rintihan alambismillahirahmanirahim,

sahabatku yang dirahmati Allah, dikala musim hujan turun, kota metropolitan nomer satu di indonesia, tak ubahnya sungai besar penuh lumpur, bus-bus laksana kapal selam yang siap bertempur, motor-motor ibarat jetski yang melaju kencang,ekonomi terhenti, kota menjadi hening, teriakan dan tangis bocah dimana-mana,  yach, kamu tahu, jakarta kota metropolis nomer satu di indonesia dengan problematika banjir yang tak kunjung selesai,

kenapa bisa terjadi demikian ?
siapa yang berhak disalahkan ?

siapa yang harus bertanggung jawab?

sahabatku, banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi semua bencana bak bermuara dinegeri tercinta kita ini, yang miskin semakin miskin, yang kaya semakin tak peduli, kerusakan hutan dimana-mana, polusi udara semakin meluas, air tercemar sudah menjadi tontonan kebiasaan, banyak orang yang tak peduli dengan keadaan lingkungan, tata kota yang tak mengindahkan alam, pertambangan liar demi meraih keuntungan besar , sungai tercemar limbah, gunung digali, ditambang, dikeruk untuk meraih untung, laut diratakan untuk pemukiman, hutan dibabat habis demi bisnis, air, udara, rimba dan lautan diragut serakusnya tanpa sempadan,

kemudian bencana melanda tak kunjung henti ? lalu menyalahkan siapa dan siapa ? tanpa pernah intropeksi diri bahwa semua itu terjadi akibat ulah diri sendiri, siapa yang salah coba ?

<siapa yang mau jawab ?

sebuah kisah  semoga bisa membuka mata hati kita yang gelap karena gemerlapnya dunia,

Dikisahkan ada sebuah kerajaan di negeri antah berantah. Negeri tersebut sangat indah sekali alamnya, seluruh rakyat hidup dengan sejahtera aman dan sentosa. Pada suatu hari datanglah seorang nenek tua yang masuk kedalam istana sang raja.

“Stop..!!” bentak penjaga kepada si nenek tadi. Spontan si nenek kaget bukan kepalang. “Apa tujuan kamu datang dan mau masuk kedalam istana ini, nenek tua?”, tanya sang penjaga kepada si nenek tersebut. “Aku ingin ketemu dengan raja”, jawab nenek tadi dengan suara yang sangat kecil dan terbata-bata. “Tidak boleh, tidak boleh ada satupun rakyat biasa yang bisa masuk dan menemui raja”, kata pengawal pintu istana. “Baiklah, sampaikan salamku kepada sang raja, bahwa aku akan kembali lagi”. Sang penjaga hanya tertegun heran kalau si nenek akan kembali lagi kedalam istana untuk menemui sang raja.

suatu hari raja sakit keras dan seluruh istana berkumpul didalam kamar sang raja. Raja kemudian berkata, “aku akan membuat pengumuman bahwa aku akan memberikan seluruh harta kekayaan kerajaan ini, jika ada yang bisa menyembuhkan penyakitku”. Hari itu juga di pelosok negeri kerajaan itu dibuatlah sayembara, barang siapa yang bisa menyembuhkan penyakit raja, akan mendapatkan seluruh harta kekayaan dari sang raja.

Maka, berdatanglah semua tabib dan paranormal dari seluruh negeri untuk datang menyembuhkan penyakit sang raja. Tidak satupun dari mereka yang bisa menyembuhkan raja. Akhirnya pada suatu ketika datanglah nenek tua yang pernah dilarang masuk istana pada waktu itu untuk menyembuhkan sang raja.

 Si nenek tetap dilarang ketika ingin masuk kedalam istana, namun sang raja memperbolehkan nenek tersebut masuk kedalam istana. Si nenek hanya memberikan ramuan yang berisi teh herbal kepada sang raja seraya berkata, kau boleh memerintah negeri ini asal kau jangan terlalu serakah akan kekayaan negeri ini.

Sang raja hanya heran dan berkata, “Kau fikir, hanya dengan minum teh ini bisa menyembuhkan penyakitku?”, “Tidak” kata si nenek, “lalu obat apa yang kau bawa agar bisa menyembuhkan penyakitku?” tanya sang raja geram. “Sesungguhnya penyakit yang kau derita akibat dari keserakahan dirimu yang terus menumpuk harta kekayaan dan tidak peduli dengan rakyatmu. Jika kau mau instropeksi sejenak saja dan menyesali perbuatanmu, maka penyakitmu akan segera sembuh”, saran si nenek.

“Lalu bagaimana jika aku tidak mengikuti saranmu?, tanya siraja semakin marah. “Kau akan menjadi batu” jawab si nenek. “Hahaha…ada-ada saja nenek tua ini, pengawal bawa nenek ini kepinggir hutan dan biarkan hewan buas memakannya”. Akhirnya si nenek dibawa kedalam hutan oleh pengawal raja lalu diikat ke sebuah pohon besar. Sang raja masih merasa kesal dengan saran dari nenek tua tadi, diminumnya teh herbal tadi dan keajaiban terjadi, dia langsung sembuh, namun dia tidak mau mengikuti nasehat dari nenek tua, raja semakin serakah dan semakin jahat kepada rakyatnya.

 Akhirnya suatu malam, raja merasa badannya sangat panas sekali dan seketika dia langsung berubah menjadi batu. Ternyata sang raja telah berkhianat kepada rakyat dan dirinya sendiri dan akhirnya kutukan dari nenek tua tadi menjadi kenyataan.

sahabatku yang dairahmati Allah, 

janganlah menjadi orang yang sombong karena jabatan dan pangkat, karena setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban akan apa yang kita perbuat kelak dikemudian hari oleh sang pencipta. Semoga ini akan menambah wawasan kita akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab akan apa yang telah kita perbuat kepada orang lain.

“Seandainya anak cucu Adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati). Dan Allah akan mengampuni orang yang bertaubat.” (HR Ahmad).

Dalam Era globalisasi dewasa ini yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di segala bidang, merupakan suatu realitas yang tak dapat dipungkiri dan tak mungkin dihindari oleh setiap orang yang hidup di zaman ini. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, lebih-lebih media elektronik telah menawarkan suatu gagasan baru ke seluruh dunia tanpa memperhitungkan dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkannya terhadap norma agama dan akhlaq manusia.

Keserakahan manusia tidak akan pernah hilang kecuali setelah kematian menjemputnya. Dalam bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak. Tak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.

Bila tidak segera dibersihkan, penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka. Orang yang serakah, akan membuat mata hati dan pendengarannya menjadi tuli. “Cintamu terhadap sesuatu membuat buta dan tuli.” (HR Ahmad).

Serakah juga menjadi pintu masuknya setan. Bila masuk dalam hati orang yang serakah, setan akan menghiasinya dengan sifat-sifat tercela lainnya. Dan orang yang serakah itu selalu menganggap baik apa yang dilakukannya, meski kebanyakan orang melihatnya sebagai suatu keburukan.

Serakah, ternyata tidak sebatas pada harta benda semata-mata. Ada orang yang serakah kepada wanita ataupun jabatan. Orang yang serakah kepada wanita, akan menjadikan wanita itu sebagai pemuas nafsunya belaka. Orang yang serakah kepada jabatan, akan berusaha mendapatkan apa yang menjadi incarannya dengan segala cara. Tak pernah berpikir apakah cara yang ditempuh baik atau buruk.

sahabatku yang aku sayangi, satu kisah lagi saya sajikan untukmu,

Diceritakan dalam suatu riwayat di zaman nabi Isa as, ada tiga orang laki-laki memperoleh peta petunjuk harta karun. Ketiga laki-laki ini sangatlah berambisi untuk mendapatkan harta karun, agar menjadi orang kaya.  Lokasi harta karun sangatlah jauh dari tempat tinggal mereka, harus ditempuh melewati lembah, gunung, dan sungai. Dengan niat yang kuat, ketiga orang ini bertekad bahu membahu agar bisa mendapatkan harta karun tersebut.

Setelah melakukan persiapan dan mempelajari peta dengan seksama, berangkatlah ketiga orang ini menuju lokasi sesuai petunjuk peta. Mereka saling memberi semangat melewati tantangan demi tantangan. Tatkala salah seorang dari mereka kecapaian, yang lainnya membesarkan hati agar bersabar karena sebentar lagi akan sampai di lokasi harta karun.

Sesampainya di tempat tujuan, mereka bertiga membongkar tanah dan ternyata memang benar harta karun emas yang diidam-idamkan, ada didepan mata. Mereka sangat gembira karena sebentar lagi akan menjadi orang kaya.

Selanjutnya merekapun beristirahat dan menyusun strategi untuk mengambil dan membawa harta karun dengan aman, dan terhindar dari perampok selama perjalanan. Mereka memutuskan untuk berjalan di malam hari tanpa henti sampai desa tempat tinggal. Untuk itu, mereka perlu mempersiapkan bekal makanan yang cukup agar tidak kelaparan selama di perjalanan. Setelah diskusi cukup panjang, mereka saling berbagi tugas, dua orang menjaga lokasi harta karun dan satu orang lagi mencari perbekalan makanan.

Pergilah satu orang yang bertugas mencari makanan ke kampung terdekat. Saat membeli makanan, hatinya berkata, “Sayang sekali kalau harta karun itu dibagi tiga, coba kalau saya saja yang mendapatkannya, pasti saya akan menjadi orang terkaya”.

Tanpa berpikir panjang, orang ini mencampurkan racun pada makanan yang akan dikasih ke dua temannya. Harapannya dua temannya akan mati, sehingga otomatis dia sendiri yang mendapatkan harta karun itu.

Sementara itu, dua orang yang menunggu di lokasi harta karun, juga berembug dan tergoda. Mereka bicara “Sayang kalau harta ini kalau dibagi tiga. Seandainya dibagi dua, maka kita berdua akan menjadi terkaya di desa”. Mereka memutuskan untuk membunuh teman yang membawa makanan dengan memukulkan batang pohon.

Kedua orang  ini selanjutnya bersembunyi di balik pohon menunggu teman yang membawa makanan tiba. Dan ketika yang ditunggu tiba, langsung saja mereka pukul dengan batang pohon sampai akhirnya mati.

Sungguh bahagia kedua orang ini, karena hanya mereka berdualah yang akan memperolah harta karun itu. Singkat cerita, mereka pun lantas makan makanan yang sudah dibawa temannya. Namun apa dikata, karena makanan itu sudah beracun, kedua orang ini pun akhirnya mati juga…

cerita versi lainya, yang sangat termashur,

Pada suatu hari nabi Isa as berjalan dengan seorang teman yang baru dikenalnya. Mereka menelusuri tepi sungai sambil makan roti. Mereka makan masing-masing satu potong. Dari ketiga potong roti bekal nabi Isa as tersebut, maka sekarang sisa satu potong lagi. Ketika nabi Isa as. pergi minum ke sungai dan kembali lagi, ternyata roti yang sisa sepotong sudah tidak ada. Kemudian nabi Isa as bertanya kepada temannya, “Siapakah yang telah mengambil sepotong roti ?”

“Aku tidak tahu” jawab teman barunya

Kemudian keduanya meneruskan perjalanan. Ditengah perjalanan mereka melihat rusa dengan kedua anaknya, kebetulan mereka sudah merasakan lapar setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, maka dipanggillah salah satu dari anak rusa itu lalu disembelihnya dan dibakar. Setelah matang mereka memakannya, lalu nabi Isa as mengumpulkan tulang belulang anak rusa yang telah dimakan itu supaya hidup kembali, maka dengan izin Allah, anak rusa itu hidup kembali. Lalu nabi Isa as bertanya kepada temannya, “Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaanNya itu, siapakah yang mengambil sepotong roti itu?”

“Aku tidak tahu” Jawab temannya

Kemudian keduanya meneruskan perjalanan hingga sampai ke tepi sungai, lalu nabi Isa as memegang tangan temannya dan mengajaknya berjalan diatas air hingga sampai ke seberang. Sesampai di seberang, nabi Isa as berkata, “Demi Allah, yang telah memperlihatkan kepadamu bukti ini, siapakah yang mengambil sepotong roti itu ?”

Aku tidak tahu” jawab temannya lagi.

Sekarang sampailah mereka di hutan dan keduanya sedang duduk-duduk, nabi Isa as mengambil tanah dan kerikil, lalu nabi Isa as berkata, “Jadilah emas dengan izin Allah” Maka seketika itu juga kerikil itu berubah menjadi emas, lalu oleh nabi Isa as emas tersebut dibagi menjadi tiga bagian.
“Ini untukmu sepertiga, ini untukku sepertiga, sedang sepertiga ini untuk orang yang mengambil roti”. Serentak teman itu menjawab, “Akulah yang mengambil roti itu”

Lantas Nabi Isa as berkata, “Ambillah semua bagian ini untukmu”, kemudian keduanya pun berpisah.

Tak lama setelah perpisahan itu, orang itu didatangi dua orang perampok yang akan membunuh teman nabi Isa as itu. Namun dia menawarkan, “Lebih baik kita bagi tiga saja” dan tiga orang itu pun setuju. Kemudian salah seorang dari mereka pergi ke pasar untuk berbelanja makanan, maka timbullah perasaan orang yang berbelanja itu, “Untuk apa kita membagi emas itu, lebih baik makanan ini saya isi racun biar keduanya mati, dan emas ini jadi milikku semua”. Maka makanan yang sediannya akan dibagikan kepada kedua temannya itu pun dibubuhi racun.

Sementara itu, salah satu dari dua orang yang tinggal dihutan untuk menjaga emas berkata, “Untuk apa kita membagi tiga emas ini, jika ia datang lebih baik kita bunuh saja, dan emas itu kita bagi dua” Dan temannya itu pun satuju.

Ketika orang yang berbelanja itu datang, maka dibunuhlah ia oleh keduanya. Lalu hartanya dibagi menjadi dua, kemudian keduanya makan dari makanan yang telah diberi racun itu, maka matilah keduanya. Kini tinggallah harta itu di hutan sementara mereka mati di sekitar harta itu.

Suatu ketika nabi Isa as berjalan di hutan dan menemukan emas itu, lalu nabi Isa as berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Inilah contoh dari dunia, maka berhati-hatilah kamu kepadanya.”

Demikianlah contoh sifat manusia yang serakah, yang jika dituruti hawa nafsunya, maka ketamakan tidak mengenal batas. Sebabagaimana perumpaman seseorang yang minum air laut, maka semakin diminum maka semakin dahaga.

sungguh ironis…

Itulah penggalan cerita yang menggambarkan sifat keserakahan manusia atas harta atau materi. Sifat nafsu dan serakah pada akhirnya membawa kepada sifat permusuhan dan kerugian. Harta karun yang harusnya bisa dibawa dan dibagi sama rata bertiga, akhirnya tidak bisa dinikmati, malah kematian yang didapat.

coba bandingkan dengan kisah berikut ini

Dari sahabat Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seorang pembeli tanah perkarangan dari seorang yang lain, kemudian secara tidak sengaja sang pembeli tersebut menemukan sebuah tembikar berisikan emas di dalam tanah yang dibelinya. Sang pembeli tanah itu berkata kepada penjual tanah, ‘Ambilah emasmu ini, karena aku hanya membeli tanah saja darimu dan tidak membeli emas.’ Sang penjual tanah itu menjawab, ‘Sesungguhnya saya sudah menjual tanah itu kepadamu beserta isinya, (maka emas itu menjadi milikmu pen.).’ Kemudian keduanya sepakat mengajukan perkaranya kepada seseorang, maka laki-laki tersebut akhirnya memberikan keputusan, ‘Apakah kalian berdua memiliki anak?’ Maka salah satu dari keduanya menjawab, ‘Aku memliki seorang anak laki-laki.’ Dan berkata yang lain, ‘Aku memliki seorang anak wanita.’ Kemudian laki-laki itu mengatakan, ‘Nikahanlah keduanya dan sedekahkanlah harta itu untuk keduanya.’ Maka mereka pun melakukannya.”

Kisah diatas diriwayatkan oleh Al-Imam Bukhari dalam kitab Ahaditsul Anbiya’ (3472) dan Imam Muslim dalam Kitabul Aqdiyah bab Islahul Hakim bainal Mutahassinain (1721).

sungguh sangat menakjubkan, kita mendapati perbedaan yang nyata antara jiwa yang wara’ dengan kondisi masyarakat modern yang kebanyakan tidak memiliki sifat mulia ini, sekali pun kebanyakan mereka mengaku sebagai manusia beradab dan berakhlak

Insan yang memilki sifat wara’ sangat khawatir bila dalam hartanya terdapat harta orang lain, ia tidak mau menanggung dosa karena memiliki harta yang bukan haknya, mereka mengimani hari pertanggungjawaban.

Seorang yang shalih lagi wara’ memahami bahwa memakan harta yang haram dapat mendatangka kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Dia memahami pula bahwa pada hari kiamat kebaikan-kebaikannya akan diambil oleh orang yang  dizalimi.

Seseorang yang cerdas akan berhati-hati jangan sampai dirinya memakan harta yang haram, sebagaimana ia akan selalu berusaha mencari dan memberikan harta itu kepada pemiliknya sebagaimana yang dilakukan oleh dua orang dalam kisah di atas.

sahabatku yang dirahmati Allah

lihatlah sekarang, kehidupan materialistis, banyak orang yang tak peduli dengan orang disekitar, apalagi peduli dengan alam sekitar, pergeseran nilai-nilai diri semakin menjadi jadi,lihatlah itu kawan ?

Dunia materialis berpijak pada prinsip bahwa alam raya ada dengan sendirinya dan bersifat kekal, sehingga manusia hanyalah sebagai akibat adanya alam raya, hidup dan matinya tidak memiliki suatu tanggungjawab, sehingga manusia berhak menciptakan alur kehidupan yang dilakukan dengan membuat aturan-aturan yang disepakati diantara mereka, tanpa merujuk pada hukum-hukum Allah Tuhan semesta Alam, aturan yang universal yang telah ditetapkan oleh Allah atas umat manusia.

Manusia modern sering terpengaruh oleh kehidupan materialis. Bila seluruh norma-norma agama Islam telah ditinggalkan diabaikan dan biasa diabaikan maka manusia akan masuk kedalam jurang terdalam kehidupan materialis. Dunia tanpa mengenal Allah, dunia penuh dengan kesedihan yang kesusahan jiwa, namun dihibur dengan nikmatnya materi.

Berbagai gaya hidup materialis dapat direkam dan diolah, kemudian disiarkan kembali di tengah-tengah masyarakat luas, sehingga bagi orang-orang yang masih lemah dalam keimanan dan keyakinannya kepada Allah, akan menjadi pengikut setia tata cara hidup materialis. Hidup tanpa ta’at dan tunduk patuh kepada Allah. Hidup tanpa ketaatan kepada agama Allah, Al-Islam.

Sekarang ini, setiap gerak orang indonesia selalu dinilai dengan uang dan uang. Atau tidak jauh dari materi. Guru mau mengajar jika di gaji besar. Dokter mau menolong pasien jika ada uang jaminan. Rumah sakit mau merawat pasien yang punya uang. Pejabat mau jadi pejabat jika gaji dan tunjangan besar plus korupsi. Wakil rakyat mau turun ke masyarakat jika ada uang jalan. Perangkat desa mau tanda tangan jika ada uang. Rapat mau hadir jika ada uang saku.

Orang mau membantu jika ada imbalannya. Ini merupakan gejala umum. Agak sulit sekarang ini ada kyai yang mau ceramah tanpa diberi amplop. Memang ada beberapa kasus tidak wajar dan pengecualian.

ini pergeseran nila-nilai diri yang kini sedang marak terjadi dilingkungan kita, bisakah engkau melihatnya kawan…!!!

“Sesungguhnya bagi setiap ummat ada ujiannya, dan ujian bagi ummatku     ialah harta kekayaan”. (H.R. Tarmizi)
“Demi Allah, bukanlah kekafiran dan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan dunia yang kamu dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kamu, lalu kamu bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula”. (H.R. Tarmizi)

Jangan pikirkan hari esok, hidup cuma untuk hari ini, jangan perdulikan orang lain, yang penting perkuat diri. Jadikan dirimu populer meskipun dirimu bodoh dan biarkan mereka berduyun-duyun bersimpuh dalam tali sepatu kekayaan dan kekuasaanmu”. Itulah gaya hidup para wajah dunia materialistik.
Mereka mengingkari hari akhirat, sebagaimana disinyalir dalam Al-qur’an :

“Dan mereka berkata : “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup tidak ada yang membinasakan kita selain waktu”, dan mereka sekali-kali tidak tidak mengetahui pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS : 45:24)

Kemerosotan Rabbaniyah dewasa ini berbanding terbalik dengan semakin memuncaknya dominasi Materialisme dalam kehidupan ummat manusia pada umumnya, ummat Islam pada khususnya. Kelalaian masyarakat dunia akan hakikat adanya Rabb yang mencipta, memiliki, memelihara dan mengawasi mereka, telah menyebabkan masyarakat menjadi hina bagaikan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Semua ini tidak terlepas dari usaha musuh-musuh Allah سبحانه و تعالى yang selalu bertujuan menjauhkan ummat Islam dari petunjuk Allah سبحانه و تعالى yaitu ajaran Islam. Namun sebab yang paling hakiki ialah karena kaum muslimin sendiri membiarkan dirinya memperturutkan kemauan musuh Allah سبحانه و تعالى sekaligus musuh orang beriman, yakni syetan.

لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا

وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ

“…mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.” (QS Al-A’raf 179)

sahabatku apakah engkau tidak sadar akan seruan bumi kepadamu sehari-hari, apakah engkau tidak mendengarnya,

Anas bin Malik r.a berkata,

“Bumi ini setiap hari menyeru kepada manusia dengan sepuluh seruan,

1.Wahai anak Adam, kalian berjalan di atas punggungku, sedangkan tempat kembali kalian adalah di dalam perutku.
2.Wahai anak Adam, kalian berbuat dosa di atas punggungku, sedangkan kalian akan disiksa di dalam perutku.
3.Wahai anak Adam, kalian tertawa di atas punggungku, padahal kalian akan menangis di dalam perutku.
4.Wahai anak Adam, kalian bergembira di atas punggungku, tetapi kalian akan bersedih di dalam perutku.
5.Wahai anak Adam, kalian mengumpul-ngumpulkan harta di atas punggungku, sedangkan kalian akan menyesalinya di dalam perutku.
6.Wahai anak Adam, kalian memakan barang yang haram di atas punggungku, sedangkan belatung akan memakan tubuhmu di dalam perutku.
7.Wahai anak Adam, kalian bersikap sombong di atas punggungku, sedangkan kalian akan menjadi hina di dalam perutku.
8.Wahai anak Adam, kalian bisa berjalan bersuka ria di atas punggungku, sedangkan kalian akan sedih di dalam perutku.
9.Wahai anak Adam, kalian bisa berjalan di bawah cahaya matahan, bulan, dan lampu di atas punggungku, sedangkan kalian akan berada dalam kegelapan di dalam perutku.

10.Wahai anak Adam, kalian bisa berkumpul-kumpul di atas punggungku, sedangkan kalian akan tinggal sendirian di dalam perutku”.

apakah engkau sudah mendengarnya kawan?

sahabatku, Manusia banyak yang telah terbelenggu dengan kehidupan materialis disebabkan karena amat cintanya kepada kehidupan dunia dan harta benda. Zaman semakin modern semakin pula pola hidup materialis menjadi pola hidup manusia modern. Namun Allah memberi jalan keluar dari kubangan pola hidup materialis itu dengan jalan keluar yang membahagiakan umat manusia

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. 64:15)
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 64:16)
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (QS. 64:17)

lihatlah alam kita yang semakin rusak, lihatlah akibat dari ulah kita sendiri, bencana yang tiada henti,…

siapa yang mau menyalahkan siapa ? semua itu karena rakusnya kita akan nikmatnya DUNIa,

Masalah lingkungan adalah ulah manusia, dalam kegiatannya yang mengancam manusia dan lingkungan hidupnya. Masalah lingkungan hidup terjadi berurutan dari kegiatan manusia dan menyebabkan siklus permasalahan lingkungan yang berpanjangan. Masalah lingkungan wujudnya berupa kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi. itu semua karena keserakahan manusia akan pengejaran materi, mencari keuntungan sebesar-besarnya menyampingkan alam dan lingkungannya,

World Risk Report mencatat sepanjang 2002 hingga 2011, telah terjadi 4.130 bencana di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga membuat World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara berdasarkan risiko menjadi korban bencana sebagai akibat dari bencana alam.

10 negara dengan peringkat tertinggi atas resiko bencana akibat kerusakan alam adalah: Vanuatu (63,66%), Tonga (55,27%), Filipina (52,46%), Jepang (45,91%), Costa Rica (42,61%), Brunei Darussalam (41,10%), Mauritius (37,35%), Guatemala (36,30%), El Salvador (32.60%), dan Bangladesh (31.70%). Sedangkan negara dengan risiko bencana terendah adalah Malta dan Qatar.

Indonesia sendiri, berdasarkan Indeks Risiko Dunia ini berada di peringkat ke-33 dengan nilai 10,74%. Meskipun begitu Indonesia masih termasuk negara berisiko tinggi terhadap berbagai bencana alam seperti banjir, gempa bumi, erosi, kenaikan air laut, abrasi pantai, dan badai.

sahbatku yang dirahmati Allah,

hidup ini memang harus kita nikmati dalam kondisi apapun. Jika kita bisa menikmat hidup ini berarti kita sudah bersyukur. Kalau kita puas pada hidup kita, Tuhan tentu senang memberikan kehidupan bagi kita.Jangan sampai kita gelisah, rakus, tamak, pikiran kacau karena sangat egois, materialis, individuali, berlomba dalam menumpuk harta.

Seandainya umat manusia masih saja berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang sempurna, maka keindahan zaman modern bukan menjadi sebab malapetaka. Namun disebabkan manusia telah mengabaikan ilmu-ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka manusia telah terseret kedalam arus kehidupan materialis yang berujung pada kesengsaraan dunia dan akherat. Manusia terjangkiti dengan kekacauan jiwa, sehingga semakin marak kejadian-kejadian pertikaian, dan perseteruan dan bahkan peperangan.
Kebahagiaan seseorang tidak semata-mata terletak pada materi, namun juga bergantung pada kesehatan dan kenyamanan lingkungan sebagai tempat tinggal. Akankah kita tetap diam berpangku tangan melihat lingkungan kita yang semakin rusak ?

mari jaga kelestarian alam untuk generasi kita yang akan mendatang, mari selalu perbaiki kualitas diri dan kehidupan kita lebih baik lagi dari hari kehari, semoga Allah meridhoi, semoga langkah kita selalu sehati,

bagaimana denganmu kawan? maukah engkau melakukannya..???

ya Allah, bantulah kami untuk selalu merawat bumi tempat kami berpijak ini,

bantulah kami menjadi kholifah bumi yang indah ini, jangan kau turunkan bencanamu karena akibat kelalaian kami, karena sifat  rakus kami, jangan kau turunkan azabmu karena dosa dan kesalahan kami,

maafkanlah kami dan tuntunlah kami selalu kearahmu, sesungguhnya kami hanyalah hamba yang fakir lagi miskin yang selalu mengharapkan karunia berupa Anugerah dari engkau ya Rabb,

tolongklah kami, bimbinglah kami, untuk kebaikan dunia dan akherat kami,

semoga bermanfaat,

penebangan-hutanpolusi jakartabus selam