Beranda

Tahlilan, Maulidan, Yasinan Dianggap “Bid’ah” Kenapa, Alasanya, Dalilnya ?

109 Komentar


bismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah, banyak seakali diantara saudara kita yang membid’ahkan acara tahlilan dan yasinan, mempersalahkan acara tahlilan hari ke 7, 40, 100 dan 1000. padahal tahlilan dan yasinan adalah strategi dakwah para wali songo yang begitu paham alquran dan hadist sehingga menuangkan amalan-amalan yang baik dalam wadah yang disebut tahlilan, walisongo orang yang sangat berjasa besar dalam penyebaran islam di indonesia, dakwah mereka melalui kultural dan budaya, mendekati dari hati ke hati sehingga orang berbondong-bondong masuk islam karena keihlasan hatinya bukan sebuah keterpaksaan. untuk itu yang masih mengganggap itu bid’ah sesat dan akan masuk neraka, alangkah baiknya kita kaji dimana sesatnya…? dalilnya? bukan sekedar menafsirkan dan menyomot dalil yang gak jelas. ingat ulama itu pewaris para nabi, ilmu para walisanga jauh lebih tinggi daripada ilmu kita mereka semua hafal alqur’an dan jasa mereka sangat besar , kita pun gak mampu menyamainya bukan? lantas apakah kita serta dengan angkuhnya membid’ahkan apa yang mereka ajarkan? sungguh sombongnya kita, jika demikian.

mari kita kaji bersama, mari buka mata dan hati kita,…

Jangan cuma asal ikut sana, ikut sini, tanpa tahu dari mana asalanya, sepeti mengikuti gerakan Wahabi yang berkembang di Indonesia yg berasal dari Arab Saudi. Tujuan mereka ingin mengajarkan pemurnian Islam versi mereka, ingat versi mereka lho, bukan mengikuti Rosulullah saw maupun maghdab 4, sementara ajaran lain dianggap tidak benar dan harus diperangi. aliran Wahabi cukup berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup Islam. Sebab aliran ini banyak menjalakan amalan-amalan yang justru tidak sejalan dengan ajaran Islam.

perlu diingat saja. AL Hafidh adalah Ahli hadits yg hafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, dan Al Hujjah adalah yg hafal lebih dari 300.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, sebagaimana Imam Nawawi yg telah melebih derajat Al hujjah sehingga digelari Hujjatul Islam, demikian pula Hujjatul Islam Imam Ghazali, demikian pula Hujjatul Islam Imam Ibn Hajar AL Asqalaniy dan banyak lagi,

dan Imam Ahmad bin Hanbal (hambali) ia hafal 1 juta hadits berikut sanad dan hukum matannya, dan ia adalah Murid Imam Syafi’i, dan ia berkata : “tak kulihat seorangpun lebih menjaga hadits seperti Imam Syafii”
wahabi itu tak satupun yg sampai jadi ahli hadits dan keilmuan mereka tak dipertimbangkan dari kalangan ahli hadist dan ilmu lainya.

mereka juga tak punya sanad, berkata para ahli hadits: “Tiada ilmu tanpa sanad”

kita Ahlussunnah waljamaah tak mau ilmu yg tak ada sanadnya, kita bicara syariah kita punya sanad, kita bicara tauhid kita punya sanad, kita bicara hadits kita punya sanad kepada para ahli hadits, kita punya sanad kepada Imam Bukhari, kita punya sanad kepada Kutubussittah, kita bicara fiqih madzhab kita punya sanad kepada Imam Imam Madzhab.

mereka wahabi itu tak punya sanad, hanya nukil nukil dari buku, lalu mengaku sebagai ahli hadits, padahal dalam pendapat para ahli hadits tidak diterima ucapan nukil nukil, mesti ada sanad periwayatnya, menurut para ahli hadits tak bisa kita shalat lihat dari buku, tapi mesti : “aku rukuk melihat si fulan seperti ini ruku’nya, dan aku tahu dia orang terpercaya, aku tahu dia shalih, aku tahu dia berilmu, aku tahu dia tsiqah, aqil, baligh, dan rasyiid (bisa dipercaya untuk diikuti), dan aku tahu bahwa dia itu ruku’nya mengikuti gurunya, si fulan, yg juga orang mulia, dan gurunya itu rukuk mengikuti gurunya lagi yaitu…., demikian hingga Rasulullah saw.

dengan cara ini baru ruku kita diterima, kalau tak punya riwayat maka dhoif, omongannya tak didengar, fatwanya tertolak, dan ucapannya tak bisa dijadikan rujukan fatwa,

inilah keadaan kita ahlussunnah waljamaah, kita lihat guru kita, bukan nukil dari buku, demikian dalam pelbagai ibadah kita punya guru, berbeda dengan mereka, tak punya guru, hanya nukil nukil dari buku lalu berfatwa,

lalu yg lucu, mereka mengaku merekalah Madzhab ahlul hadits, ini seperti orang yg membuka kursus menjahit padahal ia sendiri tak tahu menjahit itu apa.

maka berhati-hatilah kawan atas dampak ajaran wahabi yangt berada diindonesia.. yang selalu membidahkan segala aspek masalah… mari kita kaji dulu bersama

sebuah kisah menarik bacalah dengan seksama……. semoga kisah ini membuka kekakuan hati kita semua,.

Disebuah desa di daerah Banyuwangi, terdapat seorang Kyai yang cukup disegani dan memiliki lembaga pendidikan dengan jumlah santri yang cukup banyak, sebut saja Kyai Fulan. Kyai Fulan, tampaknya kurang begitu puas dengan ilmu yang diperoleh dari berbagai pondok pesantren yang pernah ia singgahi waktu muda dulu. Dia mempunyai seorang putra yang ia gadang-gadang menjadi penggantinya kelak jika ia sudah menghadap Sang Pencipta.

Sebagai calon pengganti si Anak -sebut saja Gus Zaid– ia ‘titipkan’ pada lembaga-lembaga pendidikan agama yang dibilang favorit di negeri ini. Dikatakan favorit, karena lembaga ini dikelola dengan manajemen yang rapi, dan moderen, juga ditangani oleh guru-guru yang ‘alim’ lulusan universitas-universitas di Arab Saudi, negara tempat Islam dilahirkan.

baca penjelasan selengkapnya…

kenapa masih saja membid’ahkan sesat maulid ?

20 Komentar


bismillahirahmanirahim,

kawanku smua yang dirahmati Allah. kemaren malem, sebenrnya malam yang istimewa, karena kemaren ada acara maulidan oleh habieb munzir almusyawa di masjid baitul mustafa di kawasan MM2100 persis di depan PT Astra Honda Motor, sungguh maksud hati ingin datang namun kewajiban yang lebih utama mengurungku tuk datang, malam itu saya masih kuliah.. pulang kuliah jam 10 mlm, saya sudah sampai didaerah situ tapi rombongan jamaah dah pada pulang, sedihnya…

singkat cerita menjelang akhir pulang kerja saya ngobrol-ngobrol ringan dengan teman-teman saya, nah disinilah awal permasalahan terjadi… saya bertanya kepada salah satu teman saya, semalem ikut maulidan habieb munzir almusyawa di masjid baitul mustafa gak?

ngapain ikut, jawabnya.. acara seperti itu percuma, bikin badan capek saja, lho kok bisa… timpaku, dya bilang acara tersebut karena pengaruh sesosok habieb… Habieb itu apa? dya malah tanya seperti itu..kenapa bisa disebut habieb, toh putranya nabi yang lelekai sdah meninggal. dya malah mengkaitkan dengan fathimah. opininya fathimah itu kan istrinya ali jadi anaknya adalah keturunan ali tidak bisa dihubungkan dengan rasul, karena bin…bin…. gak nyampai pada rasul, dya tanya lagi bidah itu apa? … temenku mempersalahkan Habieb itu bagaimana? acara maulidan itu bidah, wong nabi gak pernah mencotohkan, sahabt jga tidak?…

dan banyak lagi… hal- hal yang tidak setuju dia lontarkan pada saya…

saya kadang senyum sendiri jika ada orang yang ngomong tapi dasarnya gak jelas. hanya menurut yang dia tahu, dia tidak mengkaji mana kebenaran yang paling hakiki, mana pendapat yang paling banyak diterina, dan mana saja yang diperbolehkan untuk diamalkan..

terjadilah diskusi ringan antara pro dan kontra… perdebatan lagi panas-panasnya… eh pimpinan saya datang, ini ada apa kok belum pada pulang? membicarakan masalah apa? kok serius amat? … karena kami merasa gak enak, jadi kami membicarakan maslah yang  lain terus beranggsur meninggalkan lokasi, scan out pulang…

terlepas ketidak puasan jawaban yang aqu tuturkan, dan diskusi yang nanggung jga ada pertanyaan dari sejumlah pengunjung tentang hukum maulid nabi, maka disni kita akan membahasnya lagi….. KAWANKU YANG BAIK, PERHATIKAN KATA-KATA YANG BERCETAK TEBAL….

KENAPA KITA MENYAMBUT MAULID NABI??? INILAH HUJJAH-HUJJAHNYA. KENAPA KITA MENYAMBUT MAULID NABI??? INILAH HUJJAH-HUJJAHNYA…

oleh Al-Asyairah Al-Syafii

SEJARAH PERINGATAN MAULID NABI

Siapakah orang yang pertama menyambut maulid Nabi???

Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Iraq sekarang), bernama Muzhaffaruddin al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata:

baca penjelasan selengkapnya…