Beranda

Jangan tertipu dengan “LABEL”

Tinggalkan komentar


pro-vs-anti-bioticsbismillahirahmanirahim

sahabatku semua yang dirahmati Allah. ternyata sadar maupun tidak sadar sering kali  kita mudah sekali dibodoh-bodohin orang dengan sebuah LABEL tertentu, bener kata gusmus di twittwer. “Sering kita TIDAK (bisa) MEMBEDAKAN sesuatu yg BERBEDA dan tidak jarang kita MEMBEDAKAN sesuatu yang (sebenarnya) SAMA”

kenapa bisa begitu ? adakah yang tahu..?

Kita hidup dalam kepungan lembaga-lembaga dan label-label. Lembaga-lembaga merantai kita dalam kotak-kotak dan prosedur-prosedur, sedangkan label-label laksana kaca mata kuda yang menjepit kedua pelipis kita hingga gepeng.

Ketika Ulil (Abshar Abdalla) hendak membentuk JIL (Jaringan Islam Liberal), Gus Dur menasehati,

Pakai label itu lebih banyak rugi ketimbang untung”, kata beliau, “label cenderung mengundang serangan”.

Ulil tetap membentuk JIL. Dan nyaris serta-merta ia menjadi sasaran tembak bagi siapa saja yang mencurigai Yahudi, Israel dan Amerika. Tak seorang pun cukup sabar untuk memperhatikan gagasan-gagasan Ulil beserta argumentasi dan khazanah pengetahuan yang diusungnya. Orang hanya bernafsu mengincar label JIL yang ditempel di jidatnya!

Pada gilirannya, semua yang anti-Yahudi jadi anti-JIL. Kemudian yang tidak setuju dengan pendapat-pendapat Ulil jadi anti-JIL. Bahkan di kalangan NU, “tanah tumpah-darah”-nya Ulil sendiri, berkembang pula gairah anti-JIL, gara-gara Ulil meneriakkan: “Semua agama sama”!

baca cahaya hati selengkapnya….

Waspadalah akan dampak “Perang Pemikiran”

4 Komentar


perang-pemikiranbismillahirahmanirahim,

sahabatku semua yang dirahmati Allah. dunia modern dengan segala kecanggihannya, begitu banyak universitas-universitas ternama melahirkan para pemikir-pemikir yang kritis, para ahli dalam hal tertentu, menciptakan inovasi-inovasi yang bermanfaat, melahirkan teknologi yang luar biasa dan mempunyai pengaruh pada orang-orang disekitarnya. namun sayang beribu sayang, banyak diantara mereka cenderung malah menjauh dari pokok aqidah islamiah.  Fenomena ini dibuktikan dengan banyaknya umat Islam yang secara sedar ataupun tidak mengikuti pemikiran, tingkah laku, dan gaya hidup orang kafir (Barat). Ketidaksedaran muslim terhadap bahaya ini menjadikannya kehilangan identiti dan kepercayaan diri sebagai muslim. Bahkan kebanggaan dengan tingkah laku jahiliyah ini telah dijadikan sebagai budaya.

kenapa bisa begitu ? buktinya apa ?

lihatlah akhlak para generasi muda harapan bangsa saat ini ? para pejabatnya yang korup, para pemimpin yang kurang amanah, para penegak hukum yang pilih kasih, apakah mencerminkan akhlak seorang muslim ? yang berakhalakul karimah ?

coba dijawab ?

Perang pemikiran (Ghazwul fikri) adalah riil dan tengah berlangsung, serta tidak boleh dianggap sederhana.. Era perang modern adalah era perang pemikiran. Perang dalam pengertian bertempur, mengalahkan atau menduduki suatu negeri atau mempertahankan negeri dari serangan musuh mungkin telah berakhir. Bahkan jika terjadi itu bersifat nyata dan terlihat secara pisik. Namun dalam perang pemikiran, maka musuh menjadi samar, tidak terlihat dan sama sekali tidak melahirkan pertumpahan darah dan nyawa. Bahkan dalam perang pemikiran, musuh terburuk bisa menjadi teman yang paling baik.

sebenarnya apa dampak dan tujuan perang pemikiran ?

adakah yang mau menjelaskan ?

sebuah kisah mengawali pembahsan pada artikel ini, semoga dapat diambil manfaatnya….

Dosen: “Saya bingung. Banyak Umat Islam di seluruh dunia lebay”. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al- Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok. Yang Qurannya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan.”

baca cahaya hati selengkapnya…