Amal shalih apa yang bisa mengangkat derajat? Amal shalih apa yang bisa menghapus duka, menghilangkan kesulitan?

Adakah dari kawan semua yang tahu??

Alkisah, sudah sejak lama Abu Thalhah memperhatikan pekerja tetangga kebunya, Seorang “budak hitam”. Abu thalhah adalah orang yang kaya pada zamannya. Ia memeliki banyak perkebunan, salah satunya adalah kebun yang berlokasi bersebelahan dengan kebun dimana sibudak hitam bekerja. Kebun majikan si Budak hitam tidak seluas milik Abu thalhah, karenanya upahnya pun sangat sedikit, hanya tiga potong roti perharinya…bayangkan Cuma 3 potong roti perhari ? adakah dari kawan yang mau bekerja 1 hari digaji 3 potong roti, aku rasa tidak ada yang mau. ya bukan?

Budak hitam ini menjalani hidupnya dengan ikhas dan keimanana yang tinggi akan kemurahan tuhanya. Baginya tidak ada alasan memprotes kemalangan hidup dan minimnya upah yang diterima, ia memandang ada lebih banyak kemurahan tuhan dalam bentuk yang lain yang mesti ia syukuri. Panca indera yang lengkap, dan masih bisa bernafas saja sudah merupakan dua nikmat yang tak mampu dibayarnya, ia selalu merasa, bahwa amalnya tak berarti apa-apa dibandingkan dengan kemurahanya,

Berbeda dengan kebanyakan manusia zaman sekarang yang selalu menuntut yang lebih padahal kemurahan tuhan selalu tercurahkan untuknya, namun jarang yang bersyukur atasnya. Naudzubillah.

Pada suatu ketika, si Budak Hitam ini mendapati seekor anjing menjulurkan lidahnya, tanda kelaparan. Demi melihat anjing ini, ia memberikan satu dari tiga potong roti yang digenggamnya. Tapi setelah roti tu diberikan, anjing tadi masih mengibaskan ekornya, maka diberikanlah lagi sepotong yang lain. Bahkan sepotong yang terakhirpun lagi-lagi diberikan kepada anjing tadi, hingga anjing tersebut kenyang dan berlalu dihadapanya.

Abu thalhah yang memang sudah lama memperhatikan budak hitam tadi, menjadi tetegun menyaksikan apa yang dilihatnya. Ia tahu bahw upah siBudak hitam tadi hanya tiga potong roti tersebut, tidak ada yang lain. Tapi kemudian dia lebih rela, bila si anjing yang makan roti upah kerjanya.

Karena penasaran, Abu thalhah bertanya kepada si Budak Hitam, “sadarkah engkau apa yang telah engkau lakukan”?

 

“sadar,” jawab si budak,

 

“Adakah upah yang lain yang diberikan majikanmu,”? Tanya Abu thalhah lagi

 

“upahku hanyalah yang tuan liat”

 

Kemudian abu thalhah bertanya “Apa kamu tidak merasa kuatir tidak dapat makan?”

 

“saya tidak kuatir. Ada upah lain dari tuhanku, saya yakin, Tuhan saya akan memperhatikan saya,”jawab sibudak dengan penuh keyakinan”

“Terus, apa kamu tidak merasa menyesal nanti”? cecar Abu thalhah.

Si budak menjawab,”untuk apa saya harus menyesal”?

Tahulah si budak bahwa abu thalhah memperhatikan perilakunya terhadap anjing tadi, dan kini ia merasa Abu thalhah sedang mencari tahu, tapi sungguh karena kebodohanya, ia tidak tahu maksud Abu thalhah. Jawabanya benar-benar tulus dari hati yang bersih.

Setelah berbincang-bincang Abu thalhah minta ditunjukkan rumah majikan si Budak, sesampainua dirumah majikan sibudak, abu thalhah bertanya apakah majikanya bersedia menjual kebun kepadanya’? Asal cocok harganya” jawab pemilik kebun.

Singkat cerita, kebun tersebut pindah ketangan abu thalhah, dan abu thalhah menghadiahkan kebun tersebut kepada sibudak hitam tadi, betapa bahagia dan tersanjungnya budak hitam tadi berterima kasih kepada abu thalhah, dan memuji syukur kepada tuhan atas rahamat yang diberikan kepadanya. Dan jadilah kini budak tersebut pemilik kebun baru tersebut.

Sahabatku, membaca kisah Budak hitam itu apakah yang terlintas dibenakmu, kisah tadi menjadi jawaban atas pertanyaan amal shaleh apa yang bisa mengangkat derajat dan menghilangkan kesusahan yaitu amalan sedekah. “budak tadi memberikan 3 potong roti, tapi Allah membelasnya dengan 1 buah kebun” subhanaAllah.

Tahukah kamu, bukan 3 potong roti itu esensi dasar Allah memberikan penghargaan kepadanya, boleh jadi bagi banyak orang, apa yang diberikan budak tadi tidak berarti banyak, hanya tiga potong roti, ya hanya tiga potong roti…berapa sih nilainya?, tapi renungkan sejenak lebih jauh lagi bukankah budak tadi telah mengobarkan jiwanya dengan memberikan upah yang Cuma segitu-gitu saja. Dan ia tidak memikirkan dengan makananya sendiri, setelah bekerja keras satu harian dikebun, subhanaAllah.

Kawanku semua yang dirahmati Allah, apa yang telah kita sumbangkan bagi kepentingan orang banyak? Boro-boro berbuat seperti yang budak hitam tadi lakukan, wong menyisihkan sebagian kecil penghasilan kita saja masih terasa berat.

Dan Allah melebihkan sebagian kamudari sebagian yang lain dalam hal rejeki, tetapi orang-orang yang dil;ebihkan rezekinya itu tidak mau memberikan rezeki mereka…(Qs.An-Nahl;71)

Padahal kita tahu, bahwa siksa Allah sangat berat bila kita enggan berderma, enggan bersedekah, enggan mengeluar zakat. Diakhirat disiksa dengan siksa akherat, didunia disiksa dengan siksa dunia..antara lain hadirya penyakit, hati merasa tidak tenang dan berbagai kesusuhan, coba tengok At Taubah; 34-35

Semakin banyak kita bersedekah, maka semakin banyak Allah mendatangkan rezeki, semakin mudah kita bersedekah, semakin mudah Allah mendatangkan pertolonganya, semakin ringan kita bersedekah, semakin ringan pula allah membantu kita, dan semakin tinggi pengorbanan kita, maka semakin besar pula kecintaan Allah kepada kita, kita bahkan semestinya bisa melakukan apa yang dilakukan oleh budak hitam tadi, utamanya ketika kesusahan sedang menjadi bagian dari cerita kehidupan kita.

Bagaimana kawanku bisakah kita teladani kisahnya?

Dosenku Profesor Rudi, seorang dosen lulusan universitas ternama dijepang selalu bilang.,siapa yang paling banyak memberi maka pasti ia kan semakin banyak menerima

Ya Rabb, buatlah hamba pantas engkau tolong, buatlah hamba pantas engkau bantu, dan pantas engkau ringankan penderiataan kami.

Semoga bermanfaat