Saat musim salju, abu nawas mengobrol dengan teman-temanya dikedai kopi, abu nawas sesumbar dengan mengatakan cuaca saat itu tidak terlampau dingin, Bahkan dia berani bertaruh sanggup bertahan tanpa pemanas.

“Kami memegang kata-katamu Abu nawas,jika malam ini engkau sanggup bertahan dialun-alun hingga pagi hari tanpa menggunakan alat pemanas, kami akan membelikan makanan lezat untukmu, tapi sebaliknya, Jika gagal, engkau harus menjamu kami semua,”kata seorang pemuda”

“Baiklah,Aku terima taruhan ini,”jawab Abu nawas yakin”

malam itu, Abu nawas berdiri dialun-alun desa tanpa jaket sama sekali, Meskipun cuaca sangat dingin. dan ia mampu bertahan hingga pagi,”Aku berhasil memenangkan taruhan” teriak Abu nawas dalam hati,

Keesokan harinya, dia mengunjungi teman-temanya dikeai kopi dan mengatakn bahwa mereka harus menunaikan janjinya, Tetapi saat tiba di kedai kopi,ia disambut dengan teriakan oleh kawan-kawanya,

Engkau kalah, Abu nawas, semalam sebelum tidur aku melihat nyala lilin sekitar 30 meter dari tempatmu berdiri, Panas lilin btersebut tentu saja dapat menghangatkantubuhmu,” kata salah seseorang.

“lucu sekali, bagemana bisa lilin dibelakang jendela menganagtkan orang dari jarak 30 meter,” sanggah abu nawas. Akhirnya mereka berdebat, Abu nawas terdesk dan tak bisa membantah. Ia dinyatkan kallah taruhan, dan harus menyiapkan hidangan mkan mlam dan ia harus menyiapkan semuanya.

malam harinya mereka semua datang kerumah abu nawas, sambil menunggu hidangan tersedia, mereka tertawa dan bercanda menceritakan kisah-kisah lucu. Sudah lama mereka menunggu, tetapi makan malam belum juga siap.

Melihat kegelisahan sahabat-sahabatnya, Abu nawas mencoba menghibur dan mengatakan bahwa makanan akan siap sebentar lagi. Lalu ia meninggalkan ruangan untuk menyiapkan makanan,

setelah lama dinanti, Abu nawas tak muncul juga, dan makanan belum tersedia, padahal perut mereka sudah sangat lapar. karena tidak sabar, mereka memasuki dapur untuk melihat apakah ada makanan didalam. didapur mereka melihat pemandangan yang luar biasa yang sulit dipercaya. Abu nawas berdiri didekat panci besar yang diikatkan di genting rumah dan dibawahnya terdapat cahaya lilin.

“Sabar sebentar sahabat-sahabatku. Makanan akan siap segera. Kalian liat sendiri aku sedang memasak makanan,”ujar Abu nawas.

“apakah engkau sudah gila Abu nawas? Bagaimana mungkin masakan itu dapat masak dengan api sedemikian kecil sedangkan pancinya besar dan jauh dari api?”

“Dalam urusan memasak engkau memang pintar kawan, jika lilin dibelakang yang berjarak 30 meter ja dapat menghangatkan tubuh, maka pastilah api yang sama dapat mendidihkan air yang aku masak ini.

kawan-kawanya…dlm hati malu