bismillahirahmanirahim,

sahabatku semua yang dirahmati Allah, ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhir, sebuah konsep yang selalu melengkapi kehidupan kita, Pertemuan dan perpisahan menjadi salah satu skenario hidup yang akan dilalui anak manusia. Siapapun yang kita temui disepanjang kehidupan ini tentunya semua tidak terjadi melainkan Allah telah menuliskan takdir atas pertemuan dan perpisahan tersebut. karena tak ada satupun daun yang jatuh tanpa seijin Allah,  ya to tidak kawan?

mungkin disini kita bisa bertemu, mungkin disini juga kita berpisah..

yach siapa yang tahu… namun saya berharap pertemuan yang singkat ini akan membawa kebaikan bagi semuanya…khususnya untukmu…

sebuah kisah semoga menjadi inspirasi buatmu…

Ada suatu cerita. Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!” Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil tu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha… sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan… Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?” Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan,” kata Mark. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.

Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah memohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.

Namun, Mark, memohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata.

sahabatku…. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu ujian tersebut

sahabatku yang dirahmati Allah
Engkau disebut kuat bukan karena badanmu kuat,
tapi karena hatimu yang sedang dikecilkan dan bersedih itu,
tetap bertahan dan menyabarkan diri.
Apapun yang terjadi kepadamu,
akan tetap menjadi sesuatu yang menguatkanmu,
jika engkau tidak mengijinkannya untuk melemahkanmu.

Tidak ada orang bisa disebut lemah,
selama dia memilih untuk bersikap baik, melakukan yang baik,
dan mensyukuri hubungan yang baik dengan sesamanya

sahabatku yang baik..
Kuat bukanlah orang yang memiliki tubuh kekar. Bukan pula pejabat yang punya kekuasan luas. Juga bukan orang kaya yang punya harta melimpah yang dengan kekayaannya itu bisa berbuat apa saja yang mereka mau.
Lalu seperti apa orang kuat itu? Dalam Islam,  seperti dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Bukanlah orang yang kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan kekuatan, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya pada waktu marah.
“Orang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya pada saat marah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kita menjadi kuat karena kita tampil lebih kuat dari aslinya. Itu bukan perilaku palsu; itulah perilaku kita yang mensyukuri yang telah ada, dan berusaha memantaskan diri bagi rahmat kekuatan yang lebih besar.

Dan yang Maha Kuat akan menurunkan bala tentara-Nya yang yang tidak terlihat untuk menyentuh hati setiap orang; untuk mendengarkan dan menurut, sehingga kita jadi pelurus bagi pikiran orang lain, penjernih bagi hati orang lain, dan peng-indah bagi perilaku orang lain. bisakah engkai seperti itu kawan…

coba tengok diluar sana, banyak orang yang mudah lemah dengan cobaan yang menghimpit dirinya, padahal setiap cobaan datang karena Allah begitu sayang dirinya, allah ingin menaikkan derajat kemulyaan dirinya.

lihatlah kawan, perbedaan-perbedaanya….

siapa itu yang kuat, siapa itu yang lemah…

lalu, siapa itu kamu?

yang kuatkah atau yang lemahkah?

coba jawab untukku?

Sahabatku yang baik hatinya, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

ya Allah, ya Tuhanku Yang Maha Membuka Hati,

Telah banyak hari yang kubiarkan gelisah karena kemarahanku tentang yang terjadi dulu, dan telah banyak malam yang kusia-siakan tanpa tidur karena mengulangi kepedihan hati di masa laluku.

Di hari yang indah ini, aku berterima kasih kepadaMu, atas pengertian yang indah ini, bahwa:

“Sakit hati di masa lalu tidak bisa dilupakan. Tapi jika hatiku hari ini kuat, ia hanya tidak terasa sakit lagi.”

Sungguh mulia Engkau yang memberikan akal kepadaku, agar aku menemukan jalan keluar dari kegelisahan hati – melalui logika yang cemerlang, untuk menjauhkan kesia-siaan dan mendekatkan kemanfaatan bagi diriku dan sesamaku.

Maafkanlah aku jika aku telah memboroskan sebagian dari usiaku untuk marah, meradang, dan gelisah merancang pembalasan – karena sakit hati di masa laluku itu.

Hari ini, aku mohon Engkau mentenagai hatiku untuk mencapai ukuran dan keanggunan yang tidak lagi merasakan sakit dari luka-luka masa laluku, dan meneruskan kehidupanku hari ini dengan seindah-indahnya.

ya Allah, ya Tuhanku, jadikanlah aku pribadi baik yang hatinya kuat.

semoga bermanfaat