sahabatku semua yang dirahmati allah. perjalanan hidup yang panjang, berliku liku cobaan silih berganti, segala tawa, bahagia, sedih merana digulirkan. benci, cinta, teman, saudara, musuh datang menyelimuti. hakekat hidup yang berliku.
kehidupan itu adalah bacaan, dari Awal allah telah menuliskannya di kitab lauh ma’fud-nya. hanya Allah sendiri saja yang tahu, manusia hanya menjalani dan berusaha sebaik mungkin merubah hidup dan kehiduppannya. karena Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum jika kaum itu tidak mau mengubahnya.
lalu apa alasan kamu menulis ? kenapa harus menulis ?
apa karena ingin mendapatkan uang ? apa karena ingin terkenal ? apa karena sebuah kebanggaan ?
Menulis itu merupakan satu cara untuk menyampaikan ilmu yang kita punya kepada orang lain, bukan berarti kita pandai, karena ilmu itu kepunyaan Allah yang diturunkan untukmu dan untuk diri ini juga. menulis itu nasehat bagi diri sendiri dikala sedih, peringatan bagi diri dikala lupa, kabar gembira dikala bahagia, dan terlebih selalu mengharap ridho dan ampunan allah.
sahabatku yang aku sayangi.
jika alasan menulis itu karena uang, percuma seberapapun uang yang engkau terima tak akan pernah memuaskan hatimu.
jika alasan menulis karena ingin terkenal ? tak pernahkah kau baca. banyak orang yang menderita setelah menjadi terkenal.
lalu karena apa ?
Aisyah r.a berkata ‘ajari anak-anak puisi sejak dini’. Umar Bin Khattab berkata “ajarkanlah sastra pada anak2mu, agar anak yang pengecut jadi pemberani”. Buya Hamka berkata “sesuatu yang dibutuhkan untuk menghaluskan jiwa adalah seni dan sastra” Aku berkata “menulislah (apa saja) agar kau dapat mengenali dirimu sendiri”
Menulislah karena yang Allah ciptakan pertama kali pun adalah pena. Menulislah karena ketentuan Allah (takdir) pun didokumentasikan-Nya dengan pena. Menulislah karena Allah pun mengajari manusia melalui pena.
Menulislah karena amal kita pun ditulis malaikat dengan pena.Menulislah karena sang pemegang kunci gudang ilmu, ‘Ali bin Abi Thalib, mengingatkan kita: “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya!” Menulislah karena dengan tulisanlah para ulama “mengabadikan” dan menyebarkan ilmunya.
Menulislah karena al-Qur’an dan Hadits pun terdokumentasi dengan baik dengan tulisan. Menulislah karena … (Masih banyak alasan dan kebaikan menulis lainnya).“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah SWT adalah pena, lalu Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!”. Pena itu menjawab: “Ya Tuhanku, apa yang mesti aku tulis?” Maka Allah berfirman: “Tulislah ketentuan segala sesuatu sampai datang hari kiamat”. (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Eksistensi pena (al-qalam) ditegaskan dalam QS. Al-Qolam. “Nuun. Demi pena dan yang telah mereka tulis” (QS Al-Qalam:1).
Pena menjadi perantara Allah SWT dalam mengajarkan manusia. “Bacalah dan Tuhanmulah yang mengajarkan dengan perantaraan pena. Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahui manusia” (QS Al-‘Alaq:3-5).
“Yang demikian itu merupakan sumpah dari Allah Ta’ala sekaligus peringatan bagi makhluk-Nya atas apa yang telah Dia anugerahkan kepada mereka, berupa pengajaran tulis-menulis yang dengannya ilmu diperoleh” (Tafsir Ibnu Katsir).
jika kau bukan anak seorang raja ataupun seorang ulama besar, maka jadilah seorang penulis. Karena dunia ini tidak bermula dari apapun kecuali dari aksara’. Begitu banyak ilmu pengetahuan yang bisa kita gali saat ini, salah satunya karena ada mereka yang bersikeras menyisihkan waktunya untuk menulis, mengabadikan tiap pengalaman, tiap teori dan pelajaran, tiap pengetahuan dan tiap perjalanan.
jika banyak orang yang menulis karena uang, maka menulislah karena syurga, niatkan lillahita’ala. Karena ketika menulis hal-hal baik dan bermanfaat, sebenarnya disaat yang sama kita sedang menabung pahala untuk menebus syurgaNya Allah
Menulislah!
Karena menulis itu lukisan
Lukisan yang terangkai dari kumpulan kata
Menulislah!
Karena menurut RA. Kartini, menulis adalah pekerjaan menuju keabadian,
Dimasa feodalisme budaya jawa yang begitu memenjarakan kebebasan perempuan, suara Kartini dapat terdengar oleh dunia karena korenpondensinya dengan sahabat – sahabatnya, karena tulisannya.
Menulislah!
Karena dengan menulis, kamu akan berusaha jujur pada dirimu sendiri, pada tulisanmu, “dengan menulis kamu akan menjadi rendah hati” kata Helvi Tiana Rosa –Penulis, Akademisi, Pendiri FLP–
Menulislah!
Karena berbagai nama layaknya Imam syafi’i, Ibnu Rusyd, Jalaluddin Rumi, Aristoteles, Soekarno, Nietszche, Einstein, Hamka dan berbagai nama yang tetap hidup sampai sekarang, mereka akan terus dibaca dan terus hidup dalam karyanya, dalam tulisannya.
“Menulisah karena ingin menulis, bukan karena ingin jadi jurnalis”
“menulislah, ilmu itu bagaikan binatang yang liar, dan cara agar kamu bisa menaklukannya adalah mengikatnya (menulis)”
“menulislah dengan selalu mengharap ridho Allah”
“menulislah, karena dengan menulis kamu akan membaca dan dengan membaca maka semua hikmah akan terkuak”
“ingat tulisanmua adalah jiwamu”
“guncangkan dunia dengan tulisan”
semoga bisa melihat apa-apa yang seringnya tidak bisa dilihat oleh mata.
semoga bermanfaat.
Feb 21, 2013 @ 18:13:00
menulis adalah zona bebas kita,..
dimana tak ada lagi belengu yang mampu mengikat kreatifitas dan pemikiran kita
hihihi
SukaSuka
Feb 21, 2013 @ 18:23:34
tentunya bukan bebas saja yang diagungkan…. bebas itu mempunyai batasan, setiap batasan ada ketentuan ketentuan…dan setiap satu huruf yang dikeluarkan akan dimintai pertanggungjawaban.. maka menulislah yang bermanfaat. yang selalu mengharap ridho Allah.
SukaSuka
Feb 21, 2013 @ 18:25:53
begitu ya,..
jadi intinya kalau ingin menulis boleh bebas,.. tetapi beretika dan bertanggung jawab gitu 😀
jadi takut kalau2 ada beberapa tulisan saya yang justru berpengaruh jelek
SukaSuka
Feb 21, 2013 @ 18:31:31
semua orang harus belajar dari orang lain, tak ada orang yang sempurna, dunia ini adalah belajar.. maka barangsiapa yang tidak mau terus belajar.. maka siap siap saja menjumpai masalah yang tak kunjung dapat diselesaikan… tak perlu takut salah, salah adalah bagian dari belajar, huruf demi huruf, proses demi proses begitulah belajar. salah itu bagian dari belajar, dan semua orang harus bisa belajar dari kesalahanya…
SukaSuka
Feb 21, 2013 @ 18:36:57
sip
yang penting tetap pada jalan Nya dan gx neko2
terimakasi atas ilmunya 😀
SukaSuka
Feb 21, 2013 @ 18:37:32
ingatlah kawan, akal itu mempunyai keterbatasan, akal itu terbatas dan yang terbatas tak mungkin bisa mengukur hal-hal yang tak terbatas, jangan dasari hidupmu cuma dengan akalmu.. sangat fatal. tidakkah kau lihat banyak orang yang ber akal tapi tidak berakal. banyak yang berilmu tapi tak mempunyai ilmu… banyak yang bergelar tapi jatuh dari gelarnya… adabul ta’lim wal muta’alim…selalulah mengharap akan ridho allah, sebrapa hebat kita, seberapa bagus tulisan kita, seberapa tinggi gelar kita, seberapa cerdas pikiran.. semuanya tak berarti apa-apa jika tanpa didasari Ridho allah..
SukaSuka
Feb 25, 2013 @ 08:17:40
belajar banyak dari postingan di atas, makasih sudah diingatkan ttg sebenarnya apa tujuan kita menulis
SukaSuka
Feb 25, 2013 @ 09:31:46
semoga bermanfaat.
SukaSuka