sahabatku semua yang dirahmati Allah. Akhir-akhir ini yang menjadi tantangan bagi warga NU adalah maraknya aliran-aliran baru yang menyimpang dari ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Aliran-aliran yang berkembang di indonesia seperti Ahmadiyah, LDII, MTA, Ingkar Sunnah, Salafi Wahabi, Syi’ah,jamaah tablig, HTI dan banyak lagi,.. Dari beberapa kelompak dan aliran ini, ada ajaran amaliahnya jauh berbeda dengan apa yang selama ini menjadi tradisi di kalangan warga nahdliyin (sebagai ormas islam terbesar di indonesia dan dunia). Bahkan mereka memvonis akidah amaliah warga NU seperti, tahlilan, yasinan, shalawatan, adalah perbuatan bid’ah, dan diharamkan melakukannya.
sahabatku yang baik hatinya, Waspadai Virus Destroyer Nasionalisme Indonesia…. Karena akhir-akhir ini rupanya mulai muncul dari sebagian kaum keblinger yang seperti sudah bosan dengan Indonesia. Bagi mereka Indonesia ini sudah tercemar oleh bid’ah dan kemusyrikan. Bahkan ketika kita melakukan hormat bendera pun mereka tidak mau melakukannya karena beranggapan sama dengan menyembah bendera. Artinya, hormat bendera itu adalah perilaku syirik atau musyrik.Jika demikian, lalu masih adakah nilai pentingnya Indonesia bagi kaum tersebut? Betapa mereka asik dengan pikiran liar mereka sendiri.
Pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang direbut melalui, berbagai perjuangan; pemberontakan, peperangan grilya, peperangan terbuka dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendiri negara kita terdahulu (pahlawan bangsa), tidak dimaksudkan untuk membuat Khilafah Islamiyah. Mereka sadar betul baik dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, Nasionalis dan kelompok lainnya yang ikut berjuang, merebut kemerdekaan, mereka berjuang hanya untuk satu tujuan, yaitu Kemerdekaan Indonesia.
Sejarah panjang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, telah banyak mengorbankan ratusan ribu jiwa, mereka berjuang tanpa pamrih, tanpa embel-embel ingin jadi presiden atau mentri, bahkan tidak terpikirkan untuk jadi bupati sekalipun. Perjuangan mereka semata ditujukan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan yang kejam dan tidak berprikemanusiaan.
Munculnya beberapa aliran seperti, Salafi Wahabi bukanlah mendamaikan umat Islam justru perpecahan yang terjadi dikalangan umat Islam. Islam melarang melakukan perbuatan kekerasan dan perpecahan, Islam adalah agama yang ramah, santun, yang menjunjung perdamaian, persaudaraan antar sesama. Salafi Wahabi adalah kelompok yang mengusung misi modernisasi agama dan perintisnya adalah Muhammad bin Abdil Wahhab di Nejd. Beliau adalah pengikut madzhab Imam Ahmad, akan tetapi dalam berakidah beliau mengikuti Ibnu Taimiyah.
NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia perlu segera mengambil bagian untuk mempertahankan dan membentengi NKRI dan Idiologi Pancasila.
Ketua Umum PBNU, Drs. A. Hasyim Muzadi mengisaratkan, bahwa posisi NKRI dan NU sekarang berada dalam “kepungan” ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; liberalisme Barat. Menurut beliau radikalisme Timur Tengah dan liberalisme Barat sama‑sama berpotensi merusak NU dan NKRI.”
Senada dengan Kiai Hasyim, Ketua PBNU, KH. Masdar Farid Mas’udi menegaskan bahwa NahdIatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, kini sedang dalam posisi bahaya. Apa sebab, karena ada pihak‑pihak yang memprovokasi dan mengadu‑domba para tokoh NU dengan tujuan menciptakan konflik horisontal antar‑warga NU. Basis‑basis NU: masjid, pesantren, majelis ta’lim hingga. pengajian rutin dikampung -kampung diprovokasi agar berganti ”baju”, dari paham ahiussunnah wal jama’ah (Aswaja) ke paham Wahabi atau lainnya.
Kami ingatkan agar warga NU waspada terhadap kelompok tertentu yang hendak mengadu‑domba sesama kiai panutan nahdliyin, yang begitu beresiko menimbulkan konflik horisontal yang sangat keras di lapisan bawah,” papar Masdar kepada Risalah NU”.
Warning ini mengindikasikan betapa bahayanya pengaruh ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; dan liberalisme Barat, terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka sangat menguasai medan dan peta kekuatan politik Indonesia, sehingga sasaran utama yang mereka bidik adalah NU, sebab NU merupakan Organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan asumsi apabila NU bisa dilumpuhkan, maka secara otomatis, mereka leluasa untuk mengganti Idiologi Negara Pancasila dengan Idiologi Wahabi.
Ajaran Salafi Wahab Mudah mengkafirkan muslim lain. Memvonis sesat kitab “Aqidatul Awam, dan Qashidah Burdah. Mengkafirkan dan menganggap sesat pengikut Mazdhab Asy’ari dan Maturidiyyah. Merubah beberapa bab kitab-kitab ulama kla sik, seperti kitab al-Adzkar an-Nawawi. Mereka menolak perayaan Maulid Nabi Muhammad karena menganggap acara tersebut sebagai acara bid’ah, dan perbuatan bid’ah menurut mereka adalah sesat semuanya. mereka menilai acara yasinan tahlilan adalah ritual bi’ah, padahal kedua amalan tersebut tidak bisa dikatakan melanggar syari’at, karena secara umum bacaan dalam susunan tahlil ada dalil-dalilnya baik dari al-Qur’an dan al-Hadits seperti yang sudah disampaikan oleh para ulama-ulama terdahulu. Dan mereka menolak kitab “Ihya’ Ulumuddin” karya Imam al-Ghazali (hal.24-25).
sahabatku semua yang dirahmati Allah.
siapa yang tidak kenal dengan KH. Sya’roni Ahmadi al-Hafidz , bagi orang kudus dan sekitarnya pasti kenal..dan jika kamu tanya saya, saya jelas pasti mengenal beliau…
Umat Islam diajak berhati-hati terhadap kelompok Wahabi yang belakangan ini menyebarkan ajarannya dengan cara memalsukan kitab-kitab Sunni. Dalam kitab dipalsukan itu terdapat amalan-amalan sunnah Nabi dilencengkan menjadi “haram”.
KH Sya’roni yang juga Mustasyar PBNU itu mengatakan, upaya yang dilakukan kaum Wahabi yang mengharamkan amalan sunnah Nabi seperti peringatan haul maupun ziarah kubur sangat menyesatkan ummat Islam.
“Umat Islam harus mengerti supaya hati-hati terhadap kitab-kitab yang dipalsukan oleh Wahabi tersebut,” tegasnya.
Saat menerangkan tentang haul, Mbah Sya’roni, sapaan akrabnya, menjelaskan peringatan itu adalah sunnah Nabi. Ia mengutip sebuah kitab Na’jul Balaghahkarangan ulama Sunni menceritakan bahwa setiap tahun sekali Nabi Muhammad melakukan ziarah kubur kepada makam sahabat-sahabatnya yang gugur dalam perang Uhud.
“Sekarang kitab itu telah digubah atau dipalsu Wahabi dengan menyebutkan ziarah kubur haram. Saya memiliki kitab yang palsu tersebut. Kitab tadi saya taruh di madrasah qudsiyah dan saya tulisi jangan baca kitab ini karena ada ajaran yang melenceng,”tutur Mbah Sya’roni.
Di depan ratusan tamu undangan yang hadir itu, Mbah Sya’roni menegaskan juga tasmiyatul maulud (meresmikan nama anak) merupakan sunnah Nabi. “Pengertian sunnah adalah ucapan, perbuatan dan pengakuan Nabi atas kebenaran perbuatan orang lain,”
kawanku semua yang dirahmati Allah.
Kenapa Salafy wahabi Dikecam
Lantas, apa yang membuat kelompok Salafy dikecam? Karena kelompok Salafy kerap mencela, bahkan menista ulama besar dan gerakan Islam di luar kelompoknya. Inilah yang menimbulkan tenaga gelombang itu membesar.
Salafy acapkali mencela ulama seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha, Hasan al-Banna, Taqiyuddin An-Nabhani, Sayyid Quthb, Ahmad Yasin, ’Aidh al-Qarni, Yusuf al-Qaradhawi dan sebagainya. Sementara gerakan Islam yang diserang Salafy diantaranya: Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, FIS Al-Jazair, tak terkecuali Persis, NU, Muhammadiyah, Majelis Mujahidin, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan sebagainya.
Pelbagai tuduhan, hujatan, dan lontaran kata-kata kasar keluar dari mulut kaum Salafy. Dengan enteng, mereka memberi cap-cap (stigma) buruk dengan sebutan ahlu bid’ah, khawarij, pemberontak, ruwaibidhah (dungu), ahlu takfir, gerakan sempalan sesat, serta teroris, kepada tokoh dan gerakan Islam yang bukan kelompoknya.
Pendiri al Irsyad KH Ahmad Syurkati pun tak luput dari celaan pemuda-pemuda Salafy ekstrim. Dengan sinis mereka menyebut Syurkati mufti kolonial Belanda, mengambil dana lotere untuk memperkuat lembaga.
Anehnya, ketika (ulama) Salafy dikritik gerakan Islam lain karena hujjahnya, mereka tidak rela, bahkan menyerang balik habis-habisan para pengkritiknya. Seabreg kecaman pun tertuju kepada Salafy, ketika kelompok ini anti bicara politik, tidak peka terhadap penderitaan kaum Muslimin, fanatik kepada para syaikhnya, keras menghukumi saudaranya sendiri. Sementara pemurtadan merajalela
Wahabi punya slogan top yaitu: “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah menurut pemahaman Sahabat”. Dengan Slogan inilah Wahabi dengan sombong mengklaim bahwa hanya Wahabi satu-satunya pengikut faham Salaf. Mereka sering berteriak, kebenaran hanya satu yaitu Salafi/Wahabi. Pengakuan Wahabi sebagai pengikut Salaf serta merta membuat mereka merasa berhak memakai nama “Salafi”. Ternyata klaim ini adalah bohong besar. Terlalu banyak fakta yang membantah telak atas klaim Wahabi sebagai pengikut Salaf. Oleh karena itulah di mana-mana di dunia ini Wahabi digugat sebagai penipu dan dikatakan sebagai pengikut palsu Salafuna Shalih. Perkataan-perkataan para Ulama Wahabi yang sering meremehkan ucapan Sahabat Nabi sebagai menyalahi AlQur’an dan Sunnah, kemudian ditiru para pengikutnya secara taqlid buta, itu semua cukup menjadi bukti atas pengakuan palsu Wahabi sebagai pengikut Salaf.
sahabatku semua yang dirahmati Allah, bagaimana ciri-ciri mereka ..
AQIDAH
1. Membagi Tauhid menjadi 3 bagian yaitu:
(a). Tauhid Rububiyyah: Dengan tauhid ini, mereka mengatakan bahwa kaum musyrik Mekah dan orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.
(b). Tauhid Uluhiyyah: Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigathah dan bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama‟ Islam khasnya ulama‟ empat Imam madzhab.
(c.) Tauhid Asma’ dan Sifat: Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih dan tajsim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala seperti:
Menterjemahkan istiwa’ sebagai bersemayam/bersila
Merterjemahkan yad sebagai tangan
Menterjemahkan wajh sebagai muka
Menisbahkan jihah (arah) kepada Allah (arah atas – jihah ulya)
Menterjemah janb sebagai lambung/rusuk
Menterjemah nuzul sebagai turun dengan dzat
Menterjemah saq sebagai betis
Menterjemah ashabi’ sebagai jari-jari, dll
Menyatakan bahawa Allah SWT mempunyai “surah” atau rupa
Menambah bi dzatihi haqiqatan [dengan dzat secara hakikat] di akhir setiap ayat-ayat mutashabihat
2. Memahami ayat-ayat mutashabihat secara zhahir tanpa penjelasan terperinci dari ulama-ulama yang mu’tabar
3. Menolak asy-Sya’irah dan al-Maturidiyah yang merupakan ulama’ Islam dalam perkara Aqidah yang diikuti mayoritas umat islam
4. Sering mengkrititik asy-Sya’irah bahkan sehingga mengkafirkan asy-Sya’irah.
5. Menyamakan asy-Sya’irah dengan Mu’tazilah dan Jahmiyyah atau Mu’aththilah dalam perkara mutashabihat.
6. Menolak dan menganggap tauhid sifat 20 sebagai satu konsep yang bersumberkanfalsafah Yunani dan Greek.
7. Berselindung di sebalik mazhab Salaf.
8. Golongan mereka ini dikenal sebagai al-Hasyawiyyah, al-Musyabbihah, al-
Mujassimah atau al-Jahwiyyah dikalangan ulama’ Ahli Sunnah wal Jama’ah.
9. Sering menuduh bahwa Abu Hasan Al-Asy’ari telah kembali ke mazhab Salaf setelah bertaubat dari mazhab asy-Sya’irah. Menuduh ulama’ asy-Sya’irah tidak betul-betul memahami faham Abu Hasan Al-Asy’ari.
10. Menolak ta’wil dalam bab Mutashabihat.
11. Sering menuduh bahwa mayoritas umat Islam telah jatuh kepada perbuatan syirik.
12. Menuduh bahwa amalan memuliakan Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam [membaca maulid dll] membawa kepada perbuatan syirik.
13. Tidak mengambil pelajaran sejarah para anbiya’, ulama’ dan sholihin dengan
dalih menghindari syirik.
14. Pemahaman yang salah tentang makna syirik, sehingga mudah menghukumi orang sebagai pelaku syirik.
15. Menolak tawassul, tabarruk dan istighathah dengan para anbiya’ serta sholihin.
16. Mengganggap tawassul, tabarruk dan istighathah sebagai cabang-cabang syirik.
17. Memandang remeh karamah para wali [auliya’].
18. Menyatakan bahwa ibu bapa dan datuk Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak selamat dari adzab api neraka.
19. Mengharamkan mengucap “radhiallahu ‘anha” untuk ibu Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam, Sayyidatuna Aminah.
SIKAP
1. Sering membid’ahkan amalan umat Islam bahkan sampai ke tahap mengkafirkan
mereka.
2. Mengganggap diri sebagai mujtahid atau berlagak sepertinya (walaupun tidak layak).
3. Sering mengambil hukum secara langsung dari al-Qur’an dan hadits (walaupun tidak layak).
4. Sering memtertawakan dan meremehkan ulama’ pondok dan golongan agama yang lain.
5. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang ditujukan kepada orang kafir sering ditafsir ke atas orang Islam.
6. Memaksa orang lain berpegang dengan pendapat mereka walaupun pendapat itu syaz (janggal).
HADITS
1. Menolak beramal dengan hadis dho’if.
2. Penilaian hadits yang tidak sama dengan penilaian ulama’ hadits yang lain.
3. Mengagungkan Nasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak
mempunyai sanad bagi menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits.
[Bahkan mayoritas muslim mengetahui bahwa beliau tidak mempunyai guru dalam bidang hadits dan diketahui bahawa beliau belajar hadits secara sendiri dan ilmu jarh dan ta’dil beliau adalah mengikut Imam al-Dhahabi].
4. Sering menganggap hadits dho’if sebagai hadits mawdhu’ [mereka mengumpulkan hadits dho’if dan palsu di dalam satu kitab atau bab seolah-olah kedua-dua kategori hadits tersebut adalah sama]
5. Pembahasan hanya kepada sanad dan matan hadits, dan bukan pada makna hadits. Oleh karena itu, pebedaan pemahaman ulama’ [syawahid] dikesampingkan.
QUR’AN
1. Menganggap tajwid sebagai ilmu yang menyusahkan dan tidak perlu (Sebagian Wahabi indonesia yang jahil)
FIQH
1. Menolak mengikuti madzhab imam-imam yang empat; pada hakikatnya
mereka bermadzhab “TANPA MADZHAB”
2. Mencampuradukkan amalan empat mazhab dan pendapat-pendapat lain sehingga membawa kepada talfiq [mengambil yang disukai] haram
3. Memandang amalan bertaqlid sebagai bid’ah; mereka mengklaim dirinya berittiba’
4. Sering mengungkit dan mempermasalahkan soal-soal khilafiyyah
5. Sering menggunakan dakwaan ijma’ ulama dalam masalah khilafiyyah
6. Menganggap apa yang mereka amalkan adalah sunnah dan pendapat pihak lain adalah Bid’ah
7. Sering menuduh orang yang bermadzhab sebagai ta’assub [fanatik] mazhab
8. Salah faham makna bid‟ah yang menyebabkan mereka mudah membid‟ahkan orang lain
9. Mempromosikan madzhab fiqh baru yang dinamakan sebagai Fiqh al-Taysir, Fiqh al-Dalil, Fiqh Musoffa, dll [yang jelas keluar daripada fiqh empat mazhab]
10. Sering mewar-warkan agar hukum ahkam fiqh dipermudahkan dengan menggunakan hadis “Yassiru wa la tu’assiru, farrihu wa la tunaffiru”
11. Sering mengatakan bahwa fiqh empat madzhab telah ketinggalan zaman
NAJIS
1. Sebagian mereka sering mempermasalahkan dalil akan kedudukan babi sebagai najis mughallazhah
2. Menyatakan bahwa bulu babi itu tidak najis karena tidak ada darah yang mengalir.
WUDHU’
1. Tidak menerima konsep air musta’mal
2. Bersentuhan lelaki dan perempuan tidak membatalkan wudhu’
3. Membasuh kedua belah telinga dengan air basuhan rambut dan tidak dengan air yang baru.
ADZAN
1. Adzan Juma’at sekali; adzan kedua ditolak
SHALAT
1. Mempromosikan “Sifat Shalat Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam‟, dengan alasan kononnya shalat berdasarkan fiqh madzhab adalah bukan sifat shalat Nabi yang benar
2. Menganggap melafazhkan kalimat “usholli” sebagai bid’ah.
3. Berdiri dengan kedua kaki mengangkang.
4. Tidak membaca “Basmalah‟ secara jahar.
5. Menggangkat tangan sewaktu takbir sejajar bahu atau di depan dada.
6. Meletakkan tangan di atas dada sewaktu qiyam.
7. Menganggap perbedaan antara lelaki dan perempuan dalam shalat sebagai perkara bid‟ah (sebagian Wahabiyyah Indonesia yang jahil).
8. Menganggap qunut Subuh sebagai bid’ah.
9. Menggangap penambahan “wa bihamdihi” pada tasbih ruku’ dan sujud adalah bid’ah.
10. Menganggap mengusap muka selepas shalat sebagai bid’ah.
11. Shalat tarawih hanya 8 rakaat; mereka juga mengatakan shalat tarawih itu
sebenarnya adalah shalat malam (shalatul-lail) seperti pada malam-malam lainnya
12. Dzikir jahr di antara rakaat-rakaat shalat tarawih dianggap bid’ah.
13. Tidak ada qadha’ bagi shalat yang sengaja ditinggalkan.
14. Menganggap amalan bersalaman selepas shalat adalah bid’ah.
15. Menggangap lafazh sayyidina (taswid) dalam shalat sebagai bid’ah.
16. Menggerak-gerakkan jari sewaktu tasyahud awal dan akhir.
17. Boleh jama’ dan qashar walaupun kurang dari dua marhalah.
18. Memakai sarung atau celana setengah betis untuk menghindari isbal.
19. Menolak shalat sunnat qabliyyah sebelum Juma’at
20. Menjama’ shalat sepanjang semester pengajian, karena mereka berada di landasan Fisabilillah
DO’A, DZIKIR DAN BACAAN AL-QUR’AN
1. Menggangap do’a berjama’ah selepas shalat sebagai bid’ah.
2. Menganggap dzikir dan wirid berjama’ah sebagai bid’ah.
3. Mengatakan bahwa membaca “Sodaqallahul ‘azhim” selepas bacaan al-Qur’an adalah Bid’ah.
4. Menyatakan bahwa do’a, dzikir dan shalawat yang tidak ada dalam al-Qur’an dan Hadits sebagai bid’ah. Sebagai contoh mereka menolak Dala’il al-Khairat, Shalawat al-Syifa‟, al-Munjiyah, al-Fatih, Nur al-Anwar, al-Taj, dll.
5. Menganggap amalan bacaan Yasin pada malam Jum’at sebagai bid’ah yang haram.
6. Mengatakan bahwa sedekah atau pahala tidak sampai kepada orang yang telah wafat.
7. Mengganggap penggunaan tasbih adalah bid’ah.
8. Mengganggap zikir dengan bilangan tertentu seperti 1000 (seribu), 10,000 (sepuluh ribu), dll sebagai bid’ah.
9. Menolak amalan ruqiyyah syar’iyah dalam pengobatan Islam seperti wafa‟, azimat, dll.
10. Menolak dzikir isim mufrad: Allah Allah.
11. Melihat bacaan Yasin pada malam nisfu Sya’ban sebagai bid’ah yang haram.
12. Sering menafikan dan memperselisihkan keistimewaan bulan Rajab dan Sya’ban.
13. Sering mengkritik keutamaan malam Nisfu Sya’ban.
14. Mengangkat tangan sewaktu berdoa’ adalah bid’ah.
15. Mempermasalahkan kedudukan shalat sunat tasbih.
PENGURUSAN JENAZAH DAN KUBUR
1. Menganggap amalan menziarahi maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para anbiya’, awliya’, ulama’ dan sholihin sebagai bid’ah dan shalat tidak boleh dijama’ atau qasar dalam ziarah seperti ini.
2. Mengharamkan wanita menziarahi kubur.
3. Menganggap talqin sebagai bid’ah.
4. Mengganggap amalan tahlil dan bacaan Yasin bagi kenduri arwah sebagai bid’ah yang haram.
5. Tidak membaca do’a selepas shalat jenazah.
6. Sebagian ulama’ mereka menyeru agar Maqam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikeluarkan dari masjid nabawi atas alasan menjauhkan umat Islam dari syirik
7. Menganggap kubur yang bersebelahan dengan masjid adalah bid’ah yang haram
8. Do’a dan bacaan al-Quran di perkuburan dianggap sebagai bid’ah.
MUNAKAHAT [PERNIKAHAN]
1. Talak tiga (3) dalam satu majlis adalah talak satu (1)
MAJLIS SAMBUTAN BERAMAI-RAMAI
1. Menolak peringatan Maulid Nabi; bahkan menyamakan sambutan Mawlid Nabi dengan perayaan kristen bagi Nabi Isa as.
2. Menolak amalan marhaban para habaib
3. Menolak amalan barzanji.
4. Berdiri ketika bacaan maulid adalah bid’ah
5. Menolak peringatan Isra’ Mi’raj, dll.
HAJI DAN UMRAH
1. Mencoba untuk memindahkan “Maqam Ibrahim as.” namun usaha tersebut telah digagalkan oleh al-Marhum Sheikh Mutawalli Sha’rawi saat beliau menemuhi Raja Faisal ketika itu.
2. Menghilangkan tanda telaga zam-zam
3. Mengubah tempat sa’i di antara Sofa dan Marwah yang mendapat tentangan ulama’ Islam dari seluruh dunia
PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
1. Maraknya para professional yang bertitle LC menjadi “ustadz-ustadz‟ mereka (di Indonesia)
2. Ulama-ulama yang sering menjadi rujukan mereka adalah:
a. Ibnu Taymiyyah al-Harrani
b. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
c. Muhammad bin Abdul Wahhab
d. Sheihk Abdul Aziz bin Baz
e. Nasiruddin al-Albani
f. Sheikh Sholeh al-Utsaimin
g. Sheikh Sholeh al-Fawzan
h. Adz-Dzahabi dll.
3. Sering mendakwahkan untuk kembali kepada al-Qura’an dan Hadits (tanpa menyebut para ulama’, sedangkan al-Qura’n dan Hadits sampai kepada umat Islam melalui para ulama’ dan para ulama’ juga lah yang memelihara dan menjabarkan kandungan al-Qur’an dan Hadits untuk umat ini)
4. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab “Ihya’ Ulumuddin”
PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM
1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah
2. Melakukan perubahan kepada kitab-kitab ulama’ yang tidak sehaluan dengan mereka
3. Banyak ulama’ dan umat Islam dibunuh sewaktu kebangkitan mereka di timur tengah
4. Memusnahkan sebagian besar peninggalan sejarah Islam seperti tempat lahir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, meratakan maqam al-Baqi’ dan al-Ma’la [makam para isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Baqi’, Madinah dan Ma’la, Mekah], tempat lahir Sayyiduna Abu Bakar dll, dengan hujjah tempat tersebut bisa membawa kepada syirik.
5. Di Indonesia, sebagian mereka dalu dikenali sebagai Kaum Muda atau Mudah [karena hukum fiqh mereka yang mudah, ia merupakan bentuk ketaatan bercampur dengan kehendak hawa nafsu].
TASAWWUF DAN THARIQAT
1. Sering mengkritik aliran Sufisme dan kitab-kitab sufi yang mu’tabar
2. Sufiyyah dianggap sebagai kesamaan dengan ajaran Budha dan Nasrani
3. Tidak dapat membedakan antara amalan sufi yang benar dan amalan bathiniyyah yang sesat.
Wallahu a’lam bish-Showab wal hadi ila sabilil haq.
sahabatku semua yang dirahmati Allah.
sebagai buku rujukan cobalah baca buku
Judul: Benteng Ahlussunnah Wal Jama’ah (Menolak Faham Salafi, Wahabi, MTA, Hizbut Tahrir Dan LDII)
Penulis : Nur Hidayat Muhammad
Pengantar: Shofiyullah Mukhlas Lc., M.A.
Penerbit: Nasyrul Ilmi, Kediri
Cetakan: I, April 2012
Tebal: xvi + 288 hlm.
Peresensi: Ach. Tirmidzi Munahwan
Dengan membaca buku ini anda akan diajak untuk mengenali beberapa aliran yang ada di Indonesia serta aspek-aspek kesesatannya yang telah menyimpang dari ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Buku ini terdiri dari tiga bab pertama, menjelaskan aliran-aliran yang berkembang di Indonesia seperti, Ahmadiyah, LDII, MTA, Ingkar Sunnah, Salafi Wahabi, Syi’ah, HTI, Muhammadiyyah, dan Ahlusunnah Wajjama’ah. Kedua, membantah tuduhan wahabi dan MTA. Ketiga, tanya jawab seputar tarekat sufi, sebagai penegas amaliah tarekat sufi yang tidak bertentangan dengan syari’at. Buku ini diharapkan sebagai benteng warga NU dari serangan aliran-aliran dan faham yang saat ini marak dan berbeda dengan mayoritas umat Islam pada umumnya.
referensi buku kedua :
judul : Bekal Pembela Ahlusunnah Wal-Jama’ah Menghadapi Radikalisme Salafi-Wahabi
Oleh: Muhammad Idrus Ramli
Penerbit: Aswaja NU Center
Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Sumbawa Barat dan Praya, Lombok Tengah sekitar Maret 2012, ada perdebatan seputar Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Sebagaimana dimaklumi, dari 73 golongan umat Islam yang ada, tidak semuanya mengaku sebagai penyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
Dari 73 golongan tersebut, hanya dua golongan yang sama-sama mengklaim dan berkompetisi menyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Pertama, golongan mayoritas umat Islam yang mengikuti madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi. Dan kedua, golongan Salafi-Wahabi, yang mengikuti manhaj Syaikh Ibnu Taimiyah al-Harrani dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi, yang dewasa ini dikenal dengan nama aliran Salafi-Wahabi.
Buku ini memaparkan, bahwa dari kedua golongan yang sama-sama mengaku sebagai representasi Ahlussunnah Wal-Jama’ah di atas, madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi lebih dimenangkan dan diuntungkan dalam setiap pertarungan ideologis sepanjang sejarah melawan rival utamanya, pengikut salafi-Wahabi.
Buku ini juga memaparkan banyak argumentasi ilmiah, baik dari al-Qur’an, hadits maupun bukti-bukti kesejarahan, bahwa madzhab al-Asy’ari dan al-Maturidi lebih berhak menyandang nama Ahlussunnah Wal-Jama’ah, daripada rival utamanya, Salafi-Wahabi.
Buku ini juga dilengkapi dengan scan dari kitab-kitab Salafi-Wahabi, yang menguatkan bahwa mereka bukan Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Sehingga buku ini sangat cocok sebagai materi pemantapan Ahlussunnah Wal-Jama’ah.
mari rapatkan barisan, mari mantapkan iman mari perangi wahabi…
semoga bermanfaat
Aa Ikhwan
Jun 12, 2012 @ 18:14:32
Berarti selama ini ane ikut pengajian apa ya?
Kawan ane yg orang ikhwani ikut, tetangga ane yg muhamadiyah ikut, kawan2 persis pun banyak yg ikut. Kl kajian yg di bahas itu kitab Bukhari dan Muslim Rahimahullah.
Tidak pula melarang ziarah kubur, barangkali bs dijelaskan salafy mana yg dimaksud krn memang banyak salafy sempalan :D.
Tp ada kalimat yg ane rasa kurang pas, yaitu disebutkan sangat jauh dr tradisi Nahdiyin. Yg ane fahami mereka seperti muhammadiyah,NU,Persis,FUI dn lainnya itu berusaha mengikuti tradisi ibadah yang mulia Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.. jd bukan tradisi salah satu golongan saja, islam adalah benar yg salahadalah manusianya
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 12, 2012 @ 18:34:01
salafi wahabi mas..
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:46:08
yang mereka incar adalah warga Nahdiyin, warga Nu..(membidahkan semua amalan warga nu, mereka ingkar terhadap mahdab 4) karena Nu adalah ormas islam terbesar se indonesia, padahal jika berani debat kitab… tak ada apa2nya mereka….hati-hati kawan… banyak situs-situs di internet yang sudah keracuni faham wahabi…
jika ada waktu, berkunjunglang ke tempatku ke kudus jawa tengah, ziarah makam sunan kudus, terus sowan lah ke rumah kh.sya’roni. di madrasah qudsiah kudus…
terima kasih..
SukaSuka
REC*303
Jun 13, 2012 @ 08:00:57
Berarti yang tidak bermasalah sedikit pun cuma jamaah tabligh ya… Gak ada disebutkan sekali pun di atas
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:40:11
Kelompok-kelompok tersebut mempunyai ciri gampang menuduh bid’ah (mengada ada), sesat, bahkan kafir terhadap warga nahdliyin (khususnya NU, karena Nu adalah Ormas islam terbesar se indonesia. )“Ada yang ngaku Jama’ah Salafiyah, namun prakteknya keluar dari apa yang diajarkan oleh ulama‑ulama salaf. Ulama-ulama salaf itu kan sangat menghargai perbedaan madzhab dalam bidang ubudiyah. Tapi golongan ini tidak mengakui (perbedaan madzhab) itu, sehingga mudah sekali mem‑bid’ah‑kan bahkan mengkafirkan orang lain.. padahal jika di ajak debat dengan warga nu… mereka sukanya kabur.. tak bisa jawAB… hati-hati kawan…
SukaSuka
Rendra Rahmadian
Jun 13, 2012 @ 10:16:18
mon request kesesatan faham syiah oh. . . .
faham ini juga sama bahayanya dengan yg di bahas!!!
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:06:47
siapakah wahabi itu… perhatikan… hadist ini saja….
Berjenggot Tebal dan Celana Cingkrang Telah Ada Sejak Zaman Nabi
أَقْبَلَ رَجُلٌ، غَائِرُ الْعَيْنَيْنِ، مُشْرِفُ الْوَجْنَتَيْنِ، نَاتِئُ الْجَبِينِ، كَثُّ اللِّحْيَةِ، مَحْلُوقٌ، فَقَالَ، اتَّقِ اللَّهَ
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ رسنول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : منْ يُطِعْ اللَّهَ إِذَا عَصَيْتُ؟، أَيَأْمَنُنِي اللَّهُ، عَلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَلَا تَأْمَنُونِي؟، فَسَأَلَهُ رَجُلٌ قَتْلَهُ، أَحْسِبُهُ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ، فَمَنَعَهُ، فَلَمَّا وَلَّى، قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِنَّ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا، أَوْ فِي عَقِبِ هَذَا، قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ، مُرُوقَ السَّهْمِ مِنْ الرَّمِيَّةِ، يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَيَدَعُونَ أَهْلَ الْأَوْثَانِ، لَئِنْ أَنَا أَدْرَكْتُهُمْ، لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ.
(صحيح البخاري)
Berkata Abu sa’id Al Khudriy ra saat Nabi saw sedang membagi bagi harta pada beberapa orang, maka datanglah seorang lelaki, matanya membelalak, kedua pelipisnya tebal cembung kedepan, dahinya besar, janggutnya sangat tebal, rambutnya gundul, sarungnya pendek, berkata: Bertakwalah pada Allah wahai Muhammad…!, Sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang taat pada Allah kalau aku bermaksiat? apakah Allah mempercayaiku untuk mengamankan penduduk bumi dan kalian tidak mempercayaiku?” dan berkata Khalid bin Walid ra: Wahai Rasulullah, kutebas lehernya..! Rasul SAW melarangnya, lalu beliau SAW melirik orang itu yang sudah membelakangi Nabi saw, dan Rasul saw bersabda: “Sungguh akan keluar dari keturunan lelaki ini suatu kaum yang membaca Alqur’an namun tidak melewati tenggorokannya (tidak meresap ke hatinya), mereka semakin jauh dari agama seperti menjauhnya panah dari busurnya, mereka memerangi orang islam dan membiarkan penyembah berhala”, jika kutemui kaum itu akan kuperangi seperti diperanginya kaum ‘Aad”
(Shahih Bukhari).
Perhatikan kata : sarungnya pendek ( mereka membangga-bangakan diri non isbal )
Perhatikan kata :janggutnya sangat tebal ( mereka bangga diri dengan jenggot )
Kemudian perhatikat kata ini sekali lagi :
Rasul saw bersabda: “Sungguh akan keluar dari keturunan lelaki ini suatu kaum yang membaca Alqur’an namun tidak melewati tenggorokannya ( tidak meresap ke hatinya ), mereka semakin jauh dari agama seperti menjauhnya panah dari busurnya, mereka memerangi orang islam dan membiarkan penyembah berhala”, jika kutemui kaum itu akan kuperangi seperti diperanginya kaum ‘Aad
Dan ternyata keturunan mereka juga ada di Indonesia menyebarkan paham yang menyimpang berupa faham-faham eksklusif (karena menyempal dari pemahaman Para Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah), siapakah Mereka ?
jawab sendiri….. saya rasa antum semua sudah tahu….
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:11:25
seberapakah bahaya wahabi…hingga ulama diseluruh dunia…geram….
Banyak sekali kitab-kitab karya para ulama Ahlussunnah yang mereka tulis sebagai bantahan terhadap Muhammad bin Abdul Wahhab dan ajaran-ajarannya, baik karya-karya yang secara khusus ditulis untuk itu, atau karya-karya dalam beberapa disiplin ilmu yang di dalamnya dimuat bantahan-bantahan terhadapnya, baik yang masih dalam bentuk manuskrip maupun yang sudah turun cetak. Di antaranya adalah karya-karya berikut ini dengan penulisnya masing-masing:
Ithâf al-Kirâm Fî Jawâz at-Tawassul Wa al-Istighâtsah Bi al-Anbiyâ’ al-Kirâm karya asy-Syaikh Muhammad asy-Syadi. Tulisan manuskripnya berada di al-Khizanah al-Kittaniyyah di Rabath pada nomor 1143.
Ithâf Ahl az-Zamân Bi Akhbâr Mulûk Tûnus Wa ‘Ahd al-Amân karya asy-Syaikh Ahmad ibn Abi adl-Dliyaf, telah diterbitkan.
Itsbât al-Wâsithah al-Latî Nafathâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandarani (w 1362 H).
Ajwibah Fî Zayârah al-Qubûr karya asy-Syaikh al-Idrus. Tulisan manuskripnya berada di al-Khizanah al-‘Ammah di Rabath pada nomor 4/2577.
al-Ajwibah an-Najdiyyah ‘An al-As-ilah an-Najdiyyah karya Abu al-Aun Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Salim an-Nabulsi al-Hanbali yang dikenal dengan sebutan Ibn as-Sifarayini (w 1188 H).
al-Ajwibah an-Nu’mâniyyah ‘An al-As-ilah al-Hindiyyah Fî al-‘Aqâ-id karya Nu’man ibn Mahmud Khairuddin yang dikenal dengan sebutan Ibn al-Alusi al-Baghdadi al-Hanafi (w 1317 H).
Ihyâ’ al-Maqbûr Min Adillah Istihbâb Binâ’ al-Masâjid Wa al-Qubab ‘Alâ al-Qubûr karya al-Imâm al-Hâfizh as-Sayyid Ahmad ibn ash-Shiddiq al-Ghumari (w 1380 H).
Al-Ishâbah Fî Nushrah al-Khulafâ’ ar-Rasyidîn karya asy-Syaikh Hamdi Juwaijati ad-Damasyqi.
al-Ushûl al-Arba’ah Fî Tardîd al-Wahhâbiyyah karya Muhammad Hasan Shahib as-Sarhandi al-Mujaddidi (w 1346 H), telah diterbitkan.
Izh-hâr al-‘Uqûq Min Man Mana’a at-Tawassul Bi an-Nabiyy Wa al-Walyy ash-Shadûq karya asy-Syaikh al-Musyrifi al-Maliki al-Jaza-iri.
al-Aqwâl as-Saniyyah Fî ar-Radd ‘Alâ Mudda’i Nushrah as-Sunnah al-Muhammadiyyah disusun oleh Ibrahim Syahatah ash-Shiddiqi dari pelajaran-pelajaran al-Muhaddits as-Sayyid Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari, telah diterbitkan.
al-Aqwâl al-Mardliyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya ahli fiqih terkemuka asy-Syaikh Atha al-Kasam ad-Damasyqi al-Hanafi, telah diterbitkan.
al-Intishâr Li al-Awliyâ’ al-Abrâr karya al-Muhaddits asy-Syaikh Thahir Sunbul al-Hanafi.
al-Awrâq al-Baghdâdiyyah Fî al-Jawâbât an-Najdiyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ar-Rawi al-Baghdadi ar-Rifa’i. Pemimpin tarekat ar-Rifa’iyyah di Baghdad, telah diterbitkan.
al-Barâ-ah Min al-Ikhtilâf Fî ar-Radd ‘Alâ Ahl asy-Syiqâq Wa an-Nifâq Wa ar-Radd ‘Alâ al-Firqah al-Wahhâbiyyah adl-Dlâllah karya asy-Syaikh Ali Zain al-Abidin as-Sudani, telah diterbitkan.
al-Barâhîn as-Sâthi’ah Fî ar-Radd Ba’dl al-Bida’ asy-Syâ’i-ah karya asy-Syaikh Salamah al-Uzami (w 1379 H), telah diterbitkan.
al-Bashâ-ir Li Munkirî at-Tawassul Bi Ahl al-Maqâbir karya asy-Syaikh Hamdullah ad-Dajwi al-Hanafi al-Hindi, telah diterbitkan.
Târîkh al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ayyub Shabri Basya ar-Rumi, penulis kitab Mir-âh al-Haramain.
Tabarruk ash-Shahâbah Bi Âtsâr Rasulillâh karya asy-Syaikh Muhammad Thahir ibn Abdillah al-Kurdi. Telah diterbitkan.
Tabyîn al-Haqq Wa ash-Shawâb Bi ar-Radd ‘Alâ Atbâ’ Ibn Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Taufiq Sauqiyah ad-Damasyqi (w 1380 H), telah diterbitkan di Damaskus.
Tajrîd Sayf al-Jihâd Li Mudda’î al-Ijtihâd karya asy-Syaikh Abdullah ibn Abd al-Lathif asy-Syafi’i. Beliau adalah guru dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri, dan beliau telah membantah seluruh ajaran Wahhabiyyah di saat hidupnya Muhammad ibn Abd al-Wahhab.
Tahdzîr al-Khalaf Min Makhâzî Ad’iyâ’ as-Salaf karya al-Imâm al-Muhaddits asy-Syaikh Muhammad Zahid al-Kautsari.
at-Tahrîrât ar-Râ-iqah karya asy-Syaikh Muhammad an-Nafilati al-Hanafi, mufti Quds Palestina, telah diterbitkan.
Tahrîdl al-Aghbiyâ ‘Alâ al-Istighâtsah Bi al-Anbiyâ Wa al-Awliyâ karya asy-Syaikh Abdullah al-Mayirghini al-Hanafi, tinggal di wilayah Tha’if.
at-Tuhfah al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman al-Baghdadi an-Naqsyabandi al-Hanafi (w 1299 H).
Tath-hîr al-Fu-âd Min Danas al-I’tiqâd karya asy-Syaikh Muhammad Bakhith al-Muthi’i al-Hanafi, salah seorang ulama al-Azhar Mesir terkemuka, telah diterbitkan.
Taqyîd Hawla at-Ta’alluq Wa at-Tawassul Bi al-Anbiyâ Wa ash-Shâlihîn karya asy-Syaikh Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip berada di Khizanah al-Jalawi/Rabath pada nomor 153.
Taqyîd Hawla Ziyârah al-Auliyâ Wa at-Tawassul Bihim karya Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip berada di Khizanah al-Jalawi/Rabath pada nomor 153.
Tahakkum al-Muqallidîn Biman Idda’â Tajddîd ad-Dîn karya asy-Syaikh Muhammad ibn Abd ar-Rahman al-Hanbali. Dalam kitab ini beliau telah membantah seluruh kesasatan Muhammad ibn Abd al-Wahhab secara rinci dan sangat kuat.
at-Tawassul karya asy-Syaikh Muhammad Abd al-Qayyum al-Qadiri al-Hazarawi, telah diterbitkan.
at-Tawassul Bi al-Anbiyâ’ Wa ash-Shâlihîn karya asy-Syaikh Abu Hamid ibn Marzuq ad-Damasyqi asy-Syami, telah diterbitkan.
at-Taudlîh ‘An Tauhîd al-Khilâq Fî Jawâb Ahl al-‘Irâq ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Abdullah Afandi ar-Rawi. Karya Manuskrip di Universitas Cambridge London dengan judul “ar-Radd al-Wahhabiyyah”. Manuskrip serupa juga berada di perpustakaan al-Awqaf Bagdad Irak.
Jalâl al-Haqq Fî Kasyf Ahwâl Asyrâr al-Khalq karya asy-Syaikh Ibrahim Hilmi al-Qadiri al-Iskandari, telah diterbitkan.
al-Jawâbât Fî az-Ziyârât karya asy-Syaikh Ibn Abd ar-Razzaq al-Hanbali. asy-Sayyid Alawi ibn al-Haddad berkata: “Saya telah melihat berbagai jawaban (bantahan atas kaum Wahhabiyyah) dari tulisan para ulama terkemuka dari empat madzhab, mereka yang berasal dari dua tanah haram (Mekah dan Madinah), dari al-Ahsa’, dari Basrah, dari Bagdad, dari Halab, dari Yaman, dan dari berbagai negara Islam lainnya. Baik tulisan dalam bentuk prosa maupun dalam bentuk bait-bait syai’r”.
Hâsyiyah ash-Shâwî ‘Alâ Tafsîr al-Jalâlain karya asy-Syaikh Ahmad ash-Shawi al-Maliki.
al-Hujjah al-Mardliyyah Fî Itsbât al-Wâsithah al-Latî Nafathâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandari (w 1362 H).
al-Haqâ-iq al-Islâmiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mazâ’im al-Wahhâbiyyah Bi Adillah al-Kitâb Wa as-Sunnah an-Nabawiyyah karya asy-Syaikh Malik ibn asy-Syaikh Mahmud, direktur perguruan al-‘Irfan di wilayah Kutabali Negara Republik Mali Afrika, telah diterbitkan.
al-Haqq al-Mubîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyîn karya asy-Syaikh Ahmad Sa’id al-Faruqi as-Sarhandi an-Naqsyabandi (w 1277 H).
al-Haqîqah al-Islâmiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Ghani ibn Shaleh Hamadah, telah diterbitkan.
ad-Durar as-Saniyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh as-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti madzhab Syafi’i di Mekah (w 1304 H).
ad-Dalîl al-Kâfi Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbi karya asy-Syaikh Misbah ibn Ahmad Syibqilu al-Bairuti, telah diterbitkan.
ar-Râ-’iyyah ash-Shughrâ Fî Dzamm al-Bid’ah Wa Madh as-Sunnah al-Gharrâ’, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Yusuf ibn Isma’il an-Nabhani al-Bairuti, telah diterbitkan.
ar-Rihlah al-Hijâziyyah karya asy-Syaikh Abdullah ibn Audah yang dikenal dengan sebutan Shufan al-Qudumi al-Hanbali (w 1331 H), telah diterbitkan.
Radd al-Muhtâr ‘Alâ ad-Durr al-Mukhtâr karya asy-Syaikh Muhammad Amin yang dikenal dengan sebutan Ibn Abidin al-Hanafi ad-Damasyqi, telah diterbitkan.
ar-Radd ‘Alâ Ibn ‘Abd al-Wahhâb karya Syaikh al-Islâm di wilayah Tunisia, asy-Syaikh Isma’il at-Tamimi al-Maliki (w 1248 H). Berisi bantahan sangat kuat dan detail atas faham Wahhabiyyah, telah diterbitkan di Tunisia.
Radd ‘Alâ Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Ahmad al-Mishri al-Ahsa-i.
Radd ‘Alâ Ibn Abd al-Wahhâb karya al-‘Allâmah asy-Syaikh Barakat asy-Syafi’i al-Ahmadi al-Makki.
ar-Rudûd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya al-Muhaddits asy-Syaikh Shaleh al-Fulani al-Maghribi. as-Sayyid Alawi ibn al-Haddad dalam mengomentari ar-Rudûd ‘Ala Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya al-Muhaddits asy-Syaikh Shaleh al-Fulani al-Maghribi ini berkata: “Kitab ini sangat besar. Di dalamnya terdapat beberapa risalah dan berbagai jawaban (bantahan atas kaum Wahhabiyyah) dari semua ulama empat madzhab; ulama madzhab Hanafi, ulama madzhab Maliki, Ulama madzhab Syafi’i, dan ulama madzhab Hanbali. Mereka semua dengan sangat bagus telah membantah Muhammad ibn Abd al-Wahhab”.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Shaleh al-Kawasy at-Tunisi. Karya ini dalam bentuk sajak sebagai bantahan atas risalah Muhammad ibn Abd al-Wahhab, telah diterbitkan.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Muhammad Shaleh az-Zamzami asy-Syafi’i, Imam Maqam Ibrahim di Mekah.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ibn Abd al-Qadir ath-Tharabulsi ar-Riyahi at-Tunusi al-Maliki, berasal dari kota Tastur (w 1266 H).
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Muhsin al-Asyikri al-Hanbali, mufti kota az-Zubair Basrah Irak.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh al-Makhdum al-Mahdi, mufti wilayah Fas Maroko.
ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi asy-Syafi’i. Beliau adalah salah seorang guru dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri. asy-Syaikh Abu Hamid ibn Marzuq (asy-Syaikh Muhammad ’Arabi at-Tabban) dalam kitab Barâ-ah al-Asyariyyîn Min Aqâ-id al-Mukhâlifîn menuliskan: “Guru Muhammad ibn Abd al-Wahhab (yaitu asy-Syaikh Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi) telah memiliki firasat bahwa muridnya tersebut akan menjadi orang sesat dan menyesatkan. Firasat seperti ini juga dimiliki guru Muhammad ibn Abd al-Wahhab yang lain, yaitu asy-Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi, dan juga dimiliki oleh ayah sendiri, yaitu asy-Syaikh Abd al-Wahhab”.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya Abu Hafsh Umar al-Mahjub. Karya manuskripnya berada di Dar al-Kutub al-Wathaniyyah Tunisia pada nomor 2513. Copy manuskrip ini berada di Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah Cairo Mesir dan di perpustakaan al-Kittaniyyah Rabath pada nomor 1325.
ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip di perpustakaan al-Kittaniyyah Rabath pada nomor 1325.
ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Abdullah al-Qudumi al-Hanbali an-Nabulsi, salah seorang ulama terkemuka pada madzhab Hanbali di wilayah Hijaz dan Syam (w 1331 H). Karya ini berisi pembahasan masalah ziarah dan tawassul dengan para Nabi dan orang-orang saleh. Dalam karyanya ini penulis menamakan Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan para pengikutnya sebagai kaum Khawarij. Penyebutan yang sama juga telah beliau ungkapkan dalam karyanya yang lain berjudul ar-Rihlah al-Hijâziyyah Wa ar-Riyâdl al-Unsiyyah Fî al-Hawâdits Wa al-Masâ-il.
Risâlah as-Sunniyyîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mubtadi’în al-Wahhâbiyyîn Wa al-Mustauhibîn karya asy-Syaikh Musthafa al-Karimi ibn Syaikh Ibrahim as-Siyami, telah diterbitkan tahun 1345 H oleh penerbit al-Ma’ahid.
Risâlah Fî Ta-yîd Madzhab ash-Shûfiyyah Wa ar-Radd ‘Alâ al-Mu’taridlîn ‘Alayhim karya asy-Syaikh Salamah al-Uzami (w 1379 H), telah diterbitkan.
Risâlah Fî Tasharruf al-Auliyâ’ karya asy-Syaikh Yusuf ad-Dajwa, telah diterbitkan.
Risâlah Fî Jawâz at-Tawassul Fî ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya mufti wilayah Fas Maghrib al-‘Allâmah asy-Syaikh Mahdi al-Wazinani.
Risâlah Fî Jawâz al-Istigâtsah Wa at-Tawassul karya asy-Syaikh as-Sayyid Yusuf al-Bithah al-Ahdal az-Zabidi, yang menetap di kota Mekah. Dalam karyanya ini beliau mengutip pernyataan seluruh ulama dari empat madzhab dalam bantahan mereka atas kaum Wahhabiyyah, kemudian beliau mengatakan: “Sama sekali tidak dianggap faham yang menyempal dari keyakinan mayoritas umat Islam dan berseberangan dengan mereka, dan siapa melakukan hal itu maka ia adalah seorang ahli bid’ah”.
Risâlah Fî Hukm at-Tawassul Bi al-Anbiyâ’ Wa al-Awliyâ’ karya asy-Syaikh Muhammad Hasanain Makhluf al-Adawi al-Mishri wakil Universitas al-Azhar Cairo Mesir, telah diterbitkan.
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Qasim Abu al-Fadl al-Mahjub al-Maliki.
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Musthafa ibn asy-Syaikh Ahmad ibn Hasan asy-Syathi ad-Damasyqi al-Hanbali.
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ahamd Hamdi ash-Shabuni al-Halabi (w 1374 H).
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ahmad ibn Hasan asy-Syathi, mufti madzhab Hanbali di wilayah Damaskus Siria, telah diterbitkan di Bairut tahun 1330 H.
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ali ibn Muhammad karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Taimuriyyah.
Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Utsman al-Umari al-Uqaili asy-Syafi’i, karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Tamuriyyah.
ar-Risâlah ar-Raddiyyah ‘Alâ ath-Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Muhammad Atha’ullah yang dikenal dengan sebutan Atha’ ar-Rumi.
ar-Risâlah al-Mardliyyah Fî ar-Radd ‘Alâ Man Yunkir az-Ziyârah al-Muhammadiyyah karya asy-Syaikh Muhammad as-Sa’di al-Maliki.
Raudl al-Majâl Fî ar-Radd ‘Alâ Ahl adl-Dlalâl karya asy-Syaikh Abd ar-Rahman al-Hindi ad-Dalhi al-Hanafi, telah diterbitkan di Jeddah tahun 1327 H.
Sabîl an-Najâh Min Bid’ah Ahl az-Zâigh Wa adl-Dlalâlah karya asy-Syaikh al-Qâdlî Abd ar-Rahman Quti.
Sa’âdah ad-Dârain Fî ar-Radd ‘Alâ al-Firqatain, al-Wahhâbiyyah Wa Muqallidah azh-Zhâhiriyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ibn Utsman ibn Muhammad as-Samnudi al-Manshuri al-Mishri, telah diterbitkan di Mesir tahun 1320 H dalam dua jilid.
Sanâ’ al-Islâm Fî A’lâm al-Anâm Bi ‘Aqâ-id Ahl al-Bayt al-Kirâm Raddan ‘Alâ Abd al-Azîz an-Najdi Fî Mâ Irtakabahu Min al-Auhâm karya asy-Syaikh Isma’il ibn Ahmad az-Zaidi, karya manskrip.
as-Sayf al-Bâtir Li ‘Unuq al-Munkir ‘Alâ al-Akâbir, karya al-Imâm as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad (w 1222 H).
as-Suyûf ash-Shiqâl Fî A’nâq Man Ankar ‘Alâ al-Awliyâ’ Ba’da al-Intiqâl karya salah seorang ulama terkemuka di Bait al-Maqdis.
as-Suyûf al-Musyriqiyyah Li Qath’ A’nâq al-Qâ-ilîn Bi al-Jihah Wa al-Jismiyyah karya asy-Syaikh Ali ibn Muhammad al-Maili al-Jamali at-Tunisi al-Maghribi al-Maliki.
Syarh ar-Risâlah ar-Raddiyyah ‘Alâ Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya Syaikh al-Islâm Muhammmad Atha’ullah ibn Muhammad ibn Ishaq ar-Rumi, (w 1226 H).
ash-Shârim al-Hindi Fî ‘Unuq an-Najdi karya asy-Syaikh Atha’ al-Makki.
Shidq al-Khabar Fî Khawârij al-Qarn ats-Tsânî ‘Asyar Fî Itsbât Ann al-Wahhâbiyyah Min al-Khawârij karya asy-Syaikh as-Sayyid Abdullah ibn Hasan Basya ibn Fadlal Basya al-Alawi al-Husaini al-Hijazi, telah diterbitkan.
Shulh al-Ikhwân Fî ar-Radd ‘Alâ Man Qâl ‘Alâ al-Muslimîn Bi asy-Syirk Wa al-Kufrân, Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah Li Takfîrihim al-Muslimîn karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman an-Naqsyabandi al-Baghdadi al-Hanafi (w 1299 H).
ash-Shawâ-iq al-Ilâhiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Sulaiman ibn Abd al-Wahhab. Beliau adalah saudara kandung dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab, telah diterbitkan.
ash-Shawâ-iq Wa ar-Rudûd karya asy-Syaikh Afifuddin Abdullah ibn Dawud al-Hanbali. as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad menuliskan: “Karya ini (ash-Shawâ-iq Wa ar-Rudûd) telah diberi rekomendasi oleh para ulama terkemuka dari Basrah, Bagdad, Halab, Ahsa’, dan lainnya sebagai pembenaran bagi segala isinya dan pujian terhadapnya”.
Dliyâ’ ash-Shudûr Li Munkir at-Tawassul Bi Ahl al-Qubûr karya asy-Syaikh Zhahir Syah Mayan ibn Abd al-Azhim Mayan, telah diterbitkan.
al-‘Aqâ-id at-Tis’u karya asy-Syaikh Ahmad ibn Abd al-Ahad al-Faruqi al-Hanafi an-Naqsyabandi, telah diterbitkan.
al-‘Aqâ-id ash-Shahîhah Fî Tardîd al-Wahhâbiyyah an-Najdiyyah karya asy-Syaikh Hafizh Muhammad Hasan as-Sarhandi al-Mujaddidi, telah diterbitkan.
‘Iqd Nafîs Fî Radd Syubuhât al-Wahhâbi at-Tâ’is karya sejarawan dan ahli fiqih terkemuka, asy-Syaikh Isma’il Abu al-Fida’ at-Tamimi at-Tunusi.
Ghawts al-‘Ibâd Bi Bayân ar-Rasyâd karya asy-Syaikh Abu Saif Musthafa al-Hamami al-Mishri, telah diterbitkan.
Fitnah al-Wahhâbiyyah karya as-Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan, (w 1304 H), mufti madzhab Syafi’i di dua tanah haram; Mekah dan Madinah, dan salah seorang ulama terkemuka yang mengajar di Masjid al-Haram. Fitnah al-Wahhâbiyyah ini adalah bagian dari karya beliau dengan judul al-Futûhât al-Islâmiyyah, telah diterbitkan di Mesir tahun 1353 H.
Furqân al-Qur’ân Fî Tamyîz al-Khâliq Min al-Akwân karya asy-Syaikh Salamah al-Azami al-Qudla’i asy-Syafi’i al-Mishri. Kitab berisi bantahan atas pendapat yang mengatakan bahwa Allah adalah benda yang memiki bentuk dan ukuran. Termasuk di dalamnya bantahan atas Ibn Taimiyah dan faham Wahhabiyyah yang berkeyakinan demikian. Telah diterbitkan.
Fashl al-Khithâb Fî ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Sulaiman ibn Abd al-Wahhab, saudara kandung dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri. Ini adalah kitab yang pertama kali ditulis sebagai bantahan atas segala kesesatan Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan ajaran-ajaran Wahhabiyyah.
Fashl al-Khithâb Fi Radd Dlalâlât Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Ahmad ibn Ali al-Bashri yang dikenal dengan sebutan al-Qubbani asy-Syafi’i.
al-Fuyûdlât al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ ath-Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abu al-Abbas Ahmad ibn Abd as-Salam al-Banani al-Maghribi.
Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ ash-Shan’âni Fî Madh Ibn ’Abd al-Wahhâb, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Ibn Ghalbun al-Laibi, sebanyak 40 bait.
Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ ash-Shan’âni al-Ladzî Madaha Ibn ’Abd al-Wahhâb, bait-bait sya’ir karya as-Sayyid Musthafa al-Mishri al-Bulaqi, sebanyak 126 bait.
Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Abd al-Aziz Qurasyi al-‘Ilji al-Maliki al-Ahsa’i. Sebanyak 95 bait.
Qam’u Ahl az-Zâigh Wa al-Ilhâd ‘An ath-Tha’ni Fî Taqlîd A’immah all-Ijtihâd karya mufti kota Madinah al-Muhaddits asy-Syaikh Muhammad al-Khadlir asy-Syinqithi (w 1353 H).
Kasyf al-Hijâb ‘An Dlalâlah Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Taimuriyyah.
Muhiqq at-Taqawwul Fî Mas-alah at-Tawassul karya al-Imâm al-Muhaddits Syaikh Muhammad Zahid al-Kautsari.
al-Madârij as-Saniyyah Fî Radd al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Amir al-Qadiri, salah seorang staf pengajar pada perguruan Dar al-‘Ulum al-Qadiriyyah, Karatci Pakistan, telah diterbitkan.
Mishbâh al-Anâm Wa Jalâ’ azh-Zhalâm Fî Radd Syubah al-Bid’i an-Najdi al-Latî Adlalla Bihâ al-‘Awâmm karya as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad, (w 1222 H), telah diterbitkan tahun 1325 H di penerbit al-‘Amirah.
al-Maqâlât karya asy-Syaikh Yusuf Ahmad ad-Dajwi, salah seorang ulama terkemuka al-Azhar Cairo Mesir (w 1365 H).
al-Maqâlât al-Wafiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Hasan Quzbik, telah diterbitkan dengan rekomendasi dari asy-Syaikh Yusuf ad-Dajwi.
al-Minah al-Ilâhiyyah Fî Thams adl-Dlalâlah al-Wahhâbiyyah karya al-Qâdlî Isma’il at-Tamimi at-Tunusi (w 1248 H). Karya manuskrip berada di Dar al-Kutub al-Wathaniyyah Tunisia pada nnomor 2780. Copy manuskrip ini berada di Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah Cairo Mesir. Sekarang telah diterbitkan.
Minhah Dzî al-Jalâl Fî ar-Radd ‘Alâ Man Thaghâ Wa Ahalla adl-Dlalâl karya asy-Syaikh Hasan Abd ar-Rahman. Berisi bantahan atas ajaran Wahhabiyyah tentang masalah ziarah dan tawassul. Telah diterbitkan tahun 1321 H oleh penerbit al-Hamidiyyah.
al-Minhah al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhabiyyah karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman an-Naqsyabandi al-Baghdadi (w 1299 H), telah diterbitkan di Bombay tahun 1305 H.
al-Manhal as-Sayyâl Fî al-Harâm Wa al-Halâl karya as-Sayyid Musthafa al-Mishri al-Bulaqi.
an-Nasyr ath-Thayyib ‘Alâ Syarh asy-Syaikh ath-Thayyib karya asy-Syaikh Idris ibn Ahmad al-Wizani al-Fasi (w 1272 H).
Nashîhah Jalîlah Li al-Wahhâbiyyah karya as-Sayyid Muhammad Thahir Al-Mulla al-Kayyali ar-Rifa’i, pemimpin keturunan Rasulullah (al-Asyraf/al-Haba-ib) di wilayah Idlib. Karya berisi nasehat ini telah dikirimkan kepada kaum Wahhabiyyah, telah diterbitkan di Idlib Lebanon.
an-Nafhah az-Zakiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandari (w 1362 H).
an-Nuqûl asy-Syar’iyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Musthafa ibn Ahmad asy-Syathi al-Hanbali ad-Damasyqi, telah diterbitkan tahun 1406 di Istanbul Turki.
Nûr al-Yaqîn Fî Mabhats at-Talqîn; Risâlah as-Sunniyyîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mubtadi’în al-Wahhâbiyyîn Wa al-Mustauhibîn.
Yahûdan Lâ Hanâbilatan karya asy-Syaikh al-Ahmadi azh-Zhawahir, salah seorang Syaikh al-Azhar Cairo Mesir.
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:13:42
sungguh banyak sekali situs-situs di internet yang ngakunya islam… namun didalamnya…sudah tercemari paham wahabi….
mo tahu?…..
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 17:06:48
Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan sebagian yang lain terdapat dalam selain kedua kitab tsb. Hadits-hadits itu antara lain:
1. Fitnah itu datangnya dari sini, fitnah itu datangnya dari arah sini, sambil menunjuk ke arah timur (Najed-pen ).
2. Akan muncul segolongan manusia dari arah timur, mereka membaca Al Qur’an tetapi tidak bisa membersihkannya, mereka keluar dari agamanya seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan mereka tidak akan kembali ke agama hingga anak panah itu bisa kembali ketempatnya (busurnya), tanda-tanda mereka bercukur kepala (plontos – pen).
3. Akan ada dalam ummatku perselisihan dan perpecahan kaum yang indah perkataannya namun jelek perbuatannya. Mereka membaca Al Qur’an, tetapi keimanan mereka tidak sampai mengobatinya, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, yang tidak akan kembali seperti tidak kembalinya anak panah ketempatnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk, maka berbahagialah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka menyeru kepada kitab Allah, tetapi sedikitpun ajaran Allah tidak terdapat pada diri mereka. Orang yang membunuh mereka adalah lebih utama menurut Allah. Tanda-tanda mereka adalah bercukur kepala (plontos – pen).
4. Di Akhir zaman nanti akan keluar segolongan kaum yang pandai bicara tetapi bodoh tingkah lakunya, mereka berbicara dengan sabda Rasulullah dan membaca Al Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka, meraka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, maka apabila kamu bertemu dengan mereka bunuhlah, karena membunuh mereka adalah mendapat pahala disisi Allah pada hari kiamat.
5. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai mengobati mereka, mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur kepala (plontos – pen).
6. Kepala kafir itu seperti (orang yang datang dari) arah timur, sedang kemegahan dan kesombongan (nya) adalah (seperti kemegahan dan kesombongan orang-orang yang) ahli dalam (menunggang) kuda dan onta.
7. Dari arah sini inilah datangnya fitnah, sambil mengisyaratkan ke arah timur (Najed – pen).
8. Hati menjadi kasar, air bah akan muncul disebelah timur dan keimanan di lingkungan penduduk Hijaz (pada saat itu penduduk Hijaz terutama kaum muslimin Makkah dan Madinah adalah orang-orang yang paling gigih melawan Wahabi dari sebelah timur / Najed – pen).
9. (Nabi s a w berdo’a) Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau s a w bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta disana pula akan muncul tanduk syaitan.
10. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketika putus dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yang lain, hingga adalah mereka yang terakhir bersama-sama dengan dajjal.
Dalam hadits-hadits tsb dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur kepala (plontos – pen). Dan ini adalah merupakan nash atau perkataan yang jelas ditujukan kepada kaum khawarijin yang datang dari arah timur, yakni para penganut Ibnu Abdil Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya bercukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikut kepadanya tidaklah dibolehkan berpaling dari majelisnya sebelum melakukan perintah tsb (bercukur – plontos). Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya dari aliran-aliran SESAT lainnya. Oleh sebab itu, hadits-hadits tsb jelas ditujukan kepada mereka, sebagaimana apa yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal, seorang mufti di Zubaid. Beliau r a berkata: “Tidak usah seseorang menulis suatu buku untuk menolak Ibnu Abdil Wahhab, akan tetapi sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah s a w itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidaklah pernah berbuat demikian selain mereka.”
Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabisme – pen) sungguh pernah juga memerintah kaum wanitanya untuk bercukur (gundul – pen). Pada suatu saat ada seorang wanita masuk agamanya dan memperbarui Islamnya sesuai dengan doktrin yang dia masukkan, lalu dia memerintahkan wanita itu bercukur kepala (gundul pacul – pen). Kemudian wanita itu menjawab: “anda memerintahkan kaum lelaki bercukur kepala, seandainya anda memerintahkan mereka bercukur jenggot mereka maka boleh anda memerintahkan kaum wanita mencukur rambut kepalanya, karena rambut kaum wanita adalah kedudukannya sama dengan jenggot kaum lelaki”.Maka dia kebingungan dan tidak bisa berkata apa-apa terhadap wanita itu. Lalu kenapa dia melakukan hal itu, tiada lain adalah untuk membenarkan sabda Nabi s a w atas dirinya dan para pengikutnya, yang dijelaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul/plontos). Jadi apa yang dia lalukan itu semata-mata membuktikan kalau Nabi s a w itu benar dalam segala apa yang disabdakan.
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:52:22
ciri-ciri wahabi selalu berusaha… untuk
Memang nampaknya dari luar dia telah meluruskan perbuatan manusia, namun kalau ditengok kekejian-kekejiannya dan kemungkaran-kemungkaran yang dilakukannya berupa:
1. Mengkafirkan ummat muslimin sebelumnya selama 600 tahun lebih (yakni 600 tahun sebelum masa Ibnu Taimiyah dan sampai masa Wahabi, jadi sepanjang 12 abad lebih- pen).
2. Membakar kitab-kitab yang relatif amat banyak (termasuk Ihya’ karya Al-Ghazali)3. Membunuh para ulama, orang-orang tertentu & masyarakat umum.
4. Menghalalkan darah dan harta mereka (karena dianggap kafir – pen)
5. Melahirkan jisim bagi Dzat Allah SWT.
6. Mengurangi keagungan Nabi Muhammad s a w, para Nabi & Rasul a s serta para Wali r a
7. Membongkar makam mereka dan menjadikan sebagai tempat membuang kotoran (toilet).
8. Melarang orang membaca kitab “DALAA’ILUL KHAIRAT”, kitab Ratib dan dzikir-dzikir, kitab-kitab maulid Dziba’.
9. Melarang membaca Shalawat Nabi s a w diatas menara-menara setelah melakukan adzan, bahkan telah membunuh siapa yang telah melakukannya.
10. Menyuap orang-orang bodoh dengan doktrin pengakuan dirinya sebagai nabi dan memberi pengertian kepada mereka tentang kenabian dirinya dengan tutur kata yang manis.
11. Melarang orang-orang berdo’a setelah selesai menunaikan sholat.
12. Membagi zakat menurut kemauan hawa nafsunya sendiri.
13. Dia mempunyai i’tikad bahwa Islam itu sempit.
14. Semua makhluk adalah syirik.
15. Dalam setiap khutbah dia berkata bahwa bertawasul dengan para Nabi, Malaikat dan para Wali adalah kufur.
16. Dia mengkafirkan orang yang mengucapkan lafadz: “maulana atau sayyidina” terhadap seseorang tanpa memperhatikan firman Allah yang berbunyi: “Wasayyidan” dan sabda Nabi s a w kepada kaum Anshar: “Quumuu li sayyidikum”, kata sayyid didalam hadits ini adalah shahabat Sa’ad bin Mu’adz.
17. Dia juga melarang orang ziarah ke makam Nabi s a w dan menganggap Nabi s a w itu seperti orang mati lainnya.
18. Mengingkari ilmu Nahwu, lughat dan fiqih, bahkan melarang orang untuk mempelajarinya karena ilmu-ilmu tsb dianggap bid’ah.
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:54:22
doktrin-doktrin mereka….
Ada lagi doktrin yang tidak disebutkan oleh penulis diatas yaitu:
1. Melarang penggunaan alat pengeras untuk adzan atau dakwa atau apapun.
2. Melarang penggunaan telpon.
3. Melarang mendengarkan radio dan TV
4. Melarang melagukan adzan.
5. Melarang melagukan / membaca qasidah
6. Melarang melagukan Al Qur’an seperti para qori’ dan qari’ah yakni yang seperti dilagukan oleh para fuqoha
7. Melarang pembacaan Burdah karya imam Busiri rahimahullah
8. Melarang mengaji “sifat 20″ sebagai yang tertulis dalam kitab Kifatayul Awam, Matan Jauharatut Tauhid, Sanusi dan kitab-kitab Tauhid Asy’ari / kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah, karena tauhid kaum Wahabi berkisar Tauhid “Rububiyah & uluhiyah” saja.
9. Imam Masjidil Haram hanya seorang yang ditunjuk oleh institusi kaum Wahabi saja, sedang sebelum Wahabi datang imam masjidil Haram ada 4 yaitu terdiri dari ke 4 madzhab Ahlussunnah yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Inilah, apakah benar kaum Wahabi sebagai madzhab Ahlissunnah yang melarang madzhab Ahlussunnah?. Tepatnya, Wahabi adalah: “MADZHAB YANG MENGHARAMKAN MADZHAB”.
10. Melarang perayaan Maulid Nabi pada setiap bulan Rabiul Awal.
11. Melarang perayaan Isra’ Mi’raj yang biasa dilaksanakan setiap malam 27 Rajab, jadi peraktis tidak ada hari-hari besar Islam, jadi agama apa ini kok kering banget?
12. Semua tarekat sufi dilarang tanpa kecuali.
13. Membaca dzikir “La Ilaaha Illallah” bersama-sama setelah shalat dilarang
14. Imam dilarang membaca Bismillah pada permulaan Fatihah dan melarang pembacaan Qunut pada shalat subuh.
Doktrin-doktrin Wahabi ini tidak lain berasal dari gurunya Muhammad bin Abdul Wahhab yakni seorang orientalis Inggris bernama Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah guna mengadu domba kaum muslimin. Imprealisme / Kolonialisme Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru ditengah ummat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Jadi Wahabiisme ini sebenarnya bagian dari program kerja kaum kolonial.
Mungkin pembaca menjadi tercenggang kalau melihat nama-nama putra-putra Muhammad bin Abdul Wahhab yaitu Abdullah, Hasan, Husain dan Ali dimana adalah nama-nama yang tekait dekat dengan nama tokoh-tokoh ahlilbait, hal ini tidak lain putra-putranya itu lahir sewaktu dia belum menjadi rusak karena fahamnya itu dan boleh jadi nama-nama itu diberikan oleh ayah dari Muhammad bin Abdul Wahhab yang adalah seorang sunni yang baik dan sangat menentang putranya setelah putranya rusak fahamnya dan demikian pula saudara kandungnya yang bernama Sulaiman bin Abdul Wahhab sangat menentangnya dan menulis buku tentangan kepadanya yang berjudul :”ASH-SHAWA’IQUL ILAHIYAH FIRRADDI ALA WAHABIYAH”. Nama-nama itu diberikan oleh ayahnya tidak lain untuk bertabaruk kepada para tokoh suci dari para ahlilbait Nabi s a w. Kemudian nama-nama itu tidak muncul lagi dalam nama-nama orang yang sekarang disebut-sebut atau digelari Auladusy Syaikh tsb.
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 16:55:47
ayo kawan-kawan…. bukalah mata hati kalian…
SukaSuka
Rony
Jun 13, 2012 @ 18:34:57
artikel sensitip..ane gak ikut mana2 gan..ane nggak masuk nu,muhamadiyah,dsb..
ane orang Islam biasa yg terus belajar
maaf sblumnya,ada baiknya ente belajar dlu tntang salafy or wahabi..karna judul artikel ini menyangkut mereka,seyogyany ente paham jg tntang pmahaman mereka jika menurt ente menyimpang..
trims..
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 13, 2012 @ 21:04:56
ni bukan menurut sya…ulama seluruh dunia geram dengan wahabi.. Yg seenaknya sja metahrir kitab2 ulama..para muhadist.. Mereka tdk mengakui ijtihad para ulama..km tau gak kwan.. Pertemuan ulama terkemuka di universitas al azhar kairo.. Yg membhas ancaman wahabi bgi dunia dan islam..
Sepertinya engkau jg hrz masukkan buku tu sbg bhan belajarmu…hati2 bnyk buku_buku terbitan wahabi dan situs2 asuhan wahabi..yg seenaknya sja menggunakan dalil..pdahal tingktan mereka gak nyampa pda tingktan muhadist yg hafal 300 rb hdst berserta sanad2nya..kok bisa2nya merendhkn ulama ahli hdis..
SukaSuka
Mbah (‾ϖ‾) Dukun
Jun 13, 2012 @ 20:41:10
NU OKE !!!
SukaSuka
onyot
Jun 14, 2012 @ 01:59:30
siapa sih wahabi itu?, apa sbenarnya tujuan mereka..apakah yg menghujat justru lebih baik dari yg di hujat…terlalu banyak akhlak yg hancur karena ketidak tegasan para pemimpin?.. bukankah islam kata nabi akan menjadi 73 golongan..hanya 1 yg selamat..memang benar kata mas yg punya blog..gk selayaknya menyalahkan paham lain. bukankah kita hidup memang mencari kebenaran. hanya taufik dan hidayah dari ALLAH SWT sajalah yg dpt menyelamatkan kita dari segala kesesatan. mohon maaf karna saya hanya seorang awam yg sedang mencari kebenaran.
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 14, 2012 @ 10:25:15
penjelasan dari habieb munzir
saudaraku yg kumuliakan,
mengenai faham ini ada banyak hal yg bertolak belakang dan bertentangan dengan kebenaran, dan tak mungkin saya menjelaskan satu persatu, namun tentunya ada beberapa hal yg dapat saya sebutkan dari beberapa kesalahan mereka, yaitu :
mereka melarang penhormatan dan takdhim atas Nabi saw dan para shalihin, hal semacam ini masyru’ dan di benarkan dalam syariah dan diakui dengan hadits2 shahih dan ayat Alqur’an, namun mereka mengingkarinya dan mengharamkannya bahkan mengatakan musyrik bagi yg melakukannya.
Ziarah kubur, tawassul, istighatsah, dan semua bentuk datangnya manfaat dari perantara Nabi saw dan para shalihin pun dimungkiri oleh mereka dan diharamkan, bahkan dimusyrikkan bagi yg melakukannya,
Dan masih banyak lagi perbuatan mungkar lainnya seperti fatwa bahwa ayah dan ibu nabi adalah musyrik dan banyak lagi,
mereka itu pun saudara saudara kita, mestilah kita merangkul mereka untuk agar mereka kembali pada kebenaran,
SukaSuka
Osee
Jun 14, 2012 @ 09:26:09
sebisa mungkin, jauhilah bid’ah saudaraku……
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 14, 2012 @ 10:16:59
sahabatku yang dirahmati Allah.
habib munzir almussawa menjawab dalam forum diskusinya..
mengenai kelompok mereka itu memang muncul dari kebutaan dan dangkalnya pemahaman atas syariah islamiyah, Nabi saw memperbolehkan, menganjurkan, dan menyemangati kita melakukan Bid?ah hasanah, selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw : ?Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya? (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits ini menjelaskan makna Bid?ah hasanah dan Bid;ah dhalalah.
Perhatikan hadits beliau saw, bukankah beliau saw menganjurkan?, bahkan menyemangati kita untuk melakukannya?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah.., alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yg tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal hal yg baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan,
namun tentunya bukan membuat agama baru atau syariat baru yg bertentangan dg syariah dan sunnah Rasul saw, atau menghalalkan apa2 yg sudah diharamkan oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah makna hadits beliau saw : Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa keburukan.., inilah yg disebut Bid?ah Dhalalah.
Beliau saw telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman akan berkembang, maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg baru berupa kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati kita untuk memperbuatnya, agar ummat tidak tercekik dg hal yg ada dizaman kehidupan beliau saw saja, dan telah pula mengingatkan agar jangan membuat buat hal yg buruk (Bid?ah dhalalah).
anda bisa melihat Alqur’an hingga kini, tentunya karena Bid’ah hasanah, karena dahulu Alqur’an belum dibukukan, alqur;an mulai dikumpulkan dimasa abubakar shiddiq ra dan Umar ra (shahih Bukhari).
tidak bisa segala galanya mesti mengikuti sunnah, berarti masjidpun hanya boleh dibangun dari tanah, karena sunnahnya demikian, 1000 masjid anda bangun dengan beton dg dana triluyunan, tetap akan lebih mulia sebuah masjid yg dibangun dari tanah karena itu sunnah, demikian kah?, lalu hujan datang maka lumerlah masjid mereka, he..he..he..
kendaraan yg boleh dipakai hanyalah onta, keledai dan kuda, karena sunnahnya demikian.
komputer haram digunakan karena buatan orang kafir, nah.. betapa sempit dan dangkalnya pemahaman orang semacam ini.
mereka buta dan gelap dari kebenaran,
akan tetapi dari kelompok manapun mereka ini, tetaplah mereka ini saudara2 kita yg kita bertanggungjawab atas perbaikannya,
wallahu a’lam
SukaSuka
rusmanjay
Jun 14, 2012 @ 15:55:50
semoga bermanfaat
http://buletin.muslim.or.id/manhaj/salah-paham-tentang-salafi
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 14, 2012 @ 16:03:47
Saudaraku yg kumuliakan,
SALAFI adalah orang orang yg mengikuti para salafusshalih dari kalangan para Tabi’in dan sesudahnya dari kalangan para Imam dan Muhaddits.
namun banyak dimasa kini yg mengaku salafi, ada yg benar benar mengikuti salaf, ada yg justru bertentangan dg salaf.
sahabatku, kita hanya berusaha, dimasa Rasul saw beliau saw sendiri ditengah tengah dunia yg penuh kedhaliman dan kemusyrikan, namun kini islam telah jauh berkembang, kyai dan ulama sangat banyak, ahlussunnah waljamaah tetap kelompok terkuat dimuka bumi, namun sekte sekte sesat tetap muncul dari kelompok yg menipu, atau yg tertipu, namun selama mereka masih muslim, maka mereka adalah saudara kita, kita berusaha mengobati kesalahan mereka semampunya, dg menyebarkan kebenaran di dunia maya dan lainnya semampu kita, dan selebih dari itu, kita terus berdoa agar Allah terus membantu pembenahan ummat ini.
SukaSuka
ndesoklutuk
Jun 15, 2012 @ 08:39:31
artikel sensitif mas,
sebaiknya anda belajar dulu apa itu wahabi n salafi dr sumber wahabi-salafi juga, biar imbang. kayaknya mas cuman menilai dr sudut luar wahabi-salafi….
jadi ya kelihatan salafi-wahabi itu ganas banget,
tiap golongan itu gak homogen, NU aja menurut saya sgt heterogen akidahnya, ada yg konsisten n tegas bgt (sprti KH Hasyim As’ari, sebaliknya justru cucunya (gus dur) sangat liberal , malah ada yg syiriknya kuat bgt, tp mgkin gak disadari). dan saya lihat heterogenitas juga ada di salafi, soalnya dosara sy juga si dalafi, tp kok gak sperti yg mas gambarkan…
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 15, 2012 @ 10:13:53
ya, makasih sarannya… saya terus masih belajar dari guru-guru saya, dari para habaib juga terus mengkaji kitab-kitab maupun buku-buku yang berkaitan dengan itu, dan saya berkewajiban mengingatkan karena mereka sesungguhnya adalah sesama saudara muslim, bukankah demikian itu baik kawan?
masalah internal nu yang ada sebagian yang condong pada liberalisme, memang segera harus dibenahi…
yang dipaprkan itu yang sudah sangat extrim… dan hatinya tidak mau untuk mendengar nasehat yang baik…
kebenaran itu milik Allah, mari kuatkan ukhuwaah islamiah…
terima kasih…
SukaSuka
erfina
Mar 21, 2013 @ 15:48:57
kan sudah dijelaskan oleh kang Temon, ada yg mengikuti salaf ada yang mengingkari,, saudara saya pun ada yang LDII, tapi mereka juga tidak seperti yg orang katakan mengkafirkan kaum lain,, bahkan ada dilingkungan saya yang islam KTP saja(tidak pernah sholat dan mempercayai orang yg telah meninggal akan pulang lagi sebelum 40hari/seperti orang Hindu)
pada dasarnya setiap lingkungan, golongan suatu kaum, bahkan negara sekalipun, pasti ada oknum2 yang mengingkari faham2 didalamnya,,
kata KH Anwar Zahid, mari kita saling menghargai antara kelompok satu dengan kelompok lainnya,,
kalo saya yakin dengaan NU saya, kalo anda yakin dengan golongan anda ya ikutilah, janganlah dengan mudahnya mengkafirkan yg bukan golongan anda,, Allah Maha Tahu kok siapa yang kafir siapa yang alim,,
SukaSuka
ikhwan
Jun 15, 2012 @ 15:30:16
Mon…Mon…
Semoga Alloh SWT menunjukkan kepada kita semua bahwa yang haq itu adalah haq, dan Alloh memberikan kekuatan kepada kita untuk mengikutinya. Dan semoga Alloh memberi petunjuk kepada kita bahwa yang bathil itu adalah bathil, dan Alloh memberikan kekuatan kepada kita untuk menjauhinya.
Ananda Temon yang berbahagia, jika Anda merasa ada pihak2 yang menuduh Anda telah melakukan amalan2 bid’ah, hadapilah dengan ‘arif dan bijaksana. Jangan mengikuti hawa nafsu. Alangkah lebih bijaknya jika Ananda Temon yang berbahagia menjawab tuduhan mereka dengan bukti yang shohih kalau amalan yang Ananda Temon lalukan itu bukanlah bid’ah. Daripada menjawab tuduhan mereka dengan tuduhan2 balik yang belum tentu juga tuduhan kepada mereka juga benar.
Jujurlah, karena kejujuran lebih dekat dengan taqwa….
Wassalam
SukaSuka
temonsoejadi
Jun 15, 2012 @ 15:54:19
Saudaraku yg kumuliakan,
demikianlah fitnah, dan banyak sekali ajaran ajaran yg tidak sesuai dg syariah namun mengaku kebenaran, dan hingga banyaknya aliran sesat yg semakin marak pula.
maaf. juga sebelumnya.. saya juga telah memaparkan bukti kajian yang shohih dengan referensi yang jelas…
mengenai wahabi ini tumbuh di saudi arabia bersama kebangkitan Ibn Abdulwahhab yg menjadi pencetusnya, yaitu pada abad ke 18, lalu berpadu dg Raja Saud, memberlakukan ajaran sesat ini, Ibn Abdulwahhab sudah dikecam oleh gurunya, kakaknya, dan ulama dimasanya, namun justru para ulama itu kalah karena Ibn Abdulwahab berangkulan dg Raja, maka banyak ulama yg menyingkir ke Mesir, Baghdad, Yaman dll.
kini mereka tetap berkuasa di arab saudi, dan mulai semakin pudar dan Insya Allah akan segera runtuh, maka saat ini 3 tempat suci islam di dunia berada dalam kerusakan akidah, Palestina di kuasai Yahudi, Makkah dan Madinah dikuasai wahabi, semoga Allah swt menyucikan 3 tempat suci islam ini dalam waktu dekat, amiin.,
terima kasih
SukaSuka
Akhi
Sep 16, 2012 @ 02:01:41
jika kita berbicara tentu harus dengan ilmu dan pemahaman yang benar… Agama ini sudah sempurna, cukuplah Rasulullah sebagai teladan kita… amalan yg ada dasarnya dari Rasulullah Saw ya kita ikuti, dan kalo tidak ada dasarnya dari Rasulullah Saw ga perlu diikuti… itulah ahlusunnah waljamaah.. kalo mau disejajarkan, kita mau ikut Rasulullah atau para wali? dan sebenarnya para wali pun mengajarkan paham yg sesuai dengan ulama salaf… hanya mungkin pengetahuan kita yang sedikit tentang mereka. wallahua’lam..
SukaSuka
Abu lebay
Sep 21, 2012 @ 13:39:46
Assalamualaikum…saudaraku temon marilah kita belajar dan memahami islam dg lebih baik lagi berbedalah dengan saudara kita yang lain yang suka 1.mengkafirkan 2.membid’ahkan 3.memusyrikan 4.menghina 5.sombong dll,kalau kita juga berprilaku seperti mereka lantas apa bedanya…????? Bukankah dunia anak2 dan orang dewasa berbeda apalagi orang tua hehehe… Sampaikanlah kebenaran itu dengan benar dan sampaikanlah kebaikan itu dengan baik bukankah islam itu indah?! Sekali lagi marilah kita BERBEDA….
SukaSuka
temonsoejadi
Sep 26, 2012 @ 09:29:45
sebelum berkomentar alangkah baiknya membaca ini dulu..
https://temonsoejadi.wordpress.com/2012/06/09/apa-sih-bidah-itu/
suwun…
SukaSuka
temonsoejadi
Sep 26, 2012 @ 09:31:17
kemudian dilanjut membaca ini dulu..
https://temonsoejadi.wordpress.com/2012/05/25/kenapa-masih-saja-membidahkan-sesat-maulid/
terima kasih,
barakallah fikum…
SukaSuka
Rachmat Sophian Age
Okt 02, 2012 @ 23:19:00
sesama orang islam jangan saling menjelekan
SukaSuka
rony doank
Okt 06, 2012 @ 17:30:32
sobat,mksi.wejangan nya,,jngn mnyerah dngan komentar yg ga jelas yruskan da’wah mu..smg allah memberkatimu…NU is the best.
SukaSuka
orang baik
Okt 17, 2012 @ 08:59:00
KH. Mustafa Bisri : “Aku Harus Bagaimana ?”
aku pergi tahlil, kau bilang itu amalan jahil
aku baca shalawat burdah, kau bilang itu
bid’ah
lalu aku harus bagaimana…?
aku bertawasul dengan baik, kau bilang aku
musrik
aku ikut majlis zikir, kau bilang aku kafir
lalu aku harus bagaimana…?
aku shalat pakai lafadz niat, kau bilang aku
sesat
aku mengadakan maulid, kau bilang tak ada
dalil yang valid
lalu aku harus bagaimana…?
aku gemar berziarah, kau bilang aku alap-
alap berkah
aku mengadakan selametan, kau bilang aku
pemuja setan
lalu aku harus bagaimana…?
aku pergi yasinan, kau bilang itu tak
membawa kebaikan
aku ikuti tasawuf sufi, malah kau suruh aku
menjauhi
ya sudahlah… aku ikut kalian…
kan ku pakai celana cingkrang, agar kau
senang
kan kupanjangkan jenggot, agar dikira
berbobot
kan ku hitamkan jidat, agar dikira ahli ijtihad
aku kan sering menghujat, biar dikira hebat
aku kan sering mencela, biar dikira mulia
ya sudahlah… aku pasrah pada Tuhan yang
ku sembah
SukaSuka
gobel
Okt 26, 2012 @ 01:27:27
wahabi/salafi:tidak mau ijma’ dan qiyas padahal sampainya pemahaman islam atas manhajul fikr melalui tahapan tersebut….wahabi/salafi dalam hujjahnya adlah tentang bid’ah…dan semua bid’ah adalah sesat… padahal dalam kesehariannya ..sering berlumuran bid’ah..dengan demikian mereka para penganutnya senantiasa berlumuran kemunafikan… dan jelas ganjaran orang2 yang munafik… kalau gak percaya.. tengoklah mereka..sesuaikah sudah dengan tuntunan Al-Quran n SUnnah yng sering mereka gembar gemborkan… mereka gak benar2 lurus.. hanya OmDoNg..sok lurus,,sok suci..dll..
SukaSuka
orang baik
Okt 26, 2012 @ 10:13:44
Aku seorang wahabi …
Ciriku tanda hitam di dahi …
Aku ibadah dimalam sunyi …
Celanaku cingkrang seperti tukang sapi …
Kupelihara jenggot ikut sunah nabi …
Aku tak tahu imam Syafi’i …
Aku tak tahu imam Maliki …
Aku tak kenal imam Hanafi …
Apalagi imam Hambali …
Aku tafsir Qur’an & Hadits sesuka hati …
Karena aku tak pernah ngaji …
Aku tak mau ikut mahzab islami …
Pokoknya aku bikin mahzab sendiri …
Aku bisa mengambil hukum sendiri …
Dengan modal buku dari Saudi …
Akulah mujtahid abad ini …
Imam syafi’i dan Imam Bukhari ingin aku saingi …
Jika pendapat mereka tidak sesuai, bisa aku evaluasi …
Akulah standar kebenaran hukum islami …
Aku sering beralasan dengan tindakan nabi …
Tapi aku tak mau memuliakan turunan nabi …
Aku sering berkata ikut nabi …
Tapi kuremehkan sahabat nabi …
Aku pun tak mau ikut maulid nabi …
Bahkan tak mau kuziarahi kubur nabi …
Ya Allah … Bagaimanakah nasibku nanti … ?
SukaSuka
Achmad Cleptomania
Okt 27, 2012 @ 16:04:38
mas temon,anda orang kudus? kalo boleh,sya minta alamt n no hp’yna y ??? sya kalo ada waktu luang,dan dapat ijin dri allah, saya ingin main k situ ?
SukaSuka
temonsoejadi
Okt 28, 2012 @ 09:23:11
ya… tapi saya sekarang ada di jakarta..
SukaSuka
purjito
Nov 30, 2012 @ 23:17:36
islam itu ajaranya pasti yg baek dan demokrasi kenapa faham laen selalu menyindir NU, jganlah suka menyindir” toh ajaran islam itu sudah ada sejak dulu kalian itu hanya nemu saja .. laen halnya Wali Songo dulu dg kesabaranya menaklukkan org yg benar” bodoh tapi atas ijin Allah walupun dg sedikit di bumbuhi adat Alhamdulillah sampai sekrg ada hasilnya.. kalau perbuatan Wali itu menyimpang pasti g mungkin berjuta” org mendoakannya … subhanallah wali songo
SukaSuka
Ibnu Suradi
Des 03, 2012 @ 11:38:51
Ajakan untuk merapatkan barisan itu bagus. Sebelum anda mengajak umat Islam untuk merapatkan barisan, sebaiknya anda belajar terlebih dahulu bagaimana merapatkan shaf shalat berjamaah dengan benar.
Kalau sudah bisa merapatkan shaf shalat berjamaah seperti yang diperintahkan Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan dicontohkan oleh para sahabatnya, ajak makmum di masjid dekat rumahmu untuk merapatkan shaf shalat berjamaah dengan benar.
Bila melakukan itu semua, insyaallaah anda akan menadpatkan pahala yang besar dan dapat mempersatukan ummat untuk menghadaapi musuh Islam.
Wallaahu a’lam.
SukaSuka
orang lugu
Des 10, 2012 @ 07:37:58
ass.wr.wb
sebetulnya yang diinginkan oleh orang beragama itu apa sih….?
saya sih ingin lihat orang yang beragama apa saja itu damai lho,agama apa saja damai deh, hidup kan lebih tentram ,hati damai ,tidak ada hasutan dan sebangsanya….sedikit ribut sih pasti ada deh namanya jg kehidupan.
saya perhatikan kok yang merasa paling benar ,,,,malah jauh dari sifat 2 yang benar ,bingung deh …..gimana baiknya ya..???????
salam damai ……
SukaSuka
Ibnu Suradi
Des 18, 2012 @ 11:47:52
Bismillaah,
Kang Temon,
Kalau dalam shalat berjamaah saja kita tidak dapat merapatkan shaf, mustahil kita akan dapat merapatkan barisan untuk menghadapi musuh di kehidupan yang nyata. Lihat dulu shaf berjamaah kita. Apakah sudah rapat dan lurus atau masih berantakan?
Rasulullaah bersabda: “Rapikan shaf kalian, sesungguhnya rapinya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.”
Sahabat memberikan contoh merapikan shaf dengan menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan mata kakinya dengan mata kaki kawannya.
Amalkan hadits dan atsar sahabat tersebut. Dijamin hati kalian dipertautkan, keakraban terjalin, persatuan tergalang dan kekuatan akan muncul untuk menghadapi musuh.
Wallaahu a’lam.
SukaSuka
erfina
Mar 21, 2013 @ 14:31:11
dengan izin Allah saya akan mempertahankan NU saya sampai akhir hayat saya, terserah kalian mau mencaci saya, membid’ahkan ibadah saya, mengkafirkan saya, “I DON’T MIND”
saya lebih percaya Allah Maha Adil dan Allah Maha Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-hambaNYA
SukaSuka
sangprabu
Jul 21, 2013 @ 01:03:34
Ya Allah…..slamatkan umat kami..saya jadi takut mengapa aliran salaf ini sangat mengerikan ya…apalagi sudah ada teman kami di daerah saya masuk aliran itu…….
SukaSuka