada dari semendjak 700 tahun sampai sekarang…. Kemudian dalam keterangan dalam bab jang kedua, bilamana ummat dalam dunia Islam tidak mampu membentuk Imam A’dhom jang sedemikian kwaliteitnja, maka wadjib atas ummat Islam di-masing2 negara mengangkat Imam jang darurat. Segala Imam jang diangkat dalam keadaan darurat adalah Imam daruri……..Baik Imam A’dhom maupun daruri, seperti bung Karno misalnja, bisa kita anggap sah sebagai pemegang kekuasaan negara, ialah Walijjul Amri.”

Pidato Mbah Wahab di atas setidaknya dapat ditarik tiga pemahaman: pertama, bahwa mengangkat kepemimpinan tunggal dalam dunia Islam baik yang disebut dengan imamah maupun khilafah sudah tidak mungkin lagi karena syarat seorang imam yang setingkat mujtahid mutlak menurut Mbah Wahab sudah tidak ada lagi semenjak 700 tahun sampai sekarang. Kedua, dari pidato tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa presiden Indonesia berikut NKRI adalah sah secara hukum Islam. Ketiga, pidato ini sekaligus menafikan pendapat bahwa Mbah Wahab bercita-cita menegakkan kembali khilafah dengan membentuk komite khilafah, karena terbukti Mbah Wahab menjelaskan bahwa sudah 700 tahun tidak ada orang yang setingkat mujtahid untuk menduduki kursi sebagai Imam atau khalifah.

Lantas, apa ratio legis Mbah Wahab dengan mengajukan argumen bahwa khilafah sudah tidak mungkin lagi karena syarat seorang imam yang setingkat mujtahid mutlak sudah tidak ada lagi sejak 700 tahun. Kalau kita membuka lembaran kitab kuning semisal al-Ahkam al-Sulthaniyyah karya Imam al-Mawardi, di situ dijelaskan bahwa ahlul imamah (orang yang berkualifikasi menjadi imam) harus memenuhi syarat adil, berilmu yang mampu untuk berijtihad, selamatnya pancaindera dan fisik dari kekurangan, wawasan kepemimpinan yang luas, keberanian dan nasab Quraisy. Poin tentang berilmu yang mampu untuk berijtihad inilah nampaknya yang dijadikan pijakan Mbah Wahab.

Menarikanya lagi, dalam pidato tersebut, Mbah Wahab menjelaskan lebih lanjut bahwa karena syarat menjadi imam a’dhom (seperti dalam al-Mawardi) sudah tidak terpenuhi, maka Soekarno absah menjadi pemimpin RI dengan gelar waliyyul amri ad-daruri bissyaukah. Artinya syarat pemimpin yang ideal diturunkan menjadi syarat minimal realistis. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan lain bahwa Gus Dur yang mempunyai kekurangan fisik juga absah menjadi presiden, karena memang presiden tidak sama dengan imam a’dhom sehingga syarat ideal seperti dalam al-Mawardi tidak diperlukan.

Dari uraian singkat di atas, warga dan kader NU sudah tidak perlu lagi terlibat dengan ikut memperjuangkan ide khilafah. Justru yang penting adalah mengisi NKRI supaya bersih dari korupsi dan menjadi negara yang adil dan sejahtera.

bukan begitu kawan ?

“cinta kepada negara (Tanah Air) adalah sebagian dari iman”

semoga pembahasan ini bermanfaat.

khilafah NO, NKRI harga Mati

semoga bermanfaat,.

[disarikan dari berbagai sumber]