IMG_20141026_052135_1024x576Bismillahirahmanirahim.

sahabat semua yang dirahmati Allah. mungkin Sering kita melihat orang di sekitar kita begitu rajin dalam mengaji, belajar dan beribadah serta beraktifitas seakan-akan orang itu tak kenal lelah dan tanpa beban. pasti sering lihat, ya kan ? orang semacam ini mungkin Allah telah tunjukkan hidayah kepadanya sehingga dalam melakukan semua perbuatan baik, mengalir begitu saja seperti melakukan sesuatu hal yang menyenangkan hatinya. tanpa kita menyadari orang itu telah dikasihi Allah swt , Sang Pencipta, sehingga orang itu mempunyai derajat tinggi di sisi Tuhan yang Maha Kuasa. Siapa yang tidak senang apabila punya kelarga atau anak yang seperti kriteria di atas. dan jika berlaku sebaliknya dari contoh diatas maka bisa disimpulkan mungkin orang macam itu belum mendapatkan anugrah yang namanya hidayah dari Allah subahanahu wataala sehingga berat baginya untuk menjalankan taat dalam keataqwaan. Allah menyampaikan wahyu kepada Nabi Dawud ‘alaihis salam. “Apakah engkau mengetahui, siapakah hamba yang Aku ampuni dosa-dosanya?”

“Siapakah dia, ya Rabbi?” tanya Nabi Dawud.

Allah berfirman, “Dia adalah hamba yang jika ingat dosa-dosanya, Gemetarlah pundaknya (karena rasa takut). Hamba seperti itulah yang Aku memerintahkan malaikat agar menghapus dosa-dosanya.”

“Tidak jarang istighfar harus diistighfari” —Kiyai Ali Ma’shum

sebuah kisah yang patut kita cermati dan mengambil hikmah darinya….

Suatu hari, al-Khalifah al-Rasyid, Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu keluar di hari yang diliputi kemarau yang panjang. Umar keluar untuk melaksanakan shalat istisqa (meminta hujan) berjamaah bersama kaum muslimin dan saat itu ia senantiasa beristighfar kepada Allah. Ia berkata,
baca selengkapnya disini….