Beranda

Saatnya generasi muda bicara

3 Komentar


Bismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah, menulis di pagi buta dengan diselingi lantuan lagu sholawat, menambah semangat dan gairah.. melepas penat seminggu UTS yang menyita tenaga dan pikiran, sahabatku,  momentum tahun baru 1 hijriah juga bersinggungan dengan hari sumpah pemuda yang kemaren baru kita peringati  sebagai pemuda apa yang harus kita isi dan lakukan ? sebagai generasi penerus bangsa dan negara kesatuan indonesia yang kita cintai ini ?

Generasi Muda ber Prestasi, yah kata ini sering kita dengar dimana-mana. Kita sering mendengar orang mengatakan “yang muda yang berprestasi” baik di media cetak maupun di televisi dan media2 elektronik lainnya. Kalimat tersebut seakan-akan sudah menjadi hal yang sangat di idam-idamkan bagi para generasi muda sekarang ini kata “yang muda yang berprestasi” dapat diartikan bahwa itu adalah tanggung jawab generasi muda untuk meraih prestasi dalam hal dan bidang apapun dan dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting untuk generasi-generasi penerus bangsa.

Baik-buruknya sebuah bangsa dipengaruhi pada bangunan karakter generasinya. Karakter yang kuat akan menjadikan sebuah bangsa menjadi kuat pula. Karena dengan karakter, kita dapat memberikan ruh pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh siapa pun saja baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi hingga bangsa ini termasuk dalam memberikan arah perjalanan bangsa ke depan. Dengan karakter yang positif, akan dapat mengurangi berbagai perilaku destruktif generasi muda, memberikan arah bagaimana mereka merengkuh masa depan yang cerah. Dengan karakter positif yang kuat, akan dapat membentengi generasi muda dan pelaksana negeri ini dari tindakan-tindakan yang dapat merendahkan martabat bangsa seperti korupsi, dan perilaku manipulatif lainnya.

sebuah kisah tentang remaja-remaja yang luar biasa, dalam buku cita-cita ( the secret and power within) karya m iqbal dawami.

Nama lengkapnya adalah Abdurahman Faiz. Di usia 8 tahun ia sudah menelurkan buku kumpulan puisi berjudul Untuk Bunda dan Dunia (DAR Mizan, Januari 2004) dengan kata pengantar dari Taufik Ismail. Buku tersebut meraih Anugerah Pena 2005 serta Buku Terpuji Adikarya IKAPI 2005. Lalu disusul buku keduanya terbit di tahun yang sama dengan buku pertama. Guru Matahari, juga diterbitkan DAR Mizan, bahkan masuk dalam daftar nomine Khatulistiwa Literary Award 2005. Setelah itu berturut-turut Aku Ini Puisi Cinta, kumpulan esai Permen-Permen Cinta Untukmu, dan yang terbaru Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil yang diterbitkan Lingkar Pena Publishing House, Juli 2007.

baca kisah cahaya hati selengkapnya…

Kenapa kau agungkan facebook dan Twiter ?

16 Komentar


bismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah, Mengapa manusia tidak belajar dari pengalaman pahit orang lain, bahwa ketika ia mengeluh kepada sesamanya, kehinaan yang kemudian ia dapat kelak.

Siapa manusia yang tidak punya sahabat? Siapa manusia yang tidak punya kawan? Hamper rata-rata punya. Kesedihan dan kesepianlah yang ada bila seseorang hidup sendirian tanpa da yang menemani. Tapi bila sahabat yang kita jadikan sahabat, kawan yang kita jadikan kawan, kemudian kelak ada perselisihan sedikit saja dengan kita, maka rahasia barat dan timur segera terbuka. Itu hanya akan terjadi bila kita sering mengadukan maslah kita kepada dia, dan sering mengeluh kesahklan kesusuahan kepadanaya, sebab hal ini ternyata menjadi boomerang buat kita sendiri.

Memang salah satu sifat manusia adalah gatel. Bukan gatel pengen digaruk, tapi gatel untuk berkeluh kesah. Kerjaannya banyak mengeluh, tidak laki-laki tidak perempuan. Dua-duanya senang mengadukan kesulitan hidupnya pada orang lain, andai kita tahu bahayanya tentu kita akan sedikit mengerem kegatelan ini, apalagi mestinya kita tahu bahwa seberapapun hebatnya kita mengeluh, yang menakdirkan bisa menolong hanyalah kehendak Allah, bukan sahabat, bukan saudara kita..

baca selengkapnya..