Sebut saja Kang Bangkak, ketika dia Thowaf tiba2 dia menangis sesenggukan, kian lama tangisnya pun kian menggetarkan seluru badannya, yaa tangisan yg hebat.

Betapa itu sangat mengusik perhatian Mbah Lalar, alangkah hebat Khauf dn Kekusyuan orang ini. Dalam hati Mbah Lalar timbul berbagai macam pertanyaan, kenapa aku tidak bisa seperti orang ini? alangkah kerasnya hatiku, Istighfar, Doa dn Solawat andalan pun meluncur dari bibirnya namun tak satupun mengakibatkan jatuhnya airmata.

Semakin kagum, ya sangat kagum dg orang yg mudah menangis, meratap dn menyesali dosa dosa, iri dg hal yg demikian adalah wajar, dan bahkan harus di usahakan.

Teringat akan tausiyyah dr siaran radio swasta yg di smpaikan oleh Entah Kyai atau Ustadl siapa, Mbah Lalar semakin tercenung menyesali diri. “Menangislah karena takut Allah, jika tidak bisa menangis karenanya, menangislah karena dosa2mu, jika dosa2mu tidak juga membuat kamu menangis, menangislah karena kamu tidak bisa menangis, karena itu adalah tanda orang yg tertutup hatinya oleh dinding dosa2 dn itu adalah pertanda kecelakaanmu”

Hanya beberapa tetes airmata yg jatuh, ketika Mbah Lalar merenungi Nasihat di atas, tapi lumayan lah. Kembali dia peratikan Kang Bangkak yg tenggelam dalam tangis, dn setelah usai dalam Towafnya, di hampirinya Kang Bangkak yg masih sibuk mengusap air matanya.

Dg penuh rasa kagum dn sekaligus meratap harap, Mbah Lalar membuka kata, Barokallah……. Anda sungguh membikin iri hatiku. Apa yg membuat Mbah Lalar iri? tanya Kang Bangkak. Aku lihat Anda menangis begitu Hebat ketika Thowaf tadi. Apa rahasianya seingga Anda begitu Kusyu; dn mudah melakukan itu? tanya Mba Lalar. Mendengar pertanyaan itu, Kang Bangkak tiba2 menunduk dn menangis kembali. Dg sura gemetar dia menjawab ” Ketika aku Thowaf tadi, aku bayangkan Allah sedang bertengger di atas Ka’bah, itulah yg membuat hatiku tenggelam dalam pengagungan dan harapan akan di kabulkan segala permintaanku”.

Mendengar jawaban itu, Mbah Lalar tidak mampu menimpali perkataannya walaupun sepotong kata saja. Mbah Lalar cuma Mlongo dn termangu di buatnya. segera setelah beberapa saat terucaplah Istighfar yg terdorong dr dlm hati, persaan takut yg begitu mencekam, membuat Mbah Lalar benar2 menangis.

Setelah larut dalam kecamuk yg merindingkan sekujur badannya, perlahan dalam desah nafas yg kian teratur meluncur dalam putaran tasbih yg entah sudah berapa kali terulang “LAISA KAMISTLIHI SYAIUN”……………………………………………….