sahabatku semua yang dirahmati Alllah, tak terasa kita tumbuh bersama dalam pertemuan-pertemuan yang singkat, tak terasa semua mengalir berjalan begitu cepat, kejadian demi kejadian melengkapi disetiap yang kita lewati, baik maupun buruk semua digilirkan berganti-ganti.. ya to tidak kawan…?
Jika datang waktu pagi maka janganlah menunggu tibanya sore. Pada hari ini kita hidup, bukan di hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan kejelekannya, dan bukan pula hari esok yang belum tentu datang. Hari ini dengan mataharinya yang menyinari, adalah hari anda dan hari kita semuanya.
sebuah kisah bacalah dengan seksama..
Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya pun semakin besar. Suatu hari, ia melakukan pertunjukan lagi – yang akan menjadi pertunjukannya yang terakhir. Penonton begitu banyak dan antusias mengelu-elukan setiap aksinya.
Atraksi demi atraksi silih berganti. Penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukan kebolehannya. Akhirnya, tibalah pada puncak acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ularnya untuk melakukan apa-apa yang diperintahkannya. Ular itu mulai melilitkan badannya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Karenanya ia memerintahkan agar ular melepaskan lilitannya, tetapi ular itu tidak patuh. Sebaliknya ia justru makin liar dan menguatkan lilitannya. Para penonton menjadi panik ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, sebelum akhirnya lunglai, tewas dengan tubuh remuk.
Kisah di atas itu adalah gambaran dari apa yang setiap hari kita lakukan, tapi tanpa kita sadari, karena atraksi itu sudah menjadi rutinitas otomatis dalam hidup kita. Atraksi akan apa? Nah, itu yang harus kita ketahui. Oh, maaf, sebenarnya kita sudah tahu tapi tak peduli – karena menganggapnya remeh, yaitu atraksi bermain-main dengan dosa.
Dosa memang seringkali terlihat tidak membahayakan, apalagi kalau kita tahu itu cuma dosa kecil. Kita merasa tak terganggu dan berkeyakinan akan selalu bisa mengendalikannya. Bahkan kita juga merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataannya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, maka kita akan sangat sulit untuk bisa melepaskan diri lagi darinya.
Padahal… kita selalu yakin, “Ah, ini cuma dosa kecil, kok… gampang dibersihkan dengan meminta ampun kepada Tuhan.” Tapi kita kemudian selalu menghindar dengan, “Ah, minta ampunnya nanti ajalah… sekalian kalo udah banyak….” Dan tahu-tahu, “pet!” seperti pemadaman listrik tanpa pemberitahuan – jantung kita mandeg, maka celakalah kita.\
Memangnya kita tahu kapan kita akan mati? hayo jawab, siapa yang bisa jawab..
sahabatku yang baik, mas arie5758 menuturkan sebuah kata yang indah…
Karena saya hidup untuk hari ini saja maka saya akan hidup untuk mengucapkan:
“Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah bersama mataharimu. Aku tidak akan menyesali kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu, apalagi untuk menyesalimu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.”
“Wahai masa depan, yang masih berada dalam lingkar misteri, aku tidak akan pernah bergelut dengan mimpi-mimpi dan tidak akan pernah menjual diri untuk ilusi. Aku tidak memburu sesuatu yang belum tentu ada karena esok hari tidak berarti apa-apa, esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak pantas dikenang. Namun wajib untuk dipersiapkan”
“Hari kita adalah hari ini”, adalah ungkapan yang paling indah dalam “kamus kesuksesan”, kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang sukses dan menyenangkan.
Lantas harus bagaimanakah kita bersikap dalam menghadapi setiap masalah yang muncul pada hari ini? Hanya ada dua pilihan yang bisa kita ambil, dua pilihan yang akan menghasilkan dua hal yang bisa terjadi sangat bertolak belakang.
Sedangkan seorang pecundang selalu melihat masalah di setiap jawaban.
Kalimat diatas adalah sebuah pilihan sikap yang menentukan akan menjadi bagaimana kita nanti.
kembalilah pada Allah kawan, kembalilahh… ayoo mau kan ??
Ya Allah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu ini. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, malam dimana hamba-Mu dengan khusyu’ menghadap-Mu dengan penuh linangan air mata berharap ampunan dan ridho-Mu, sementara banyak hamba-hamba-Mu yang lain sedang terbuai mimpi dalam tidur mereka….
Ya Allah, berikan aku ilham untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar dapat beramal sholeh yang engkau ridhoi, jadikanlah ketrunanku orang-orang yang sholeh. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri….
kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam menjalankan agama, sehat bandannya, bertambah ilmunya, berkah rizkinya, sempat bertaubat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati, Ya Rabb hanya engkaulah tempat hamba memohon, selamatkan keluarga kami yang saat ini sedang dalam menanti kesembuhan atas kehendak-Mu….
ya Rabb, yang menguasai langit dan bumi..
Jauhi rasa prasangka buruk diantara kami
Agar kami tetap dalam ketenangan, tanpa adanya saling curiga diantara kami
Bersihkanlah hati kami, Kosongkanlah jiwa kami
Lindungilah kami, keluarga kami, keluarga sahabat-sahabat kami
Agar kami tetap istiqomah beribadah hanya untukMU……
Ya Allah, Ya Tuhan Kami tempat sandaran hati kami..
Hidup dan matiku hanya miikMu, seluruh jiwa raga ku adalah kepunyaan Mu
Jika seandainya hidup ku ini hanya dalam kesia-siaan belaka
Aku lebih baik memilih mati saat ini juga, asal kau matikan aku dalam khusnul khotimah
ya Rabb, sadarkanlah sahabat sahabatku yang selalu mengeluh selain kepadaMu, bimbinglah hatinya, tunjukkan jalanya pada jalan lurus yang telah engkau tentukan.. bimbinglah selalu agar hidayahmu menyentuh hatinya yang terdalam, amien..
semoga bermanfaat..
marilah kita berdiskusi dan mengkajinya bersama