Beranda

Mengkritisi Slogan Kembali ke Al-Quran dan Sunnah

Tinggalkan komentar


kembalibismillahirahmanirahim

Slogan “Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah” sekarang ini memang sedang booming dimana-mana. Setiap kita bertemu dengan para punggawa-punggawa dakwah dari kalangan tertentu, pastilah kita dapati slogan ini.

Dengan bantuan media social yang masiv membuat slogan ini makin banyak dikenal dan dikatakan terus berulang karena memang maksudnya bagus. Ya memang seorang muslim wajib hukumnya untuk dia kembali kepada kitab pedomannya, yaitu Al-Quran dan juga tuntunan panutannya yaitu Hadits-hadits Nabi Muhammad saw.

Tapi saya pribadi agak riskan dan khawatir dengan slogan ini, bukan tidak setuju, tapi ada hal lain yang rasanya urgen sekali untuk diluruskan dari slogannyunnah ini. Khawatir adanya kesalahpahaman dari slogan itu kalau memang dipahami begitu saja, karena memang perlu ada pembahasan beberapa poin penting dari slogan tersebut.

baca selengkapnya…

Rapatkan barisan dan aqidah, waspadai aliran salafi wahabi

44 Komentar


bismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah. Akhir-akhir ini yang menjadi tantangan bagi warga NU adalah maraknya aliran-aliran baru yang menyimpang dari ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Aliran-aliran yang berkembang di indonesia seperti Ahmadiyah, LDII, MTA, Ingkar Sunnah, Salafi Wahabi, Syi’ah,jamaah tablig, HTI  dan banyak lagi,.. Dari beberapa kelompak dan aliran ini, ada ajaran amaliahnya jauh berbeda dengan apa yang selama ini menjadi tradisi di kalangan warga nahdliyin (sebagai ormas islam terbesar di indonesia dan dunia). Bahkan mereka memvonis akidah amaliah warga NU seperti, tahlilan, yasinan, shalawatan, adalah perbuatan bid’ah, dan diharamkan melakukannya.

sahabatku yang baik hatinya, Waspadai Virus Destroyer Nasionalisme Indonesia….  Karena akhir-akhir ini rupanya mulai muncul dari  sebagian kaum keblinger yang seperti sudah bosan dengan Indonesia. Bagi mereka Indonesia ini sudah tercemar oleh bid’ah dan kemusyrikan. Bahkan ketika kita melakukan hormat  bendera pun mereka tidak mau melakukannya karena beranggapan sama dengan menyembah bendera. Artinya, hormat  bendera  itu adalah perilaku syirik atau musyrik.Jika demikian, lalu masih adakah      nilai pentingnya Indonesia bagi kaum tersebut? Betapa  mereka asik dengan pikiran liar mereka sendiri.

Pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang direbut melalui, berbagai perjuangan; pemberontakan, peperangan grilya, peperangan terbuka dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendiri negara kita terdahulu (pahlawan bangsa), tidak dimaksudkan untuk membuat Khilafah Islamiyah. Mereka sadar betul baik dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, Nasionalis dan kelompok lainnya yang ikut berjuang, merebut kemerdekaan, mereka berjuang hanya untuk satu tujuan, yaitu Kemerdekaan Indonesia.

Sejarah panjang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, telah banyak mengorbankan ratusan ribu jiwa, mereka berjuang tanpa pamrih, tanpa embel-embel ingin jadi presiden atau mentri, bahkan tidak terpikirkan untuk jadi bupati sekalipun. Perjuangan mereka semata ditujukan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan yang kejam dan tidak berprikemanusiaan.

Munculnya beberapa aliran seperti, Salafi Wahabi  bukanlah mendamaikan umat Islam justru perpecahan yang terjadi dikalangan umat Islam. Islam melarang melakukan perbuatan kekerasan dan perpecahan, Islam adalah agama yang ramah, santun, yang menjunjung perdamaian, persaudaraan antar sesama. Salafi Wahabi adalah kelompok yang mengusung misi modernisasi agama dan perintisnya adalah Muhammad bin Abdil Wahhab di Nejd. Beliau adalah pengikut madzhab Imam Ahmad, akan tetapi dalam berakidah beliau mengikuti Ibnu Taimiyah.

baca penjelasan selengkapnya….