gus durBismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah, tanggal 6 April 2014, 3 Hari sebelum pemilu, media -media di indonesia seperti dibombadir dengan rayuan-rayuan manis para partai simpatisan yang ikut bertarung meramaikan Pemilu pada tahun ini. terlepas jauh dari semua ada sekelumit kisah yang tidak semua orang tahu maksud dan tujuannya, seiring dengan pergerakan zaman yang dulu-dulu dirahasiakan perlahan dimunculkan untuk menjelaskan kepada masyarakat awam, maksud dan tujuannya ….

bacalah ini—-semoga dengan ini kita akan lebih mencintai para ulama yang selalu memikirkan nasib bangsa dan negara indonesia, semoga dapat diambil manfaatnya…

Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) di Wonoi orang Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di Negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua PBNU.

Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang.
Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo.

“Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai.

“Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur.

“Kok bisa Gus?”

baca selengkapnya………….