sahabatku yang dirahmati Allah, ketika engkau mendapatkan kebahagiaan atau keberuntungan yang luar biasa, tentu hatimu akan bergelora karena gembira, sebaliknya ketika engkau tertimpa musibah yang tidak menyenangkan, maka hatimupun akan merasa dingin dan bergejolak sedih, semua itu sebuah kewajaran karena sifat asal manusia memang seperti itu..
lalu bagaimana dengan interaksi kita kepada sesama, tentunya interaksi dengan para sahabat kita, saudara kita, orang tua kita maupun guru-guru kita tiap hari kita lakukan, bila ada dosa dan khilaf ditengah menjaga ukhuwah silaturahmi maka apa yang harus kita lakukan?
kawanku, bagaimana jika engkau disakiti oleh sahabatmu ? apa yang kau lakukan ?
sebuah kisah menarik mari kita ambil manfaatnya…
Sebuah kisah menuturkan, bahwa dua orang yang berteman dan selalu bersama, suatu hari berjalan-jalan di sebuah gurun. Di tengah jalan-jalan itu terjadi perselisihan di antara mereka, dimana teman yang satu memukul wajah temannya yang lain. Orang yang dipukul wajahnya merasakan sakit yang sangat, namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Di atas pasir, dia hanya menulis, “Hari ini, teman yang paling kubanggakan memukul wajahku.”
Dua sahabat ini kemudian melanjutkan perjalanannya, hingga mereka sampai di sebuah telaga dan mereka lalu sepakat untuk mandi. Di sini, orang yang tadi dipukul wajahnya kembali mengalami kejadian tragis, bukan karena dizalimi oleh sahabatnya, tetapi karena tanpa sengaja kakinya menginjak lumpur hidup yang menariknya ke dalam sehingga nyaris tenggelam. Melihat kejadian berbahaya itu, teman yang tadi memukul dengan sigap melompat kedalam air untuk menyelamatkan temannya dari ancaman maut.
Setelah berhasil di tarik ke daratan, teman yang nyaris tenggelam berdiri dan kemudian menulis kalimat di sebuah batu besar, “Hari ini, teman yang paling kubanggakan telah menyelamatkan hidupku.”
Lelaki yang tadi memukul dan baru saja menyelamatkan nyawa sahabatnya, bertanya, “Kenapa ketika aku tadi memukulmu engkau menulis di atas pasir, dan sekarang setelah aku menyelamatkanmu engkau menulis di atas batu?”
Temannya menjawab, “Ketika seorang teman menyakiti kita, maka hendaklah kita menuliskan kejahatannya itu di atas pasir, agar ada angin toleransi yang meniupnya sehingga ia terhapus dengan mudah. Tapi ketika seorang teman berbuat baik kepada kita, maka kebaikan itu harus ditulis di atas batu, agar tidak ada jenis angin apapun yang bisa menghapusnya.”
Lelaki itu tertegun mendengar penjelasan temannya. Sebuah pengajaran yang sangat arif dia dapatkan dari sahabatnya, seolah seperti salju yang menyejukkan seluruh jiwanya di tengah terik sahara yang membakar. Sehingga meskipun tadi ada perselisihan, tapi jiwanya seperti terikat dengan jiwa sahabatnya, yang dibalut kearifan.
Memberi maaf, meskipun hanya dalam diam, membuat dua jiwa mudah kembali menyatu, dan tumbuh untuk saling memahami.
sahabatku yang saya sayangi karena Allah, sebuah pertanyaan diawal judul yang belum terjawab dan saya akan tanyakan itu kepadamu, siapakah sahabat terbaikmu ?
siapakah sahabat terbaikmu, sahabat yang senantiasa mengajakmu pada jalan kebenaran, sahabat yang selalu mengingatkanmu agar tak lupa sembahyang(sholat), sahabat yang selalu menuntunmu untuk selalu dekat dengan alquran, sahabat yang benci melihatmu bermalas-malasan, sahabat yang marah ketika kamu berkata kasar, sahabat peduli saat kamu dilanda kesusahan, saiapakah sahabat terbaikmu itu?
ketahuilah jika engkau dapatkan sahabat seperti itu muliakanlah dia, karena sejatinya mencari sahabat yang baik itu sangatlah sulit.
Sesulit apapun kehidupan yang sedang dijalani, dan seberat apapun perjuangan yang sedang dihadapi, pasti akan terasa lebih ringan dan damai jika ada sahabat yang selalu setia menyertai, dibanding jika semuanya harus ditanggung seorang diri. Dan sebaliknya, keberhasilan spektakuler yang kita raih pun terasa tak berarti apabila tidak ada siapa-siapa untuk tempat berbagi. Demikianlah hidup ini jadi ‘miris’ sekali jika selamanya harus dijalani sendiri, maka itu sahabat yang setia harus kita cari sebagai teman berbagi apa saja yang kita alami.
Sebelum mencari sahabat manusia, kita sebaiknya bersahabat terlebih dulu dengan al-Quran. Dikarenakan dalam al-Quran kita dapat menemukan panduan hidup yang benar. Sebaliknya apabila kita jauh dari al-Quran dan tidak menjadikannya sahabat kita, maka hidup kita akan mudah diperdaya oleh rayuan dan bujukan setan untuk dijadikan sahabatnya, sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Quran), kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS az-Zukhruf/43: 36).
sahabatku yang dirahmati Allah, alqur’an adalah sahabat terbaik sebelum engkau memilih sahabat manusia…
saat engkau sedih, bukalah bacalah alquran tentunya engkau kan dapatkan kedamaian..
saat engkau gelisah renungkan ayat-ayat alquran pasti engkau kan dapatkan ketenangan…
saat engkau merasa sendirian bacalah alquran, insyaAllah kamu tak akan merasa sendirian,
hidup itu indah bila bersanding dengan alquran, sahabat terbaik yang menuntun kedalam kebaikan, teman kita di hari pembalasan,, siapa yang tak ingin bersahabat dengan alquran ?
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata : ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.’ Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika AL-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. Berkata Rasul: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS Al-Furqan 27-30).
sahabatku, penyesalan orang-orang zalim karena mereka sudah salah memilih sahabat. Sahabat yang mereka pilih ternyata sahabat yang tidak bertanggung jawab setelah mereka dipengaruhi agar berpaling dari Al-Quran. Ayat di atas juga mengindikasikan keterkaitan yang cukup kuat antara bagaimana memilih sahabat dan penunjukan Al-Quran sebagai sahabat sejati. Dan pada ayat yang ke-30 Nabi pun mengadu kepada Allah menyangkut sikap kaumnya yang acuh tak acuh terhadap Al-Quran.
jika sahabatku sekarang sahabat yang berusaha menjauhkanmu dari alquran dan sunnah-sunnah nabi, ketahuilah dia bukan sahabat terbaik buatmu… hati-hati memilih sahabat, karena iman seseorang tergantung iman sahabat-sahabatnya… jika engkau bersahabat dengan ulama tentunya engkau kan jadi orang alim, jika engkau berteman dengan penjual minyak tentunya bau harum yang kau dapatkan, tapi jika engkau berteman dengan seorang penjara maka tak jauhlah engkau dari yang namanya penjara ya tidak?
Ketika kita mendengar kata sahabat maka di dalam benak kita akan tergambar seseorang yang sangat akrab dan selalu hadir di tengah-tengah kita baik dalam keadaan suka maupun duka. Sebelum mencari sahabat manusia kita sebaiknya bersahabat terlebih dulu dengan Al-Quran. Dikarenakan dalam Al-Quran kita dapat menemukan panduan hidup yang benar bagaimana memulai persahabatan yang positif dan kiat-kiat mengenali sifat sahabat yang baik.
Di dalam sebuah ayat diungkapkan bahwa “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf 67).
karena dengan bersahabat dengan alquran kita dapat melihat sahabat-sahabat terbaik yang pantas kita jadikan sahabat.
sahabatku yang berbahagia,
pasti akan ada yang tanya, kenapa harus bersahabat dengan alquran ?
Ada sebuah riwayat yang menceritakan bagaimana cara Rasulullah memilih pemimpin. “Siang begitu terik. Saat itu Rasulullah SAW hendak mengirim serombongan utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW meminta kepada para sahabat yang akan berangkat itu agar masing-masing membacakan ayat-ayat l-Qur’an yang telah mereka hapal kepada Rasulullah SAW. “Ayat apa saja yang telah engkau hafal, wahai anak muda?” tanya Rasulullah sambil mendekati anak muda tersebut. “Saya telah hafal beberapa surat, termasuk di dalamnya surat Al-Baqarah,” jawab anak muda tersebut. “Engkau hapal surat Al-Baqarah?” tanya Rasulullah kembali. Anak itupun menjawab, “Benar, Ya Rasulullah!”. “Berangkatlah, dan engkau diangkat sebagai ketua mereka,” tutur Rasulullah. Lalu pemuda itupun berkata kembali dengan penuh ketegasan, “Demi Allah, Ya Rasulullah! Tidak ada yang menghalangi saya mempelajari surat Al-Baqarah, melainkan takut kalau aku tak sanggup melaksanakan firman-firman yang terkandung di dalamnya.”. “Pelajarilah dan bacalah dia,” sambut Rasulullah SAW, “Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari Al-Qur’an, kemudian membacanya dan melaksanakan firman-firman yang terkandung di dalamnya, tak ubahnya bagaikan botol minyak yang harum, yang berisi penuh minyak kasturi dan menyebarkan keharumannya ke segala arah. Dan perumpamaan orang yang mempelajarinya, lalu ia lelap tidur (baca : tidak mengamalkan kandungan Al-Qur’an), tak ubahnya bagaikan seperti botol minyak harum yang tertutup rapat, sehingga tidak tercium bau harumnya.” (HR. At-Tirmidzi).
gimane sudah jelas kan ?
Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner berkata : “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi.
Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern saat ini sedang berbagi pengetahuan, peradaban dunia Islam yang sedang saya bicarakan ini sudah bermula sejak tahun 800 hingga 1600, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab.”
Itulah pengakuan seorang modern barat terhadap sumbangsih cendekiawan islam terhadap peradaban dunia. Dapat kita sebut beberapa saja ulama cendekia tadi, sbb:
Muhammad Ibn Musa Al-Khawārizmi: yang juga dikenali sebagai Al-Khawārizmi (lahir di Khawarizm, Usbekistan 780 – wafat diperkirakan pada tahun 840) seringkali disebut sebagai bapak aljabar. Istilah aljabar (algebra dalam bahasa latin) sendiri berasal dari buku karangannya yang terkenal Hisabul Jabar wal Muqābilah (Ilmu pengurangan dan penambahan). Istilah algorisma dan algoritma juga berasal dari latinisasi nama Al-Khawārizmi. Al-Khawārizmi adalah pakar dalam bidang matematika, astronomi dan geografi.
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani: Lahir di Buzhgan, Nishapur, Iran (940 – 998) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Jabir Ibnu Hayyan: Pengarang kitab “Al Kimya” yang diterjemahkan oleh bangsa barat menjadi “Alchemy”, kitab rujukan ilmu kimia/chemistry. Cendekiawan masa Dinasti Ummayah abad ke-8 Masehi.
Ibnu Sina: Bangsa barat memanggilnya Avicenna. Dunia menasbihkanya sebagai “Bapak Kedokteran Modern”, pengarang kitab Qanun fi Thib (Canon Of Medicine) yang merupakan rujukan di bidang kedokteran dunia selama berabad-abad.
Itulah para ulama cendekia Islam yang berkitabkan Al Qur’an dan bertauladankan Rasulullah SAW, yang mengeksplorasi ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an yang kemudian menelurkan karya-karya ilmu pengetahuan lentera peradaban dunia. Bila Carli Fiorina, sang CEO Hewlett Packard mau meneliti lebih jauh maka akan muncul pertanyaan “Buku apa yang mereka baca sehingga orang-orang arab tadi “keranjingan” meneliti dan mencipta?” dan “Siapakah gerangan “Bapak Pendidikan” yang menginspirasi dan menjadi teladan mereka?”. Maka dia akan mendapat jawaban: Al Qur’an dan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam.
Dari sini kita yakini Allah-lah “…Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al Baqarah: 4-5), Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya(Muhammad) ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu. “ (QS. Al Hadiid: 9).
Al Qur’an telah menjadikan semenanjung arab yang penduduknya tak bisa baca tulis dan negerinya begitu kering sehingga para penjajah-pun enggan meliriknya, kemudian menjadi pusat peradaban dan menjadi guru dunia. Inilah bukti nyata keagungan Al Qur’an. Al Qur’an meninggikan ilmu dan akhlak manusia bila manusia mau membaca, memahami dan mengamalkanya.
“Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain.” (HR. Muslim)
untuk sahabatku yang terbaik..
Kerlap kerlip keindahan cahaya bintang
Sebegitu indahnya bagaikan sinar persahabatan
Yang terpancar dari ketulusan dan cinta
Keagungan yang terjalin dalam kebersamaan
Kurasakan indah dan hangat merasukiku
Seakan bayang-bayang hari tak hilang sia-sia
Kita berteman dan saling memberi
Merangkai kata tuk mengetahui arti
Bahwa persahabatan kita abadi adanya
Laksana lautan yang tak henti surut
sahabatku kita akan sangat beruntung bila dapat bersahabat dengan Al-Quran. Hanya saja, untuk menjadikan Al-Quran sebagai sahabat karib, tentu kita harus memposisikan dan memperlakukannya seperti kita memperlakukan sahabat-sahabatnya. Yakni menjadikannya sebagai teman curhat, mendengar nasehatnya, mengikuti petuahnya dan ingin selalu dekat di sisinya, dalam hal ini dengan selalu membaca dan memahaminya.
Dengan begitu kita akan memperoleh kebahagiaan hakiki, dunia dan akhirat. Terlebih lagi, Al-Quran sendiri memperkenalkan dirinya sebagai kitab petunjuk (hidayah) yang berfungsi mengeluarkan manusia dari kegelapan (zulumat) menuju cahaya (nur).
hmmmm sungguh indah bukan,
Imam Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.” (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)
Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Hati-hatilah kalian dalam memilih teman, sesungguhnya teman adalah bekal di dunia dan akhirat.”
ayo Al-Qur’an dijadikan sebaik-baik teman. Teman yang tidak pernah menjerumuskan kita dalam kesesatan dan kegagalan, bahkan malah sebaliknya. Al-Qur’an menuntun pembacanya menemukan jalan kebahagian dunia dan akhirat.
siapa yang tidak ingin bersahabat dengan alquran…?
siapa yang tidak ingin mendapat syafaat Alquran ?
Apakah masih ragu bersahabat dengan Al-Qur’an? Tak ada teman yang sempurna selain Al-Qur’ an. Mari kita berkenalan dan selalu ‘meneguk’ nasihat-nasihat yang diberikannya.
semoga kita adalah golongan yang cinta bersahabat dengan Alquran.
semoga bermanfaat.
Jan 23, 2013 @ 10:58:58
Artikelnya bagus, menyentuh hati. Ijin share boleh tdk???? terima kasih
SukaSuka
Jan 23, 2013 @ 13:47:22
silhklann
SukaSuka
Jan 23, 2013 @ 17:21:20