cinta-dunia-takut-matibismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah. satu persatu ulama diambil, satu persatu cahaya dihilangkan, bumi goncang salah satu pasaknya dicabut yang tertinggal hanya manusia manusia dengan kedalaman dan pemahaman agama yang rendah, yang sesat dan menyesatkan. al-Quran secara implisit mengisyaratkan wafatnya ulama sebagai sebuah penyebab kehancuran dunia, yaitu firman Allah yang berbunyi: “Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah, lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? (Al-Ra’d: 41). Menurut beberapa ahli tafsir seperti Ibnu Abbas dan Mujahid, ayat ini berkaitan dengan kehancuran bumi (kharab ad-dunya). Sedangkan kehancuran bumi dalam ayat ini adalah dengan meninggalnya para ulama (Tafsir Ibnu Katsir 4/472).

Rasulullah Saw yang menegaskan ulama sebagai penerusnya, juga menegaskan wafatnya para ulama sebagai musibah. Rasulullah bersabda: “Maut al-Alim mushibatun la tujbaru wa tsulmatun la tusaddu, wa huwa najmun hamsun. Wa mautu qabilatin aisaru li min mauti alim”.Artinya: “Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama”

(HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’)

apa hubungan meninggal para alim ulama dengan Kemunduran ditengan kemajuan zaman ?

Setiap pribadi muslim mempunyai kewajiban moral untuk berjuang dan memikirkan nasib serta kondisi umat Islam pada saat ini, sebab Nabi Muhammad SAW telah bersabda: “Siapa yang mengaku umatku, kata Nabi, engkau Islam, tetapi tidak perduli terhadap kaum muslimin, tidak perduli terhadap jatuh bangunnya Islam, sakit sehatnya umat Islam, berarti bukan umatku, bukan golongan Islam itu sendiri”.

baca selengkapnya disini….