Beranda

hafalan Alquran Gusdur

Tinggalkan komentar


nasehat gusdurBismillahirahmanirahim

Suatu ketika KH. Zainal Arifin, pengasuh PP. Al Arifiyyah Medono Kota Pekalongan ,diminta tolong oleh panitia untuk menjemput Al-Maghfurlah KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur untuk mengisi sebuah acara akbar di Kota Pekalongan.

Waktu itu panitia minta didampingi Kiai Zainal untuk menjemput Gus Dur yang sedang mengisi acara pengajian di Semarang Jateng. Seusai acara dan ramah-tamah dengan para tamu, Gus Dur memutuskan untuk ikut rombongan Kiai Zainal dan Panitia ke Pekalongan.

Waktu itu kurang lebih pukul 1 atau 2 dinihari. Kiai Zainal dan Panitia, setelah berbincang secukupnya dengan Gus Dur, tahu diri mempersilahkan Gus Dur untuk Istirahat di mobil yang melaju dengan tenang. Maklum, jalur pantura pada jam segitu juga sudah lengang.

baca selengkapnya….

Menangislah atas Wafatnya Ulama

7 Komentar


para-habaibbismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah,

baru-baru ini ada ulama yang dipanggil allah kehadiratnya, sebagai orang yang beriman, bagaiamna sikap kita ? apakah biasa saja? gembira? ato sedih?

sahabatku yang baik hatinya,

“man lam yahzan bi mautil ulamaa’ fahuwa munaafiq”

” barang siapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik”

Menagislah karena meninggalnya seorang ulama adalah sebuah perkara yang besar di sisi Allah. Sebuah perkara yang akan mendatangkan konsekuensi bagi kita yang ditinggalkan jika kita ternyata bukan orang-orang yang senantisa mendengar petuah mereka. Menangislah jika kita ternyata selama ini belum ada rasa cinta di hati kita kepada para ulama.

Selamat jalan wahai guru kami. Selamat menikmati kehidupan baru dalam taman surga.Air mata penuh cinta mengiringi senyumanmu menghadap Tuhanmu. Engkau rawat kami dengan teladan yg indah. Mohon maaf jika kami tdk tumbuh seindah yg engkau bayangkan….Canda tawamu akan selalu terkenang. Istirahatlah senyaman pengantin… Semoga Allah selalu menyayangimu. Lahumul fatehah…

sebuah kisah semoga kita bisa mengambil manfaatnya, kenapa kita harus menangisi kepergian mereka…!!

Suatu ketika seorang habaib dari Kota Malang, ketika masih muda, yaitu Habib Baqir Mauladdawilah, di ijazahi sebuah doa oleh Al Ustadzul Imam Al Habr Al Quthb Al Habib Abdulqadir bin Ahmad Bilfaqih (Pendiri Pesantren Darul Hadist Malang).

Habib Abdulqadir Blf berpesan kepada Habib Baqir untuk membaca doa tersebut ketika akan menemui seseorang agar tahu sejatinya orang tersebut siapa,orang atau bukan.
Suatu saat Datanglah Habib Baqir menemui seorang Wali min Auliya illah di daerah Pasuruan, Jawa Timur, yang masyhur dengan nama Mbah Hamid Pasuruan.

Ketika itu di tempat Mbah Hamid banyak sekali orang yang soan kepada baliau, meminta doa atau keperluan yang lain,

Setelah membaca doa tersebut kaget Habib Baqir, ternyata orang yang terlihat seperti Mbah Hamid sejatinya bukan Mbah Hamid, Beliau mengatakan, “Ini bukan Mbah Hamid, khodam ini, Mbah Hamid tidak ada disini” kemudian Habib Baqir mencari dimanakah sebetulnya Mbah Hamid,

Setelah bertemu dengan Mbah Hamid yang asli, Habib Baqir bertanya kepada beliau, “Kyai, Kyai jangan begitu, jawab Mbah Hamid: “ada apa Bib..??” kembali Habib Baqir melanjutkan, “kasihan orang-orang yang meminta doa, itu doa bukan dari panjenengan, yang mendoakan itu khodam, Panjenengan di mana waktu itu?” Mbah Hamid tidak menjawab, hanya diam.

Namun Mbah Hamid pernah menceritakan masalah ini kepada Seorang Habib sepuh (maaf, nama habib ini dirahasiakan),

Habib sepuh tersebut juga pernah bertanya kepada beliau,

baca kisah cahaya hati selengkapnya…

gusdur; syi’ir tanpo waton

4 Komentar


bismillahirahmanirahim..

kawanku yang baik akhlaknya…cermati syair karangan KH.Abdurahman Wahid (Gusdur), sungguh ini bukan sembarang syair


أَسْتَغْفِرُ اللهْ رَبَّ الْبَرَايَا     *    أَسْتَغْفِرُ اللهْ مِنَ الْخَطَايَا

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا نَافِعَا     *       وَوَفِّقْنِي عَمَلاً صَالِحَا

ياَ رَسُولَ اللهْ سَلاَمٌ عَلَيْكْ      *    يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَ الدَّرَجِ

عَطْفَةً يَّاجِيْرَةَ الْعَالَمِ      *   ( يَا أُهَيْلَ الْجُودِ وَالْكَرَمِ


Ngawiti ingsun nglaras syi’iran …. (aku memulai menembangkan syi’ir)

Kelawan muji maring Pengeran …. (dengan memuji kepada Tuhan)

Kang paring rohmat lan kenikmatan …. (yang memberi rohmat dan kenikmatan)

baca selengkapnya..